4 Hari di Pelabuhan Labuhanhaji, puluhan penumpang mulai flu & batuk
Kapal yang ditumpangi para penumpang itu tertahan di Pelabuhan Labuhanhaji selama empat hari karena cuaca buruk.
Puluhan penumpang tujuan Pulau Simeulue yang menumpuk di Pelabuhan Labuhanhaji, Kabupaten Aceh Selatan, sejak empat hari lalu, mulai diserang penyakit. Bahkan satu penumpang di antaranya terpaksa harus dirujuk ke Puskesmas.
Kepala Kesehatan Pelabuhan Labuhanhaji, Bahktiar membenarkan puluhan penumpang itu terserang penyakit. Menurut Bahktiar, bahwa dari 300 lebih penumpang tujuan Pulau Simeulue, puluhan di antaranya telah mulai diserang penyakit.
Dia mengatakan, berdasarkan hasil diagnosa pihaknya mayoritas penumpang yang terserang penyakit tersebut umumnya hanya gejala flu dan batuk serta demam ringan. Sehingga mereka cukup ditangani dengan cara dibagikan obat-obatan.
"Hanya satu orang penumpang yang terpaksa harus dirujuk ke Puskesmas karena kondisi fisiknya sudah menurun pasca diserang demam tinggi. Hasil diagnosa sementara penumpang tersebut ada gejala penyakit tipes," ujar dia saat dihubungi dari Tapaktuan, Rabu (20/7).
Menurut dia, sejak awal kondisi fisik penumpang tersebut memang telah sakit. Ditambah lagi kondisi cuaca hujan lebat disertai angin kencang serta sudah mencapai empat hari empat malam tertahan di pelabuhan karena Kapal Feri tidak bisa berangkat.
Dia memastikan bahwa petugas kesehatan pelabuhan terus memantau dan melakukan pengecekan kesehatan para penumpang secara berkelanjutan sejak terjadi pembatalan keberangkatan Kapal Feri tujuan Pulau Simeulue karena sedang dilanda cuaca ekstrem.
Ali Zamzami, salah seorang warga Labuhanhaji mengatakan, pasca pembatalan keberangkatan Kapal Feri tujuan Pulau Simeulue sejak Senin (18/7) malam karena cuaca buruk. Selain diserang penyakit, para penumpang juga ratusan penumpang terancam kelaparan karena tidak sanggup lagi memenuhi kebutuhan biaya selama berada di pelabuhan.
Menurut dia, jika para penumpang tersebut terus bertahan di tempat penampungan sementara Pelabuhan Labuhanhaji dengan ketersediaan tempat penginapan seadanya. Sehingga dikhawatirkan akan terus bertambah para penumpang diserang penyakit.
"Para penumpang sudah kewalahan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari karena pembatalan keberangkatan kapal sudah berlangsung selama empat hari. Kami mengharapkan kepada Pemkab Aceh Selatan segera memberikan perhatian serius terhadap para penumpang yang terlantar tersebut dengan menyediakan tempat tinggal yang layak serta suplai makanan dan minuman," pinta Ali Zamzami.
Selain penumpang, sambung Ali Zamzami, para sopir mobil angkutan barang juga mengeluhkan kondisi tersebut karena bahan sembako yang diangkut bakal terancam membusuk.
"Jika kondisi ini terus berlanjut beberapa hari ke depan, maka pasokan sembako untuk masyarakat Pulau Simeulue juga bakal terancam," katanya.
Kepala UPTD Pelabuhan Penyeberangan Labuhanhaji, Yulmahendra menyebutkan, akibat cuaca buruk yang sedang melanda perairan laut Aceh Selatan pihak ASDP memutuskan untuk membatalkan keberangkatan Kapal Feri KM Labuhanhaji sejak Senin lalu.
"Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh pihak BMKG tinggi gelombang laut di perairan Aceh Selatan mencapai 5 hingga 6 meter, kondisi itu sangat berbahaya terhadap pelayaran kapal," tegasnya.
Dia menyebutkan, dalam rentang waktu sejak Senin hingga Rabu (18-20/7) jumlah penumpang yang mengantre di Pelabuhan Labuhanhaji tujuan Pulau Simeulue mencapai 300 orang.
Dari 300 orang tersebut sekitar 100 orang di antaranya memilih tinggal di tempat penampungan pelabuhan. Sedangkan 200 orang lagi memilih tinggal di beberapa tempat di sekitar wilayah Labuhanhaji serta Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Disamping itu, sambung dia, dampak dari pembatalan keberangkatan Kapal Feri tersebut juga mengakibatkan sebanyak 150 unit lebih kendaraan doa dua serta 40 unit kendaraan roda empat yang terdiri dari mobil pribadi dan mobil angkutan barang menumpuk di lokasi pelabuhan.
Menurut dia, pembatalan keberangkatan Kapal Feri tersebut tidak hanya terjadi di Pelabuhan Labuhanhaji, tapi juga terjadi di Pelabuhan Sinabang, Pulau Simeulue serta Pelabuhan Singkil karena cuaca buruk.
"Kami bersama pihak ASDP telah menjadwalkan ulang keberangkatan Kapal Feri tujuan Pulau Simeulue pada Kamis dan Jumat (21-22/7) malam untuk mengangkut para penumpang dan kendaraan secara bertahap karena tidak mungkin lagi diangkut secara sekaligus dalam satu kali pelayaran," ujar dia, seperti diberitakan Antara.
Namun langkah itu baru akan dilakukan jika kondisi cuaca sudah membaik. "Jika kondisi cuaca masih tidak memungkinkan maka demi keselamatan penumpang pihak ASDP tetap membatalkannya," tandasnya.
Baca juga:
Ikuti arahan Kemenhub, ASDP tingkatkan kapasitas Pelabuhan Padangbai
Menteri Jonan ungkap swasta tak tertarik garap proyek pelabuhan
Tanjung Priok buka rute pelayaran ke Pelabuhan Panjang
Penumpang di 3 pelabuhan ini meroket di H-12 Lebaran
Di Batam, Menhub Jonan dapati terminal pelabuhan bak gudang
Cegah antrean panjang di pelabuhan, ASDP siapkan mobile e-ticketing
Ini penyebab banyaknya kontainer menumpuk di pelabuhan Indonesia
-
Kapan Festival Tabot dilakukan? Acara ini akan dilaksanakan setiap tahun baru 1 sampai 10 Muharram pada kalender Islam.
-
Kapan Festival Tembakau Madura diadakan? Festival Tembakau Nusantara akan diselenggarakan pada 29-30 September 2023.
-
Dimana Festival Tabot diselenggarakan? Pesta budaya Bengkulu yang diselenggarakan rutin setiap bulan Muharram ini menjadi salah satu potensi destinasi wisata religi yang paling dinanti.
-
Kenapa Festival Tembakau Madura diadakan? Festival Tembakau Madura diinisiasi dan dikerjakan oleh masyarakat Desa Lebeng Timur yang berprofesi sebagai petani tembakau.Festival ini jadi bentuk ungkapan rasa syukur petani atas hasil bumi berupa tembakau.
-
Apa yang dirayakan dalam Festival Tabot? Festival Tabot yang digelar setiap 1 sampai 10 Muharram pada kalender Islam ini bukan hanya sekedar acara biasa. Acara ini merupakan rekreasi atau memperingati peristiwa tragis yang dialami oleh Cucu Nabi Muhammad bernama Hasan Hussein.
-
Kapan Festival Sekerat dilaksanakan? “Kita ingin Festival Sekerat ini menjadi agenda rutin yang akan dilaksanakan setiap tahun. Tentu saja dari tahun ke tahun akan semakin meriah,” kata Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman.