4 Kisah kejebak bayar mahal di warung makan
Terungkap kasus ini bukan perkara baru. Banyak penjual cari untung tak halal dengan memeras yang makan.
Seorang pengguna Facebook mengunggah sebuah bon atau kwitansi pembayaran makanan yang diakuinya berada di sebuah restoran di Anyer. Di kuitansi tersebut ada tujuh menu makanan dan minuman yang dipesan. Namun, harga tiap makanan terbilang mahal.
Dua ikan bakar dihargai Rp 400 ribu, 1 cumi saos tiram Rp 180 ribu, 3 cah kangkung Rp 200 ribu, 1 baso sapi Rp 20 ribu, 2 nasi putih Rp 90 ribu, 2 lalap+sambal Rp 30 ribu, dan 1 es teh manis Rp 80 ribu. Jumlah total yang harus dibayar oleh pemesan adalah Rp 1 juta.
"Hati-hati makan di "rumah makan" sekitaran pantai anyer. Baru kali ini makan sampai sejuta. Mending eksklusif, kaya warung pecel ayam. Bakso semangkok harganya ckckckckckck. Bakso kecil-kecil gitu aja," demikian tulis pemilik akun Facebook bernama Dewi Kabisat Andriyani di bawah unggahan kuitansi seperti dikutip merdeka.com, Jumat (5/9).
Pengakuan Dewi membuat heboh. Terungkap kasus ini bukan perkara baru. Sejumlah korban yang kena getok menceritakan kisahnya.
Menanggapi hal tersebut ketua Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI) Kabupaten Serang Hardomo pun angkat bicara. Menurutnya, hal tersebut merupakan lagu lama yang kerap menimpa wisatawan di sejumlah area wisata di Anyer.
Hardomo mengungkapkan pihaknya beberapa tahun lalu juga menerima laporan dari wisatawan yang merasa terjebak saat makan di rumah makan di wilayah Anyer dan sekitarnya. Dia telah melakukan sosialisasi kepada pedagang dan memberi masukkan kepada dinas terkait untuk membuat peraturan agar rumah makan mencantumkan daftar menu serta harga.
"Lagu lama itu, pasti di daerah Karang Bolong. kita sudah beri masukan ke Dinas terkait untuk membuat peraturan agar rumah makan mencantumkan menu beserta harga," ujarnya.
Berikut kisah-kisah lain mereka yang kena getok saat makan. Tak cuma di Anyer, kisah ini terjadi di tempat lain:
-
Mengapa Pantai Anyer menjadi destinasi wisata yang ramai? Saat ini, pantai-pantai di Kawasan Anyer menjadi salah satu komoditas pariwisata utama yang menopang perekonomian masyarakat Anyer dan sekitarnya.
-
Kenapa Pantai Anyer menjadi populer? Keindahan alamnya yang menakjubkan dan warisan sejarah yang terus dijaga membuat Pantai Anyer menjadi tempat yang penuh makna bagi warga lokal maupun pengunjung dari luar daerah.
-
Di mana letak Pantai Anyer? Pantai Anyer terletak di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Indonesia, di pesisir barat laut Pulau Jawa.
-
Kapan Masjid Al Anwar Angke dibangun? Masjid kuno Al Anwar tahun ini genap berusia 263 tahun. Banyak kisah menarik di balik keberadaannya yang masih kokoh berdiri hingga sekarang.
-
Apa keunikan Pantai Anyer? Anyer terkenal dengan salah satu jalan bersejarahnya, yaitu jalan Anyer hingga Panarukan. Jalan ini membentang dari ujung barat sampai ujung timur Jawa yang dibangun pada saat pemerintahan kolonial Belanda. Selain jalan ini, Anyer juga terkenal dengan keberadaan pantai-pantainya yang indah nan eksotis.
-
Apa yang menjadikan Pantai Anyer sebagai destinasi wisata yang menawan? Pantai Anyer adalah sebuah destinasi wisata yang memikat, terletak di pesisir barat Provinsi Banten, Indonesia. Dengan pasir putih yang lembut, ombak yang memikat, dan panorama alam yang menakjubkan, Pantai Anyer menawarkan pengalaman liburan yang tak terlupakan bagi para pengunjungnya.
Makan di Karang Bolong kena Rp 515.000
Kasus rumah makan di Anyer getok harga seenaknya, bukan pertama kali terjadi. Beberapa orang pernah mengaku jadi korban.
Di forum Kaskus, member dengan id chapunkj menceritakan pengalamannya makan di Pantai Karang Bolong, Anyer, 1 Maret 2014 lalu. Dia kena getok Rp 515.000.
1 Porsi Ikan bakar : 180.000
1 porsi Cumi Saos Tiram : 200.000
1 bakul nasi : 40.000
4 kelapa muda : 80.000
1 piring lalapan : 15.000
total : Rp 515.000
Chapunkj sempat tak percaya dengan harganya. Dia menanyakan ulang pada ibu pemilik warung. Si ibu tersebut mengaku harga bahan baku ikan dan udang sedang mahal.
Kena getok di Malioboro
Di kawasan wisata Malioboro era 2000-an, dulu lesehan-lesehannya juga terkenal mahal harganya.
Lesehan-lesehan itu berjajar rapi di sepanjang pinggir Jalan Malioboro, tepatnya di bagian timur jalan. Biasanya lesehan itu mulai buka menjelang maghrib hingga pukul 03.00 WIB. Menunya pun bervariasi, dari Gudeg, Burung Dara, Ayam Goreng, Lele, Tempe-Tahu, hingga ada pula beragam menu seafood.
"Pokoknya dulu saya pernah makan pakai kerang, burung dara, abisnya bisa sampai Rp 200.000, padahal itu sekitar lima tahunan lalu (2008-2009), kapok," kata Aan, salah seorang pria yang pernah menghabiskan waktu kuliahnya di Yogyakarta, Jumat (5/9).
Harga-harga makanan yang selangit itu diduga karena banyaknya turis lokal maupun mancanegara berwisata di kawasan Malioboro. Namun tetap saja banyak orang yang pernah merasa dongkol karena harga di lesehan Malioboro sangat tinggi.
Padahal kawasan-kawasan lain di Yogyakarta terkenal dengan harga murah kulinernya.
Makan sop kaki Rp 130.000
Sebelum Stasiun Sudirman diperluas, dulu ada Warung Sop Kaki yang terkenal di Jalan Blora, Jakarta Pusat. Bukan karena enak, tapi suka getok pelanggan seenaknya.
Didik menceritakan pengalamannya beberapa tahun lalu. Makan satu porsi sop kaki bisa kena hajar Rp 130.000.
"Harganya nggak masuk akal. Masak sop kaki pinggir jalan lebih dari Rp 100.000. Harusnya cuma Rp 30.000," kata Didik saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (5/9).
Warung makan itu selalu sepi. Tapi ada saja yang terjebak makan di sana.
"Teman saya pernah kena getok harga juga. Dia bayar setengah, lalu dia tantang yang punya warung. Ayo kalau mau berantem! Tapi si pemilik warung diam saja," kenang Didik.
Kini Warung tersebut sudah tak ada lagi karena digusur PT KA. Pindah entah kemana.
Makan di Anyer habis Rp 700.000
Masih soal kena getok makan di Anyer. Rudi mengaku habis Rp 700.000 saat makan berlima bersama temannya.
Dia sudah merasa aneh saat pemilik warung menanyakan mobilnya parkir di mana. Ternyata memang pemilik warung pilih-pilih.
"Kena getok, udang Rp 200.000. Ikan sekitar Rp 180.000, nasi Rp 45.000. Gila pokoknya! Saya sobek-sobek itu kuitansi di depan yang punya warung," kata Rudi.
Pengalaman tak mengenakan juga diceritakan Dimas. Dia sudah beli ikan dan udang di pasar ikan lalu minta dimasak di warung. Sepakat harganya Rp 150.000.
Tahunya ikan dan udang yang dihidangkan cuma setengah. Setengah lagi raib disikat pemilik warung.
"Alasan dia, udang kalau diolah memang jadi lebih sedikit. Dasar penipu," sungut Dimas.