4 Mahasiswi Unsoed bikin alat identifikasi keaslian obat kuat
Alat yang tergolong murah ini bisa menjadi alternatif tes keaslian pil biru.
Menjamurnya penjualan obat kuat secara bebas di pasaran hingga pinggir jalan menjadi keresahan bagi masyarakat yang membutuhkan. Persoalan keaslian atau tidak dari obat kuat tersebut, kemudian membuat beberapa mahasiswa Farmasi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) untuk membuat alat identifikasi keaslian obat kuat.
Adalah Nabila Fasya, Eva Karyati, Diani Sri Agustine dan Yesi Gladiani Sutrisno yang kemudian mencoba berinovasi membuat alat penguji keaslian obat kuat tersebut. Menurut Yesi, selama ini kecurigaan obat kuat yang dijual bebas menjadi persoalan. Lantaran selama ini, obat kuat dikenal karena bisa membangkitkan vitalitas dan dijual dengan harga yang mahal.
"Karena itu, kami menilai maraknya penjualan obat kuat di pasaran perlu diperiksa dulu dan dipastikan keasliannya. Tetapi persoalan pengetesan obat kuat juga menimbulkan masalah, karena selama ini alatnya hanya dimiliki instansi kesehatan, serta pemerintah. Bahkan, butuh waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasilnya, dan lagipula tidak semua orang bisa mengerti hasil pengetesannya," ujar Yesi.
Persoalan inilah yang kemudian diniatkan Yesi bersama teman-temannya untuk membuat alat penguji tersebut dengan bahan yang mudah dan murah, serta bisa diketahui masyarakat awam. Dia mengemukakan, cara kerjanya cukup sederhana. Alat yang disebut Tesifil, yang merupakan akronim tes strip sildenafil (obat kuat), memiliki empat reagen atau pereaksi kimia yang spesifik dan terimobilisasi dengan membran.
"Kemudian reagen-reagen spesifik tersebut membentuk interaksi secara spesifik dengan gugus-gugus fungsi yang terdapat dalam senyawa sildenafil. Dari situ, nanti kita bisa melihat hasilnya dalam bentuk perubahan warna, antara sebelum dan sesudah pengetesan. Jika ada perubahan warna yang sesuai dengan standar ditempelkan dalam kemasan, bisa dikatakan obat kuatnya asli," ujarnya.
Lebih detail, dijelaskan alat deteksi tesifil tersebut seperti tes strip kehamilan. Yakni, tesifil cukup dicelupkan dalam larutan tablet pil biru yang telah digerus dan dilarutkan dalam air. "Waktu respons dari tes strip didapatkan hasil, dalam bentuk respons perubahan warna dalam waktu lima detik setelah dicelupkan dalam larutan sampel yang mengandung sildenafil sitrat," sambung Nabila.
Nabila berharap, dengan adanya tesifil, bisa membantu masyarakat agar bisa mendeteksi obat kuat yang asli atau palsu di pasaran dengan harga yang murah dan cepat. Ditambahkan, pembimbing tim Pimnas Farmasi Unsoed, Hendri Wasito, dibutuhkan waktu yang cukup panjang untuk menghasilkan penelitian tersebut.
"Proses pengembangan cukup lama, karena dimulai dari penggalian ide hingga beberapa tahap selanjutnya. Namun yang paling sulit bagi mereka adalah menemukan reagen apa yang paling cocok. Kita sampai butuh 20 reagen dan dari 20 reagen, hanya empat yang positif. Kemudian dari empat reagen tersebut dioptimasi lagi dan diimobilisasi lagi hingga mendapat hasil yang paling cocok," tambahnya.
Inovasi tesifil ini mendapat apresiasi besar dalam Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) 2016 di Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Hasil penelitian empat mahasiswa Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Unsoed ini berhasil meraih perak dalam ajang bergengsi mahasiswa tingkat nasional dalam kategori presentasi poster penelitian eksata.