4 Terduga Teroris di Bekasi Ditangkap Densus 88
Densus 88 Antiteror menangkap empat terduga teroris di wilayah Bekasi, Jawa Barat, Minggu (4/10). Keempatnya diduga memiliki jaringan dengan kelompok ISIS.
Densus 88 Antiteror menangkap empat terduga teroris di wilayah Bekasi, Jawa Barat, Minggu (4/10). Keempatnya diduga memiliki jaringan dengan kelompok ISIS. Tiga terduga ditangkap di Kota Bekasi, yakni Muhammad Tsabat Abdullah (27) di Perumnas III, Bekasi Timur, Nur Muhammad Maulidi Kusnanto (38) di Perumahan Mutiara Gading, Mustikajaya, dan Irfan Gunawan (46) di Perumahan Pondok Timur, Bekasi Timur. Sedangkan Muhammad Nasir (46) ditangkap di Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi.
"Ada empat orang yang diamankan," kata Kasubag Humas Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Erna Ruswing Andari, Senin (5/10). Dikutip dari Liputan6.com.
-
Apa yang terjadi di gudang peluru di Bekasi? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
-
Kapan kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Warga Bekasi digegerkan temuan kerangka manusia di sebuah lahan kosong. Polisi pun melakukan penyelidikan.
-
Dimana kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Kenapa Ngarak Panganten dilakukan di Bekasi? Tradisi Ngarak Panganten sendiri memiliki maksud yang baik bagi kedua pengantin, yakni mengenalkan pernikahan mereka sehingga tidak timbul fitnah.Ini sekaligus untuk menjunjung budaya lokal Betawi yang kental dan agamis.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
Seluruh terduga teroris memiliki peran masing-masing. Muhammad Nasir diduga turut membantu menyembunyikan Muhammad Tsabat Abdullah. Ia juga pernah mengikuti pelatihan kelompok Adira angkatan pertama pada 2012.
Muhammad Tsabat Abdullah diduga merupakan peserta sasana Jamaah Islamiyah (JI) gelombang kedua, dan sempat berangkat ke Suriah pada gelombang keenam.
Terduga Nur Muhammad Maulidi Kusnanto diduga tim pelayanan Bithonah, yang ikut membantu menyembunyikan Muhammad Tsabat Abdullah.
Pada 2013, terduga pernah menyerahkan lima pucuk senjata api laras panjang kepada anggotanya di Jakarta dan Lampung. Ia juga sempat mengikuti pelatihan bongkar pasang senjata M-16 di Cawas, Klaten, pada 2014.
Sementara Irfan Gunawan diduga menjabat sebagai Qoid Tholiah Qodimah Barat bidang Tajhiz/Bithonah. Ia juga panitia pengiriman ikhwan ke Ambon saat kerusuhan 2005 dan menjadi anggota syariyah Abu Dujana JI tahun 2005/2006.
Terduga pernah datang ke pertemuan Situ Gintung Narasumber Markaz, untuk memberi motivasi agar istiqomah pascapenangkapan Amir JI.
Polisi juga menyita sejumlah barang bukti dari kediaman seluruh terduga teroris, di antaranya sepeda motor, KTP, handphone, kartu ATM, uang tunai, laptop, drone, buku jihad, busur dan anak panah, kunai, celurit, golok, pisau, dan senjata replika.
(mdk/cob)