5 Cerita tragis anak SD tewas dipukuli karena pisang Rp 1.000
Akibat pemukulan ini bocah berusia 11 tahun ini meregang nyawa di rumahnya.
Kekerasan tidak pernah pandang usia. Baru-baru ini Renggo Khadafi, siswa kelas V SDN 09 Kampung Makasar, Jakarta Timur, dipukuli kakak kelasnya Senin (30/4). Kejadian itu terjadi saat jam istirahat di sekolahnya atau sekitar jam 09.00 WIB.
Akibat kejadian itu, bocah berusia 11 tahun ini meregang nyawa di rumahnya. Ibu angkat Renggo, Dewi Anggraeni, menjelaskan akibatnya pembuluh darah di kepala Renggo pecah hingga membuat anaknya meninggal dunia. Dalam kejadian itu, satu anak merupakan pelaku utama sedangkan dua orang lainnya hanya membantu. Berikut adalah 5 kisah tragis anak SD tewas dipukuli seniornya.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Di mana Sekolah Gendhis? Sekolah Gendhis berada di Magelang, Jawa Tengah.
-
Apa bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan di sekolah? Korban diduga telah melakukan pelecehan terhadap para siswi di sekolah.
-
Kenapa ucapan kelulusan sekolah dianggap penting? Ucapan tersebut juga menjadi penyemangat untuk membantu mereka ketika mereka memulai tahap kehidupan selanjutnya.
-
Kapan kaki seribu sering terlambat sekolah? Soalnya kakinya banyak, jadinya kalau pakai sepatu kelamaan.
Gara-gara pisang Rp 1.000
Pelaku sekaligus senior Renggo, SY mengungkapkan kronologi peristiwa penganiayaan pada Senin kemarin. "Pada Senin (30/4) kemarin, makan pisang goreng tapi kesenggol sama dia (korban," kata dia pelan.
Saat ditanyai oleh Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, IIs Istaryatiningtyas, pelaku juga mengatakan, tidak mengira bahwa tindakannya yang memukuli korban bisa berujung fatal.
Ibu angkat Renggo, Dewi Anggraeni mengaku heran dengan tindakan sadis para kakak kelas di SDN 09 Kampung Makasar, Jakarta Timur. Padahal usai menjatuhkan pisang Renggo meminta maaf dan mau menggantinya.
"Maaf ya kak nanti saya ganti," kata dia sambil menirukan kata-kata Renggo. Namun bukannya memaafkan justru kemana pun Renggo pergi diikuti oleh para seniornya tersebut.
Renggo akhirnya dipukuli di ruang kelas gara-gara masalah sepele tersebut. Kejadian itu terjadi saat jam istirahat di sekolahnya atau sekitar jam 09.00 WIB.
"Semuanya gara-gara peristiwa itu," kata Dewi.
Renggo dipukuli sampai muntah darah
Gara-gara menjatuhkan jajanan pisang goreng seharga Rp 1.000, Renggo Khadafi, siswa kelas V SDN 09 Kampung Makasar, Jakarta Timur, dipukuli kakak kelasnya saat jam istirahat, Senin (30/4). Akibat kejadian itu, bocah berusia 11 tahun ini meregang nyawa di rumahnya.
Yessi Pupitadewi, kakak kandung Renggo, mengaku kecewa dengan tindakan ini. Yessi mengatakan, karena dianiaya jantung Renggo mengalami pendarahan, pembuluh darahnya pecah hingga akhirnya muntah darah.
Ibu angkat Renggo, Dewi Anggraeni, menyebut, anaknya merasa pusing-pusing dan tidak enak badan setelah dianiaya kakak kelasnya.
"Saat hari Senin, dia belum dibawa ke dokter, baru hari Selasa Renggo izin tidak masuk. Dan saat Rabu dia izin lagi enggak masuk sekolah. Nah ketika Kamis pagi, dia panas tinggi dan dibawa ke dokter, di situ lah ketahuan karena ada banyak memar," kata Dewi.
Menurut Dewi, ketika dibawa ke dokter perut korban terlihat biru-biru memar. Pada bagian punggung dan pantat juga tampak memar.
Senior yang aniaya Renggo jago karate
Ulah sadis tiga siswa SDN 09 Makasar Jakarta Timur menganiaya Renggo Kadapi hingga tewas menyisakan duka mendalam bagi keluarga. Dalam kejadian itu, satu anak merupakan pelaku utama sedangkan dua orang lainnya hanya membantu.
Peristiwa penganiayaan ini bermula saat jam istirahat tiba, pelaku SY salah satu kakak kelas korban tidak terima saat Renggo menyenggol jajanan pisang goreng miliknya sampai terjatuh. Saat itu, pelaku membuntuti korban sampai ke kelasnya, habis itu dipukuli.
Irma, kerabat dekat yang tak lain merupakan tante Renggo mengungkapkan SY siswa kelas VI SDN 09 Makasar Jakarta Timur yang menjadi pelaku penganiayaan merupakan anak yang 'doyan' latihan karate. Selain itu, SY merupakan anak dari seorang satpam di sebuah kantor swasta.
"Bapaknya si anak yang mukulin keponakan saya itu kerjanya jadi satpam. Kalau SY sendiri suka latihan karate," kata dia, Minggu (4/5).
Sementara itu, pelaku SY mengungkapkan kronologi peristiwa penganiayaan pada Senin kemarin. "Pada Senin (30/4) kemarin, makan pisang goreng tapi kesenggol sama dia (korban," kata dia pelan.
Renggo terkenal lucu dan suka bercanda
Handika Putra Nugraha (15), sahabat Renggo mengaku tidak percaya saat mengetahui kabar meninggal temannya. Terlebih lagi, Renggo meninggal lantaran dianiaya teman sekolahnya sendiri.
"Saya dapat kabar tadi pagi. Masak sih Renggo meninggal. Saya kok enggak percaya gitu," katanya.
Bocah yang akrab disapa Dika ini mengatakan, Renggo adalah teman sepermainannya sejak lama. Biasanya, keduanya sering bermain internet di Warnet.
"Selain itu saya juga suka main bola dan petak umpet sama dia. Dia juga enggak nakal kok. Malahan dia itu lucu karena tubuhnya gemuk. Jadi saya sempat tidak percaya kalau Renggo meninggal dunia," terang Dika.
Dika menjelaskan, setiap kali bermain Renggo suka bercanda. Meski terkadang usil, namun bagi dirinya Renggo adalah teman yang baik. Maka dari itu, meninggalnya Renggo akibat dipukuli teman sekolahnya seolah membuat dia tidak percaya.
"Saya masih enggak percaya Renggo meninggal. Masih anak kecil kan soalnya," kata Dika.
Setahu dia, teman bermain Renggo jumlahnya cukup banyak dan kebanyakan mereka sering bermain di sekitar empang dekat Kampung Baru. Renggo juga gemar bermain layangan maupun berlarian dengan teman-temannya. Dia mengaku sejak lama menjadi teman bermain Renggo ketika masih sama-sama sekolah di SDN 09 Makasar.
"Sampai saya sekarang pindah rumah ke Jatiwaringin Halim, juga masih sering datang ke sini untuk bermain sama dia," kata Dika.
Pelaku melayat setelah korban meninggal dunia
SY, penganiaya siswa SD bernama Renggo Kadapi datang ke rumah korban di Kampung Baru 1 Halim RT 05/RW 05, Jakarta Timur untuk melayat. Namun, pelaku takut masuk ke rumah Renggo.
Keberadaan pelaku yang hanya berani datang sampai jalan masuk rumah Renggo ini pun menarik perhatian warga setempat.
"Itu tuh, anaknya yang mukulin Renggo. Dia cuma berani di luar enggak berani masuk ke sini," kata Sumarno, seorang tetangga Renggo sembari menunjuk jembatan kecil menuju jalan rumah Renggo, pada Minggu (4/5).
Melihat hal itu, sejumlah warga lainnya menduga pelaku yang masih bocah pasti syok saat mengetahui korbannya meninggal dunia gara-gara ulahnya. "Lha itu anaknya yang mukulin Renggo," kata warga lainnya yang enggan disebutkan namanya.
Meski demikian, pelaku SY pun akhirnya memberanikan masuk ke dalam rumah dengan ditemani kedua orang tuanya untuk melayat Renggo.