5 Pasukan elite dunia dengan latihan paling berat di dunia
Latihan mereka sangat keras hingga disebut seperti neraka.
Mereka adalah orang-orang yang terpilih dari pasukan reguler. Berbagai latihan berat dijalani untuk menjadi prajurit yang tangguh, dan tak pernah gentar saat menjalani pertempuran.
Untuk mendapat ketangguhan itu, para prajurit ini harus menjalani pelbagai latihan yang sangat berat, bahkan hingga batas kemampuan mereka. Selain fisik, setiap kandidat juga wajib memiliki kecerdasan tinggi untuk mengendalikan sebuah pertempuran.
Lewat kemampuan itu, mereka yang terpilih diharapkan bisa mengubah jalannya sebuah pertempuran. Mulai dari melakukan infiltrasi, sabotase maupun operasi-operasi lain yang nyaris mustahil dilaksanakan.
Di era modern, mereka tak hanya cuma diperuntukkan dalam peperangan, tapi juga keamanan dalam negeri dari ancaman terorisme. Alhasil, kemampuan pun ditambah dengan pelatihan counter-terrorism.
Mau tahu latihan seperti apa yang mereka jalani, berikut ceritanya:
-
Apa yang menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD? Soegito lulus Akademi Militer dan bergabung dengan Korps Baret Merah yang saat itu bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Pasukan elite ini menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD. Berbagai penugasan tempur pernah dijalani oleh Soegito. Termasuk terjun ke Dili saat Indonesia menyerbu Timor Timur.
-
Apa yang dilakukan oleh pasukan elite TNI di kapal selam? Satuan elite kapal selam Angkatan Laut Republik Indonesia pernah mendapat tugas khusus dari Presiden. Mereka harus menyelundupkan senjata untuk membantu Bangsa Aljazair yang berjuang demi kemerdekaannya.
-
Bagaimana pasukan elite Kolone Macan dilatih? Pasukan Pembunuh Berdarah Dingin Christoffel melatih pasukannya di Tangsi Cimahi.
-
Kapan HUT Korps Marinir TNI AL diperingati? Setiap tanggal 15 November diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Korps Marinir TNI AL.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kapan Alun-alun Pataraksa diresmikan? Pemerintah Kabupaten Cirebon meresmikan Alun-alun Pataraksa pada 10 November 2023.
Kopassus (TNI AD)
Komando Pasukan Khusus TNI AD atau Kopassus dikenal sebagai salah satu pasukan khusus terbaik di dunia. Tidak bisa sembarangan untuk mendapatkan baret merah dan brevet komando kebanggaan korps tersebut. Para prajurit harus melewati pelatihan khusus yang nyaris melewati kemampuan batas manusia.
Tahapan pertama yang harus dilalui adalah Tahap Basis, yaitu pemusatan pelatihan di Pusat Pendidikan Pelatihan Khusus, Batujajar, Bandung. Di sini para calon prajurit komando dilatih keterampilan dasar seperti menembak, teknik dan taktik tempur, operasi raid, perebutan cepat, serangan unit komando, navigasi darat dan berbagai keterampilan lain.
Selesai latihan basis, dilanjutkan dengan Tahap Hutan Gunung yang diadakan di Citatah, Bandung. Di sini para calon prajurit komando berlatih untuk menjadi pendaki serbu, penjejakan, anti penjejakan, survival di tengah hutan.
Dalam Pelatihan Survival para calon Prajurit komando harus bisa hidup di hutan dengan makanan alami yang tersedia di hutan. Dengan latihan ini Para Prajurit Komando harus bisa membedakan tumbuhan yang beracun dan dapat dimakan, dan juga mampu berburu binatang liar untuk mempertahankan hidup.
Tahap latihan hutan gunung diakhiri dengan long march dari Situ Lembang ke Cilacap dengan membawa amunisi, tambang peluncur, senjata dan perlengkapan perorangan.
Latihan terberat sudah menanti saat sampai di Cilacap. Ini adalah latihan tahap ketiga yang disebut latihan Tahap Rawa Laut, calon prajurit komando berinfliltrasi melalui rawa laut.
Di sini materi Latihan meliputi navigasi Laut, Survival laut, Pelolosan, Renang ponco dan pendaratan menggunakan perahu karet. Para calon prajurit komando harus mampu berenang melintasi selat dari Cilacap ke Nusakambangan.
Dalam latihan itu para calon prajurit komando dilepas pagi hari tanpa bekal, dan paling lambat pukul 10 malam sudah harus sampai di suatu titik tertentu. selama 'pelolosan' si calon harus menghindari segala macam rintangan alam maupun tembakan dari musuh yang mengejar.
Dalam pelolosan itu, kalau siswa sampai tertangkap maka itu berarti neraka baginya karena dia akan diinterogasi layaknya dalam perang. Para pelatih yang berperan sebagai musuh akan menyiksa prajurit malang itu untuk mendapatkan informasi.
Dalam kondisi seperti itu, si prajurit harus mampu mengatasi penderitaan, tidak boleh membocorkan informasi yang dimilikinya. Untuk siswa yang tidak tertangkap bukan berarti mereka lolos dari neraka. Pada akhirnya, mereka pun harus kembali ke kamp untuk menjalani siksaan.
Selama tiga hari siswa menjalani latihan di kamp tawanan. Dalam kamp tawanan ini semua siswa akan menjalani siksaan fisik yang nyaris mendekati daya tahan manusia.
Beratnya persyaratan untuk menjadi prajurit kopassus dapat dilihat dari standar calon untuk bisa mengikuti pelatihan. nilai standar fisik untuk prajurit nonkomando adalah 61, namun harus mengikuti tes prajurit komando, nilainya minimal harus 70. Begitu juga kemampuan menembak dan berenang nonstop sejauh 2.000 meter.
Denjaka dan Yon Taifib (TNI AL)
Yon Taifib dan Denjaka merupakan pasukan elite di bawah garis komando Marinir TNI AL. Mereka yang menjadi bagian dari pasukan ini telah menjalani pelatihan yang sangat berat, setiap tahunnya hanya 50 orang yang lulus dari pelbagai latihan.
Awalnya, para prajurit dilatih keras di kawah candradimuka di Situbondo. Latihan yang berat membuat detasemen ini sempat diperkuat belasan prajurit saja. Mereka yang tak lulus dikembalikan kepada kesatuannya masing-masing.
Sebagai calon prajurit Denjaka, setiap peserta tak cuma dituntut fisik yang prima, tapi juga kecerdasan yang tinggi. Syarat ini diberikan mengingat pasukan ini sering ditugaskan untuk melakukan penyusupan di daerah operasi secara individu maupun kelompok.
Teori yang diberikan juga hanya 20 persen, sisanya dilakukan di hutan, laut dan udara, baik menyusup dengan terjun payung, bergerak lincah di laut, serta bertahan hidup di darat. Tugas-tugas yang diberikan harus dilaksanakan dan diselesaikan secara sempurna, tidak ada kata gagal dalam hal ini.
Dari semua latihan yang pernah dijalani, latihan yang dilakukan di Banyuwangi merupakan yang paling berat. Di mana setiap prajurit diikat kaki dan tangannya dan dibuang ke dalam laut. Dengan keadaan itu, mereka diminta bertahan hidup dan meloloskan diri.
Selanjutnya, mereka tidak dibolehkan membawa perbekalan apapun, termasuk minum saat berlatih di dalam hutan. Selama tiga hari tiga malam, para prajurit tidur di tengah hutan rimba, terkadang lebih dari itu.
Selain fisik, prajurit juga dilatih mental, mulai dari terjun tempur baik siang dan malam, menyelam hingga renang di tengah laut tanpa bantuan apapun. Setelah lulus, mereka bisa mendapatkan baret ungu.
SAS (Inggris)
Spesial Air Service atau disingkat SAS, merupakan pasukan khusus pertama dan terbaik dunia. Pasukan ini disebut-sebut berperan penting dalam mengubah jalannya Perang Dunia Kedua yang menguntungkan sekutu.
Para anggotanya sebagian besar berasal dari pasukan payung. Proses seleksi dibuka dua kali setahun, yakni pada musim panas dan musim dingin. Mereka yang lolos dalam seleksi awal biasanya sekitar 200 orang saja.
Di hari pertama kedatangannya, para kandidat harus menyelesaikan Personal Fitness Test (PFT) and an Annual Fitness Test (AFT). Selanjutnya, mereka mulai melaksanakan cross country melawan arah jarum jam, dan jarangnya semakin ditambah setiap harinya.
Jarang yang ditempuh sejauh 64 km untuk mengetahui sejauh mana kekuatan masing-masing kandidat. Setiap individu diwajibkan membawa seluruh perlengkapan. Tahap ini berakhir di sebuah bukit, setelah itu mereka diwajibkan berlari 6,4 km dalam 30 menit dan berenang hingga 3,2 km dalam 90 menit.
Fase berlanjut ke hutan belantara di Belize, Brunei atau Malaysia. Di sini, para kandidat harus mempelajari teknik navigasi, formasi patroli dan pergerakan, serta bertahan hidup. Sepulangnya dari sana, mereka kembali ke Hereford untuk mengenal rencana pertempuran dan senjata asing, serta ambil bagian dalam latihan combat survival.
Fase terakhir ini yang paling ditakuti, para kandidat harus menjalani interogasi. Di mana mereka akan merasakan siksaan dari para pelatih selama 36 jam.
Sejauh ini, seluruh latihan berat ini telah menewaskan dua orang anggotanya akibat cuaca yang terlampau dingin dan panas. Mereka yang lulus pun hanya sekitar 15-20 persen dari 200 kandidat.
Spetsnaz (Rusia)
Lewat motonya 'perang penuh dengan penderitaan dan kesakitan, itulah yang harus diketahui prajurit', setiap kandidat pasukan khusus asal Rusia ini harus menjalani pelatihan berat hingga batas ketahanan manusia. Seluruh latihan ini dijalani selama enam bulan penuh, sebagian besar di antaranya dihabiskan di hutan Siberia, utara Rusia.
Berbagai teknik diajarkan bagi setiap anggota baru, mulai dari keahlian standar infantri, hingga standar pasukan khusus seperti mencongkel kunci, bahasa asing, rapelling hingga pertarungan tangan kosong dan pisau. Bahkan, peluru tajam pun diizinkan agar mereka merasakan suasana pertempuran yang sebenarnya.
Yang paling ditakuti para anggota baru ketika mereka diwajibkan memasuki sebuah ruangan gelap penuh dengan darah dan organ tubuh. Bahkan, darah tersebut sampai setinggi dada orang dewasa.
Berbagai latihan berat ini membuat banyak prajurit yang gagal lulus. Meski demikian, mereka yang berhasil telah menjadi prajurit tangguh di dunia militer dengan kemampuan yang dingin dalam membunuh lawan-lawannya.
707th Special Mission Battalion (Korea)
Berbeda dengan SAS, pasukan khusus ini diambil dari prajurit dari berbagai unit militer di Korea Selatan, bagi yang mendaftar maupun mereka yang terpilih. Seleksi ketat dilakukan untuk membentuk pasukan yang tangguh dengan latar belakang yang cukup bersih.
Seluruh anggotanya wajib memiliki kualifikasi menyelam dan parasut. Dalam beberapa laporan, mereka diwajibkan menjalani senam di tengah cuaca dingin mendekati nol derajat. Tak hanya itu, para kandidat juga harus berenang di danau beku tanpa pakaian pelindungan sama sekali.
Di samping itu semua, seluruh prajurit wajib memiliki kemampuan bela diri, minimal mencapai sabuk hitam dari seni bela diri yang berbeda. Dengan begitu, setiap anggota bisa mengatasi satu dari empat pertempuran.