Saat Presiden Perintahkan Pasukan Elite TNI Selundupkan Senjata Dalam Kapal Selam
Unit kapal selam dikenal sebagai pasukan elite. Salah satu misi rahasia yang pernah dijalani adalah menyelundupkan senjata ke daerah konflik.
Operasi itu digelar dengan sangat rahasia. Ini pengakuan presiden tentang operasi itu.
Saat Presiden Perintahkan Pasukan Elite TNI Selundupkan Senjata Dalam Kapal Selam
Satuan elite kapal selam Angkatan Laut Republik Indonesia pernah mendapat tugas khusus dari Presiden.
Mereka harus menyelundupkan senjata untuk membantu Bangsa Aljazair yang berjuang demi kemerdekaannya.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Siapa yang memimpin penculikan para jenderal? Doel Arif mendapat tugas menculik para Jenderal Angkatan Darat di malam kelam itu. Doel Arif menjadi Komandan Pasukan Pasopati dalam Gerakan 30 September.
-
Apa yang diamankan oleh prajurit TNI? Menariknya, penyusup yang diamankan ini bukanlah sosok manusia.
-
Apa yang di serahkan ke TNI? Kementerian Pertahanan sendiri sebelumnya memang telah memesan lima unit C-130J Super Hercules.
-
Apa yang dilakukan Panglima TNI terhadap kasus ini? Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono memastikan proses hukum terhadap anggotanya yang melakukan pelanggaran tindak pidana.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
Indonesia Mendukung Aljazair
Tahun 1954, Perang Kemerdekaan Aljazair pecah. Para pejuang Front de Liberation Nationale (FLN) mulai menyerang pos militer Prancis.
Perang yang berkobar selama tujuh tahun lebih ini menimbulkan ratusan ribu korban jiwa.
Presiden Sukarno menyatakan dukungannya untuk perjuangan rakyat Aljazair.
Dua Kapal Selam Pesanan Indonesia dari Blok Timur Yang Baru Jadi, Dimuati Senjata
"Jumlahnya cukuplah, dua kapal selam penuh," kata Presiden Sukarno.
Menyelundupkan senjata ke Aljazair yang tengah berkonflik menjadi misi pertama dua kapal selam tersebut.
Tahun 1960an, Indonesia Memesan 12 Kapal Selam dari Uni Soviet
Kapal selam kelas whiskey tersebut rencananya akan digunakan dalam konfrontasi di Irian Barat melawan Belanda.
Kapal-kapal itu dibangun di Blok Timur yang saat itu punya hubungan erat dengan Indonesia.
"Setelah selesai, aku beri tugas pertamanya yaitu mengirimkan senjata itu," beber Bung Karno.
Misi rahasia itu berjalan dengan sukses.
Setelah Aljazair menang perang dan merdeka, baru Bung Karno mau membeberkan kisah ini.
Bung Karno mengaku tidak takut dengan reaksi dunia jika seandainya ketahuan menyelundupkan senjata ke Aljazair.
Menurutnya membantu kemerdekaan suatu Bangsa adalah sebuah kewajiban.
"Biar Saja Geger, Aku Tak Peduli," kata Presiden Sukarno.
Hal ini dituliskan Guntur Soekarnoputra dalam buku Bung Karno. Bapakku, Kawanku, Guruku yang terbit tahun 1977.
Bung Karno menjelaskan sama seperti Aljazair, Indonesia pun mengalami masa-masa sulit melawan kolonialisme.
Karena itu tekadnya sudah bulat membantu mereka.
Misi rahasia bantuan militer Indonesia ini juga diungkap oleh Marsekal Madya (Purn) Boediardjo. Perwira Angkatan Udara ini mengungkap pertemuan tersebut digelar di perbatasan Tunisia-Aljazair.
Bertukar Strategi Dengan TNI
Delegasi TNI bertemu Kolonel Houari Boumedienne, panglima perang perlawanan Aljazair.
Namun Boediardjo tak menceritakan soal pengiriman senjata.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak bertukar pikiran soal strategi. TNI menceritakan strategi mereka saat perang gerilya melawan Belanda.