6 Sekolah, 3.744 Rumah dan 20 Tempat Ibadah di Bandung Terendam Banjir
Dia mengatakan, jumlah warga terdampak banjir yang menerjang Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Rancaekek dan Kecamatan Majalaya bertambah menjadi 20.387 jiwa atau 6.404 kepala keluarga. Banjir juga menyebabkan 227 jiwa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan banjir yang menerjang lima kecamatan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang terjadi sejak Kamis (23/1) telah menyebabkan enam sekolah terendam banjir, 3.744 unit rumah dan 20 tempat ibadah terendam air.
"Perkembangan terbaru per hari ini (Sabtu) hingga malam ini, kerugian materil banjir di Kabupaten Bandung berupa 3.744 rumah terendam, kemudian enam sekolah --sebelumnya empat sekolah-- terendam dan 20 tempat ibadah terendam," kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Provinsi Jawa Barat Budi Budiman Wahyu, Sabtu (25/1).
-
Di mana banjir bandang ini terjadi? Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Di mana banjir di Bandung terjadi pada Kamis (11/1) lalu? Banjir disebabkan hujan deras yang mengguyur Bandung pada Kamis (11/1) lalu. Hujan lebat yang melanda Bandung sepanjang Kamis (11/1) lalu menyebabkan bencana banjir hingga vira di media sosial.
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Dimana banjir bandang terjadi? Terjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
-
Siapa saja yang terdampak oleh banjir? Dampak banjir sangat luas dan kompleks, melibatkan aspek kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Banjir sering kali menyebabkan penyakit yang disebarkan melalui air, seperti kolera dan leptospirosis, yang dapat menyebar dengan cepat di antara populasi yang terdampak. Dari sisi ekonomi, banjir dapat menghancurkan tanaman pangan, merusak infrastruktur, dan menghentikan aktivitas bisnis, mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
Dia mengatakan, jumlah warga terdampak banjir yang menerjang Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Rancaekek dan Kecamatan Majalaya bertambah menjadi 20.387 jiwa atau 6.404 kepala keluarga. Banjir juga menyebabkan 227 jiwa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
"Warga mengungsi di sejumlah titik, kami mencatat ada enam titik lokasi pengungsian yakni Aula Desa Dayeuhkolot, Gedung Inkanas dan empat masjid," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Supriyatno mengatakan, curah hujan yang tinggi selama tiga hari beruntun menjadi salah satu faktor penyebab banjir di wilayah Bandung Selatan tepatnya di lima kecamatan di Kabupaten Bandung.
"Banjir di lima kecamatan, yaitu Bojongsoang, Dayeuhkolot, Baleendah, Rancaekek dan Majalaya, disebabkan karena tiga hari berturut-turut curah hujan di wilayah tersebut 551 mm per hari. Ini yang menyebabkan banjir, dan ketinggian banjir variasi dari 10 sentimeter hingga 1,6 meter," katanya seperti dilansir dari Antara.
BPBD berkoordinasi dengan semua pihak terkait untuk bahu-membahu dalam penanganan bencana banjir kali ini, mulai dari komunitas kebencanaan dan kemanusiaan, media, sampai pihak swasta.
"Penanganan kebencanaan ini urusan bersama. Saya berharap kepada semua pihak, terutama relawan, media, pemerintah dan swasta bersinergi. Mudah-mudahan bencana tidak berulang dan tidak ada lagi," tutup Supriyatno.
(mdk/fik)