Benda kuno hilang di Museum Sang Nila harganya tak ternilai
Benda kuno hilang di Museum Sang Nila harganya tak ternilai. Meski ditaksir mengalami kerugian Rp 54 juta. Menurut Putu, taksiran harga ini tentu sangat melecehkan dan sama sekali tidak memiliki sense of history and culture value.
Beberapa benda kuno yang disimpan di museum daerah Sang Nila Utama, Pekanbaru raib. Sayangnya, raibnya ketujuh benda kuno itu baru diketahui beberapa hari setelah kejadian oleh petugas kebersihan.
Terkait hal tersebut, Ketua Asosiasi Museum Indonesia, Putu Supadma Rudana menyayangkan peristiwa itu. Pasalnya, barang yang hilang harganya tak ternilai.
"Saya sangat menyesalkan hilangnya sebuah warisan budaya Indonesia dari Museum Sang Nila Utama di Riau. Ini merupakan kejahatan yang lebih berat dari korupsi, karena benda-benda pusaka tersebut tidak ternilai harganya bagi bangsa ini," ujar Putu dalam keterangannya, Sabtu (1/4).
Meski ditaksir mengalami kerugian Rp 54 juta. Menurut Putu, taksiran harga ini tentu sangat melecehkan dan sama sekali tidak memiliki sense of history and culture value.
"Koleksi museum yang hilang merupakan representasi khasanah kebudayaan nasional sebagai identitas dan jati diri bangsa yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Oleh karena itu kami (AMI) berharap pihak kepolisian segera menangkap pelakunya, dan memberikan hukuman yang seberat-beratnya. Kami juga berharap tidak terulang kembali kejadian seperti ini," kata Putu.
Sementara itu ketua Komisi X DPR RI, Teuku Riefky Harsya mempertanyakan bagaimana bisa museum Sang Nila Utama di Riau, kehilangan benda pusakanya tanpa ada kerusakan pintu atau pun kaca lemari penyimpanan.
"Bagaimana bisa dengan mudahnya kehilangan benda-benda yang mempunyai nilai bersejarah tersebut? Kejadian ini sangat memprihatinkan dan telah berulangkali terjadi pada museum-museum lainnya di Indonesia. Pemerintah daerah serta Pemerintah Pusat (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI) khususnya Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI harus bertanggung jawab. Kami akan panggil nanti," ucap Riefky.
Sebelumnya, Kasubag Humas Polresta Pekanbaru, Ipda Dodi Vivino menjelaskan kasus kehilangan tersebut dilaporkan pada Senin (20/3) kemarin. Awalnya diketahui Ema, seorang petugas kebersihan tak melihat keris Melayu yang biasanya dipajang di salah satu tempat lokasi tersebut.
Pihak pengelola museum yang mendapat Aduan dari Ema kemudian melakukan pengecekan. Ternyata tak hanya keris, benda lainnya seperti 3 Keris Melayu, pedang Melayu Sondang, satu piring Seladon Emas, satu Kendi VOC (Verinigde Oost Indesche Compagnie) serta satu Kendi Anggut.
Museum itu tidak miliki keamanan dan CCTV sejak tahun 2010 hingga sekarang. Bahkan, lemari dan pintu museum juga tidak dikunci sehingga memudahkan orang lain untuk masuk ke lokasi tersebut.
Baca juga:
Tak ada pengamanan, museum di Riau kehilangan tujuh benda kuno
Lontar ratusan tahun milik Karangasem akan dipulangkan dari Belanda
Ribuan ogoh-ogoh di Bali siap sambut Tahun Baru Caka 1939
Mengenal keunikan dan keragaman gasing khas Nusantara
Tak ada pengamanan, museum di Riau kehilangan tujuh benda kuno
Lontar ratusan tahun milik Karangasem akan dipulangkan dari Belanda
Ribuan ogoh-ogoh di Bali siap sambut Tahun Baru Caka 1939
Mengenal keunikan dan keragaman gasing khas Nusantara
Ahok tetapkan kawasan makam Mbah Priok cagar budaya Jakarta
Museum Keris Solo bakal diisi ratusan keris sumbangan kolektor
-
Bagaimana cara sejarawan menentukan kebenaran sebuah peristiwa sejarah? Sejarah menggunakan metode ilmiah dan analisis kritis untuk menilai keandalan sumber dan menyusun narasi yang berdasarkan bukti.
-
Bagaimana sejarah Museum di Puro Mangkunegaran? Museum ini terletak tak jauh dari Balai Kota Solo, berdasarkan sejarahnya, museum ini sudah dibangun sejak tahun 1867 dan dulunya digunakan sebagai kantor untuk De Javasche Bank Agentschap Soerakarta.
-
Bagaimana para peneliti mencari jejak sejarah Kerajaan Panai? Pencarian Jejak Sejarah Dalam mencari jejak sejarah Kerajaan Panai, para peneliti terus berusaha mencarinya. Kesulitan yang dihadapi para peneliti masih terkait keberadaan lokasi persisnya.
-
Dimana letak Pelabuhan Buleleng yang memiliki nilai historis? Karena terletak di ujung utara, pelabuhan tersebut menjadi pusat lalu lintas Pulau Bali dari luar pulau bahkan luar negeri.
-
Siapa yang mengemukakan pengertian akulturasi budaya? Menurut Koentjaraningrat, akulturasi budaya adalah proses di mana salah satu budaya menerima dan mengadopsi unsur-unsur dari budaya lain, namun tetap mempertahankan identitas budayanya sendiri.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.