700 Rumah Sepanjang Pantai Tiku Agam Sumbar Dihantui Ancaman Abrasi
Ia mengatakan 700 unit rumah itu dengan jarak sekitar 300 sampai 400 meter dari bibir pantai dan sebelumnya berjarak sekitar 1,5 kilometer.
Sekitar 700 unit rumah sepanjang Pantai Tiku Agam, Sumatera Barat dihantui ancaman abrasi. Ratusan rumah itu tersebar di Jorong Muaro Putih sekitar 400 unit dan Jorong Masang 300 unit.
"Pemukiman di Muaro Putih merupakan kampung kedua, karena puluhan tahun lalu kampung mereka juga habis akibat abrasi," katanya, seperti dikutip Antara, Selasa (2/8).
-
Apa ciri khas Pantai Baros? Ciri khas dari pantai ini adalah pasirnya yang berwarna hitam bersih berpadu dengan birunya air laut. Selain itu, pemandangan di sekitar pantai juga sangat asri.
-
Bagaimana ciri khas Pantai Pasir Padi? Selain ombaknya yang tenang dan hamparan pasir putih yang luas, Pantai Pasir Padi juga dikelilingi oleh rimbunnya pohon cemara yang hijau.
-
Apa ciri khas utama Pantai Grand Watudodol? Mengutip situs banyuwangitourism, ciri khas pantai yang terletak di Desa Bangsring ini ialah banyaknya pohon kelapa yang menjulang tinggi di beberapa spot.
-
Bagaimana ciri khas pantun lucu? Tentunya dengan menggunakan pola yang berirama dan penuh humor, patun dapat menghadirkan keceriaan di tengah-tengah kegiatan sehari-hari.
-
Apa ciri khas dari pantun lucu Palembang? Pantun bahasa Palembang sering kali menggunakan bahasa yang khas dan unik untuk daerah tersebut, serta mengandung unsur budaya dan kearifan lokal.
-
Kapan Pantai Pecaron menampilkan kesenian kompangan? “Pada momen hari besar di sini juga ditampilkan kesenian kompangan, kesenian tradisional daerah dengan iringan rebana, lantunan lagu agamis dengan atraksi silat yang semakin menambah seru,” kata Nafisah, salah seorang pengelola Pantai Pecaron.
Ia mengatakan 700 unit rumah itu dengan jarak sekitar 300 sampai 400 meter dari bibir pantai dan sebelumnya berjarak sekitar 1,5 kilometer.
Hal itu terjadi akibat abrasi terjadi hampir setiap tahun dan satu minggu terakhir sekitar 15 meter daratan yang tergerus gelombang pasang, dengan panjang empat kilometer.
"Sejak 2021 sampai 2 Agustus 2022 sekitar 50 meter daratan yang tergerus gelombang pasang," katanya.
Dengan kondisi itu, lahan perkebunan kelapa dan kelapa sawit milik warga dan plasma rusak akibat abrasi.
Selain itu, kapal milik nelayan juga rusak setelah lokasi sandar kapal mereka tergerus gelombang.
Untuk menyikapi itu, masyarakat setiap tahun mengusulkan pemasangan pemecah ombak saat musyawarah perencanaan pembangunan.
Lalu memasukkan proposal pemasangan pemecah ombak ke Balai Wilayah Sungai Sumatera V, Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR.
"Proposal itu telah kita berikan sebanyak lima kali, namun belum ditanggapi," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerja Umum dan Tata Ruang Agam, Ofrizon mengatakan Pemkab Agam sudah berulang kali mengajukan proposal pembangunan pemecah ombak ke Balai Wilayah Sungai Sumatera V, namun belum direspons.
"Kami sudah beberapa kali mengajukan proposal dan juga telah mendatangi Komisi V DPR-RI," katanya.
Saat ini panjang bibir pantai yang belum terpasang pemecah ombak sekitar tiga kilometer dari Muaro Putih ke Masang sepanjang 1,5 kilometer dan Ujuang Labuang menuju Muaro Antokan sepanjang 1,5 kilometer.
"Pemasangan pemecah ombak sangat mendesak, agar ancaman pengikisan daratan oleh air laut teratasi," katanya.
Baca juga:
Abrasi Merusak Belasan Rumah di Inhil, Gubernur Riau Minta Warga Direlokasi
Abrasi di Inhil Riau, Ratusan Warga Kehilangan Rumah
Cegah Abrasi di Pantura Pati, Penanaman Mangrove Gencar Dilakukan
7,6 Km Pesisir Karawang Alami Abrasi, Upaya Penanganan Perlu Rp9,7 Triliun
Puluhan Rumah di Aceh Barat Daya Terancam Abrasi, Sebagian Warga Sudah Mengungsi
Ratusan Korban Abrasi di Minahasa Selatan Memilih Bertahan di Pengungsian