8 Pelaku aksi sweeping restoran di Solo ditetapkan jadi tersangka
8 Pelaku aksi sweeping restoran di Solo ditetapkan jadi tersangka. Ormas yang melakukan "sweeping" tersebut tidak saja melakukan perusakan di lokasi restoran, tetapi mereka juga melakukan penganiayaan dan merampas barang milik pengunjung.
Petugas Polda Jawa Tengah (Jateng) dibantu Polresta Surakarta kembali menangkap dua pelaku sweeping yang berimbas pada pengrusakan restoran Social Kitchen di Solo tadi malam. Tak hanya merusak, pelaku juga menganiaya pengunjung restoran.
Kapolri Jenderal Tito mengatakan dengan ditangkapnya dua pelaku itu total tersangka pengrusakan dan penganiayaan saat ini berjumlah 8 orang. Dia telah menginstruksikan jajaran Polda Jateng mengembangkan pelaku lain.
"Saya perintahkan Kapolda Jawa Tengah untuk kembangkan terus," kata Tito usai menggelar apel operasi lilin di Silang Monas, Jakarta, Kamis (22/12).
Menurut Tito, tersangka dalam kasus ini bakal terus bertambah. Mengingat, saat melakukan aksi tersebut pelaku diperkirakan berjumlah hampir 50 orang.
"Kembangkan terus kasus ini, karena saat itu ada lebih kurang 50 orang yang masuk ke Social Kitchen dan melakukan perusakan," ujar dia.
"Saya minta sebanyak mungkin melakukan penangkapan terhadap mereka untuk efek jera," pungkas Tito.
Sebelumnya, sekelompok orang diduga kelompok Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) melakukan sweeping di Restoran Social Kitchen, Solo, Minggu (18/12) lalu.
Dari keterangan saksi di lokasi, puluhan orang berjubah itu datang ke restoran dengan mengendarai sepeda motor. Setelah tiba, mereka langsung masuk dan merusak beberapa barang di dalam restoran tersebut.
Bukan hanya melakukan pengrusakan, mereka juga ternyata menganiaya penganiayaan dengan memukul beberapa pengunjung restoran. Beberapa pengunjung itu pun sempat dibawa ke rumah sakit karena mengalami luka-luka.
Akibat perbuatannya, para pelaku dijerat Pasal 135 dan 170 KUHP, soal penganiayaan dan pengeroyokan secara bersama-sama dengan ancaman diatas lima tahun penjara.
Untuk diketahui, Kapolda Jawa Tengah Irjen Condro Kirono mengungkapkan 8 pelaku yang diamankan merupakan anggota Ormas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS).
"Delapan pelaku yang sudah dtangkap itu, anggota Ormas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) dan kini statusnya sudah tersangka," ujar Condro.
Condro mengatakan pelaku yang berjumlah lebih dari 20 tersebut menggunakan penutup muka (sebo) dan polisi langsung menangkap lima pimpinan LUiS dan ditahan di Polda Jateng.
Hasil dari pengembangan, lanjut Condro, lima pelaku yang awalnya dibekuk merupakan pimpinan LUIS, kemudian menangkap tiga orang lagi pelaku lapangan lainnya di Solo.
"Tiga pelaku lapangan ini, ditangkap di Semanggi Solo, berinisial M, dan Yw ditangkap di Sekaten Solo, pada Rabu (21/12) malam, sedangkan R ditangkap di kawasan Grogol Sukoharjo, Kamis dini hari," katanya.
Kapolda mengatakan ormas yang melakukan "sweeping" tersebut tidak saja melakukan perusakan di lokasi restoran, tetapi mereka juga melakukan penganiayaan dan merampas barang milik pengunjung.
"Bahkan, ada beberapa barang di kasir restoran itu, yang hilang termasuk uang," pungkas Condro.
-
Kapan ORARI diresmikan? Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1967 organisasi ini diresmikan pada 9 Juli 1968.
-
Siapa Nalie Ozora? Liena Ozora membuktikan jika perempuan juga bisa bekerja sebagai supir bus. Pemilik akun Instagram liena_ozora ini justru viral setelah memutuskan terjun di dunia kemudi bus jarak jauh.
-
Mengapa Pantai Ora di Maluku Tengah memiliki pesona yang memikat? Air laut di sekitar pantai ini sangat jernih dan memiliki warna biru kehijauan yang memikat. Pasir putih yang lembut juga menambah keindahan pantai ini.
-
Siapa Kartini Hermanus? Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Raden Ayu Kartini Hermanus merupakan sosok yang patut diperhitungkan dalam sejarah militer Indonesia. Ia memegang predikat sebagai jenderal wanita pertama di Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, sebuah prestasi yang mengilhami banyak wanita di tanah air.
-
Apa itu ORARI? Organisasi Amatir Radio Indonesia adalah salah satu tempat bernaungnya para amatir radio di Indonesia.
-
Kapan Manulangi Natuatua dilaksanakan? Momen Penting Setiap pelaksanaan Manulangi Natuatua ini tidak ditentukan oleh hari atau tanggal. Akan tetapi, kegiatan ini akan dilakukan ketika dalam suatu konteks peristiwa.Biasanya, upacara ini dilaksanakan ketika seorang wanita dinyatakan hamil untuk pertama kalinya dan seorang wanita yang sudah lama tidak mengandung satu anak pun.
Baca juga:
Polri: Tidak ada toleransi buat aksi sweeping
Usai di-sweeping massa, Social Kitchen Solo dilarang beroperasi
MUI tak benarkan ormas lakukan sweeping atas nama penegakan fatwa
Kapolri minta Kapolda bubarkan ormas datangi mal soal fatwa MUI
Menko Wiranto perintahkan Kapolri tangkap ormas lakukan sweeping
Kapolri: Saya perintahkan tangkap semua yang lakukan sweeping!