90 Personel terbaik Kopassus, Denjaka & Denbravo akan bantu Densus lawan teror
90 Personel terbaik Kopassus, Denjaka & Denbravo akan bantu Densus lawan teror. Panglima TNI saat itu Jenderal TNI Moeldoko yang langsung meresmikan pasukan 'super elite' dari tiga matra itu di Lapangan Monas. Laiknya pasukan yang diambil dari personel-personel terbaik, jumlahnya tak banyak.
Kopassus, Denjaka dan Denbravo. Sekelompok orang dengan pakaian serba hitam dan senapan otomatis itu melesat cepat menuju Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. Dengan gerakan terlatih mereka melumpuhkan satu demi satu target yang ditentukan. Dalam hitungan menit, operasi pembebasan sandera itu dinyatakan berhasil.
Itulah demonstrasi yang digelar satuan baru Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) TNI yang terdiri atas pasukan elite TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara tanggal 9 Juni 2015 lalu. Panglima TNI saat itu Jenderal TNI Moeldoko yang langsung meresmikan pasukan 'super elite' dari tiga matra itu di Lapangan Monas.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Apa yang menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD? Soegito lulus Akademi Militer dan bergabung dengan Korps Baret Merah yang saat itu bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Pasukan elite ini menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD. Berbagai penugasan tempur pernah dijalani oleh Soegito. Termasuk terjun ke Dili saat Indonesia menyerbu Timor Timur.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Di mana pemakaman Brigjen TNI (P) Bom Soerjanto dilaksanakan? Alm Bom Soerjanto dimakamkan dengan cara militer di pemakaman Al-Azhar Memorial, Karawang.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
Laiknya pasukan yang diambil dari personel-personel terbaik, jumlahnya tak banyak. Mereka dipilih dari masing-masing satuan.
"Intinya 60 orang. Tapi bagian-bagiannya sehingga semua kekuatannya 90 orang. Posisinya standby di Sentul dengan status operasi," kata Jenderal Moeldoko.
Menurut dia, 90 Orang tersebut sebagai orang-orang terbaik dari Kopassus, Denjaka AL, dan Paskhas AU. Mereka akan siaga di wilayah Sentul dengan berlatih dan belajar, namun mereka berstatus operasi sehingga bisa setiap saat diterjunkan dalam proses penanggulangan antiteror.
"Mereka posisinya status operasi dalam hitungan detik bisa digerakkan," ucapnya.
Di luar 90 orang itu, pasukan khusus lainnya akan dibina di satuannya masing-masing. Sebanyak 90 orang itu, tak lagi memiliki kemampuan standar, mereka memiliki kemampuan yang disebutnya sebagai 'sangat baik'.
Moeldoko berharap, Komando Operasi Khusus Gabungan bisa menyusun doktrin dan 'mapping', sehingga bila ancaman muncul, pasukan itu bisa digerakkan dengan cepat.
Pembentukan Koopssusgab TNI, akan memberikan daya gentar (deterrent) kepada pelaku terorisme. Moeldoko mengatakan dengan adanya satuan baru itu, maka akan memberikan kenyamanan kepada masyarakat, bahwa Indonesia memiliki pasukan khusus yang luar biasa.
Namun setelah Moeldoko pensiun dan digantikan Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI, tak terdengar lagi kiprah pasukan elite tersebut. Mereka dikembalikan ke satuan masing-masing.
Kini serangkaian teror bom menyerang tiga gereja di Surabaya. Mapolresta Surabaya dan Mapolda Riau tak luput dari serangan teroris. Wacana untuk melibatkan kekuatan Gultor TNI kembali menguat.
Moeldoko yang kini menjadi Kepala Staf Kepresidenan mengklaim Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah merestui pembentukan kembali Komando Operasi Khusus Gabungan untuk menanggulangi terorisme di Indonesia.
Satuan Komando ini akan diisi prajurit-prajurit terpilih dari satuan-satuan antiteror Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL, dan Satbravo TNI AU. Kemungkinan formatnya tak akan berbeda jauh dengan saat dibentuk tahun 2015 lalu.
"Untuk Komando Operasi Khusus Gabungan TNI sudah direstui oleh Presiden dan diresmikan kembali oleh Panglima TNI (Marsekal Hadi Tjahjanto)," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (16/5).
Mantan Panglima TNI ini menyebut, pasukan Komando Operasi Khusus Gabungan sudah disiapkan. Mereka bisa digerakkan kapan saja jika terjadi serangan teror. Menurut Moeldoko perlu menunggu payung hukum untuk bergerak.
Sementara itu, Polri mengaku telah bekerja sama dengan pasukan elite TNI Angkatan Darat Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dalam memburu jaringan teroris di sejumlah daerah. Kerja sama itu setelah ada keributan yang terjadi di Rutan Cabang Salemba Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok serta aksi bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo.
"Kopassus sudah ikut masuk. Pak Kapolri sudah sampaikan," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (16/5/2018).
Polri memang melakukan sejumlah operasi dan menangkap beberapa terduga anggota kelompok teroris di berbagai tempat belakangan ini. Setyo mengklaim, pasukan elite TNI tersebut sudah dilibatkan sejak awal.
Seperti apa aksi pasukan super elite ini memburu teroris? Kita nantikan sepak terjangnya.
Baca juga:
Fadli Zon nilai pembentukan komando gabungan anti terorisme belum diperlukan
Wiranto enggan jelaskan teknis pembentukan Komando Operasi Khusus Gabungan
Moeldoko: Operasi gabungan antiteror sudah direstui Jokowi
Moeldoko segera bertemu Panglima TNI bahas pembentukan komando gabungan antiteror
Penjelasan Moeldoko soal TNI dilibatkan berantas teroris