Aceh aman beras sintetis, cukup hingga Oktober
Bulog Regional Aceh memastikan beras palsu tersebut tidak beredar di Banda Aceh.
Belakangan, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan pemberitaan beredarnya beras plastik. Namun, Bulog Regional Aceh memastikan beras palsu tersebut tidak beredar di Banda Aceh.
Hal ini dipastikan setelah melakukan sidak pada beberapa titik pusat perdagangan beras di Banda Aceh dan Aceh Besar. Sidak dilakukan di pasar Peunayong tiga titik, Pasar Aceh tiga titik dan pasar Lambaro, Aceh Besar 3 titik.
Sidak ini melibatkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Aceh. Ikut juga terlibat sidak ini Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
"Semua lokasi yang telah kita sidak, tempat penjualan grosir beras tidak terdapat beras sintetis, Banda Aceh saya pastikan aman," kata Kepala Bulog Regional Aceh, Ali Ardhi, Jumat (29/5) di Banda Aceh.
Ali Ardhi meminta masyarakat Aceh tidak perlu resah dengan beras plastik. Sebab, untuk mengenali beras plastik itu sangat mudah. Salah satu cirinya adalah tidak ada butir putih di ujung beras palsu tersebut. Selain itu bulir padi lebih bersih dan ukurannya semua seragam.
Selain itu, bisa juga diketahui dari aroma beras yang tidak khas seperti biasa dan beras sintetis ini tidak memiliki dedak saat dipegang.
"Waktu kita gigit juga berbeda, enggak langsung hancur seperti beras asli," tuturnya.
Hal yang membanggakan di Banda Aceh, kata Ali Ardhi, semua pedagang sangat hati-hati dan sudah sadar akan peredaran beras sintetis tersebut. Sehingga pedagang sendiri setiap pembelian beras akan lebih teliti memastikan beras tersebut asli.
"Pedagang pun saya sangat bangga, karena mereka sangat selektif, saya sudah bilang pada pedagang jangan tergiur dengan harga murah," imbuhnya.
Untuk memastikan seluruh Aceh aman terhadap beras sintetis, Ali Ardhi telah perintahkan seluruh Bulog seluruh Aceh untuk memeriksa di pasar, apakah terdapat beras sintetis atau tidak.
"Namun saya pastikan beras di Aceh aman, karena semua beras yang kita miliki ini stoknya dari kilang padi binaan Bulog Aceh," imbuhnya.
Namun hal yang dia khawatirkan bila beras sintetis itu dicampur dengan beras aslinya, terutama bila campurannya tidak terlalu banyak. Sehingga sangat sulit untuk dikenali, karena sudah bercampur dengan yang asli.
"Ini yang bahaya memang kalau dicampur, tetapi kasus ini belum terjadi di Aceh, beda kalau di Jakarta bisa jadi sudah terjadi," imbuhnya.
Sementara itu untuk menghadapi bulan Ramadan yang datang 2 minggu lagi. Ali Ardi memastikan stok beras di Aceh aman dan bahkan beras yang ada di gudang Bulog Aceh cukup hingga oktober mendatang.
Katanya, stok beras di gudang Bulog saat ini mencapai 31 ton dan jumlah ini akan terus bertambah seiring memasuki musim panen di beberapa daerah. Sehingga tidak perlu dikhawatirkan terjadi kekurangan stok beras di Aceh.
"Ini sekarang lagi musim panen, jadi setiap harinya ada 300 hingga 500 ton kita tampung dari pabrik binaan kita. Mereka ini tentu akan sangat menjaga kualitas beras, makanya kami yakin Aceh aman dari beras palsu itu," tutupnya.