Ada 1.000 Lebih WNI Terkontaminasi ISIS, Pemerintah Diingatkan Jangan Kecolongan Lagi
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj tidak menampik pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang menyatakan bahwa 187 WNI diduga terlibat jaringan teroris internasional. Dia menjelaskan terdapat 1.000 lebih WNI yang tergabung dan menjadi simpatisan ISIS.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj tidak menampik pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang menyatakan bahwa 187 WNI diduga terlibat jaringan teroris internasional. Dia menjelaskan terdapat 1.000 lebih WNI yang tergabung dan menjadi simpatisan ISIS.
"Iya, kalau saya katakan 1.000 lebih yang bergabung ISIS saya tahu," kata Said Aqil di Gedung PGI, Jakarta Pusat, Sabtu (11/1).
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Kenapa Strategi Nol Bersih IKN Nusantara dibentuk? Strategi ini berfungsi sebagai "kompas" bagi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dalam merencanakan, mengembangkan, dan mengelola kota untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2045.
-
Bagaimana prajurit TNI ini bertemu dengan calon istrinya? Lebih lanjut ia menceritakan bahwa awal perkenalan keduanya bermula dari media sosial. Menariknya selama berpacaran 3 tahun mereka hanya bertemu satu kali saja di kehidupan nyata.
-
Kapan Ganjar Pranowo berencana untuk memberantas KKN di Indonesia? Maka, pidato saya begitu terpilih, saya kumpulkan ASN saya, bapak ibu, mulai hari ini tidak ada korupsi, mulai hari ini tidak ada gratifikasi. Mulai hari ini tidak ada jual beli jabatan. Mulai hari ini tidak ada sogok sogokan,” jelas dia.
-
Mengapa Strategi Nol Bersih IKN Nusantara penting? Strategi ini tidak hanya menyajikan aksi nyata yang mewujudkan visi Indonesia yang modern dan berkelanjutan, namun juga mewakili upaya nyata Indonesia dalam memerangi perubahan iklim, dan berkontribusi pada aksi iklim yang lebih luas di Asia dan Pasifik," ungkap Winfried Wicklein.
-
Apa yang dibangun oleh PLN di IKN Nusantara? PT PLN (Persero) siap memenuhi kebutuhan listrik hijau di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 Megawatt (MW).
Said pun mengingatkan pemerintah untuk mengurus hal tersebut dan meminta para WNI yang terkontaminasi jaringan teroris harus disaring kembali.
"Menurut saya, lihat dulu, mereka sudah betul-betul menyesali, betul-betul kalau kembali pulang berjiwa nasionalis, silakan. Mereka kan meninggalkan Indonesia dalam rangka membangun khilafah di sana," kata Said.
Pemerintah kata Said harus terus tegas terkait program deradikalisasi. Jangan sampai para WNI terkontaminasi kembali. "Harus betul-betul serius menanganinya. Jangan cuma abal-abal. Nanti kecolongan. Alasan kecolongan, minta maaf," cetusnya.
Bantah Benturan Peradaban
Said juga menolak tesis benturan peradaban pasca keruntuhan Uni Soviet yang dicetuskan oleh Ilmuwan Politik Amerika Serikat (AS), Samuel P. Huntington. Menurut dia, benturan Islam dengan budaya lain hanya berlaku di negeri Timur Tengah. Tesis ini tidak mempan terhadap bangsa Indonesia yang majemuk.
"Bahwa setelah bubarnya komunis yang terjadi adalah perang peradaban, agama dan suku. Mari kita tunjukkan barangkali di Timur Tengah ente berhasil, tapi di Indonesia jangan harap berhasil," ucapnya.
"Kita buktikan teori Samuel Huntington tidak terjadi di Indonesia, gagal,"katanya.
Menurut Said, hal itu karena bangsa Indonesia telah mapan. Dan telah kelar dengan perdebatan mengenai perbedaan. "Karena perbedaan agama, permusuhan karena perbedaan suku sudah selesai," tegas dia.
Tesis Huntington termaktub dalam karya magnum opus dengan judul Benturan Antarperadaban dan Masa Depan Politik Dunia atau dalam judul asli dikenal dengan The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order.
Buku ini menjadi kajian sekaligus perdebatan bertahan-tahun para ilmuwan politik yang membahas mengenai relasi Islam dengan dunia Barat. Utamanya pasca tragedi 9/11 atau serangan teroris terhadap Gedung World Trade Center (WTC) di New York, AS pada 11 September 2001.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)