Ada Daun Untuk si Kuning dan Paus di Sidang Suap Edhy Prabowo
"Tadi daun untuk si kuning sudah ada, artinya apa?" tanya jaksa.
Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat menggelar sidang pemeriksaan saksi atas kasus dugaan suap ekspor Benih Benur Lobster (BBL). Dihadirkan sebagai saksi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Andhika Anjaresta mengungkap beberapa kode yang digunakan Amiril Mukminin selaku sekretaris pribadi (sespri) Edhy Prabowo.
Kode tersebut terungkap, ketika jaksa penuntut umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mempertanyakan perihal adanya kode yang digunakan Andika dan Amiril.
-
Bagaimana KPK menetapkan Eddy Hiariej sebagai tersangka? Hasilnya, Hakim menyatakan status 'tersangka' Eddy tidak sah karena tidak memenuhi dua alat bukti yang cukup berdasarkan pasal 184 ayat 1 KUHAP.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Kenapa KPK memeriksa Eddy Hiariej? Eddy Hiariej diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap dan gratifikasi.
-
Siapa Eko Prawoto? Dilansir dari Wikipedia, Eko Prawoto merupakan seorang arsitek legendaris dari Indonesia. Pria kelahiran Purworejo, Agustus 1958 itu menerjuni dunia arsitektur sejak menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada pada tahun 1977.
-
Apa yang diklaim oleh Prabowo? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
Kode itu adalah 'Paus' dan 'Daun Untuk Si Kuning'. Penggunaan kode itupun dipakai dalam pembicaraan perihal pembelian jam Rolex.
"Saya dapat voice note dari Amiril pas dibuka isinya 'bang tolong carikan Rolex'. Terus saya tanya rolex itu apa, (dijawab) jam katanya," ucap Andika pada sidang di PN Jakarta Pusat Rabu (17/3).
Kemudian, Andika mengatakan selain rekaman suara, Amiril juga mengirimkan beberapa foto jam yang dinginkan. Namun demikian dia pada waktu itu, belum memahami maksud dari pesan berupa gambar-gambar tersebut.
"Kemudian dikirimkan gambar-gambarnya. Saya tanya buat siapan. Terus (dijawab) buat paus," kata Andika sambil tirukan jawaban Amiril.
Mendengar pertanyaan itu, Andika menanyakan arti dari kode 'Paus' tersebut bahwa kata Paus yang dimaksud itu adalah Mantan Menteri KKP Edhy Prabowo.
"Paus (itu) pak menteri? Iya buat pak menteri," sambung Andika kembali tirukan jawaban Amiril.
Atas kesaksian tersebut, Jaksa kembali memastikan kalau sosok Paus yang dimaksud Amiril kepada Andika adalah Edhy Prabowo.
"Paus ini pak menteri ya?" tanya jaksa.
"Pak menteri pak," jawab Andika.
Selain itu, terkait penggunaan kode 'daun si kuning' ini disampaikan Andika ketika dirinya diminta mencari jam Rolex. Sehingga, dia menghubungi Amiril untuk segera mengirimkan uang pembayaran jam tersebut yang mencapai Rp700 juta.
Setelah beberapa hari kemudian, Amiril baru kembali menghubungi Andika untuk menanyakan jam Rolex yang dimaksud dengan kode 'daun si kuning' sesuai uang yang diminta.
"Beberapa hari kemudian Amiril bilang 'Daun sudah ada untuk si kuning'," kata Andika.
"Tadi daun untuk si kuning sudah ada, artinya apa?" tanya jaksa.
"Kami artikan uang untuk bayar Rolex sudah ada," timpalnya Andika.
Sebagai informasi, bahwa uang yang terkumpul diduga digunakan untuk kepentingan Edhy Prabowo dan istrinya, Iis Rosyita Dewi untuk belanja barang mewah di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat pada 21-23 November 2020. Sekitar Rp 750 juta digunakan untuk membeli jam tangan Rolex, tas Tumi dan Louis Vuitton, serta baju Old Navy.
Edhy diduga menerima uang Rp 3,4 miliar melalui kartu ATM yang dipegang staf istrinya. Selain itu, ia juga diduga pernah menerima USD 100 ribu yang diduga terkait suap. Adapun total uang dalam rekening penampung suap Edhy Prabowo mencapai Rp 9,8 miliar.
Baca juga:
Edhy Prabowo Ungkap Alasan Politis Angkat Mantan Timses Jokowi Jadi Staf Khusus
Bersaksi di Sidang, Edhy Prabowo Sebut Susi Bikin Susah Rakyat Larang Ekspor Benur
KPK Cecar Edhy Prabowo Terkait Pembuatan Bank Garansi Bagi Eksportir Benih Lobster
Edhy Prabowo dan Istrinya Hadir Jadi Saksi di Sidang Kasus Ekspor Benur
Edhy Prabowo dan Istri Bakal Bersaksi di Sidang Kasus Suap Ekspor Benih Lobster
Kasus Suap Benur Edhy Prabowo, KPK Panggil Sekjen KKP Antam Novambar