Ada Puluhan Gunung Bawah Laut Ditemukan TNI AL dan Peneliti di NTT
Komandan Pushidrosal (Danpushidrosal) Laksamana Madya TNI Nurhidayat mengatakan puluhan gunung itu ditemukan saat pihaknya menggelar Ekspedisi Jala Citra-3 2023 Flores yang berlangsung selama kurang lebih tiga bulan di wilayah NTT.
Pusat Hidro Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) bersama para peneliti dan akademisi dari lima universitas di Indonesia menemukan ada sekitar 29 gunung bawah laut yang masih aktif di perairan Flores, Nusa Tenggara Timur.
Komandan Pushidrosal (Danpushidrosal) Laksamana Madya TNI Nurhidayat kepada wartawan di Kupang, Selasa (9/5), mengatakan puluhan gunung itu ditemukan saat pihaknya menggelar Ekspedisi Jala Citra-3 2023 Flores yang berlangsung selama kurang lebih tiga bulan di wilayah NTT.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Apa yang berhasil diamankan oleh prajurit TNI? Menariknya, penyusup yang diamankan ini bukanlah sosok manusia. Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
-
Kapan HUT TNI 2023 diperingati? 5 Oktober ditandai sebagai peringatan Hari Ulang Tahun TNI.
-
Apa tema yang diusung oleh peringatan HUT TNI tahun ini? Pada tahun ini, peringatan HUT TNI diketahui bertajuk 'TNI Patriot NKRI Pengawal Demokrasi untuk Indonesia Maju'.
"29 Gunung itu belum semuanya diteliti lebih lanjut mana saja yang aktif dan tidak aktif," katanya usai menghadiri diskusi ilmiah tentang Progress Ekspedisi Jala Citra 3-2023 “Flores” di Aula Rektorat Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang.
Dia menyebutkan para peneliti yang terlibat dalam Ekspedisi Jala Citra 3 – 2023 “Flores”, yaitu Mayor Laut (P) Danar J.P., selaku Kadepsur KRI Spica-934 Pushidrosal, Dr. Anindya Wirasatriya, dari Universitas Diponegoro, Dr. Astyka Pamumpuni dari Institut Teknologi Bandung, Ashari Wicaksono, dari Universitas Trunojoyo Madura, Dr. Eng. Masita Dwi dari Universitas Indonesia, serta Dr. M. Aldila Syariz dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.
Berdasarkan data hasil penelitian yang dilakukan tidak ditemukan adanya gelembung di sekitar sejumlah gunung tersebut. Sehingga terkait mana gunung bawah laut yang aktif dan tidak belum bisa diketahui.
Namun walaupun demikian dalam penelitian tersebut tim peneliti yang selama melakukan penelitian menggunakan KRI menemukan adanya coral, batu-batuan yang ditemukan di puncak gunung tersebut sudah diambil.
Sampel batu-batuan dan coral tersebut lanjut dia akan diperiksa di Badan Geologi di Bandung untuk memastikan status dari gunung bawah laut tersebut.
Untuk sebaran gunung bawah laut yang ditemukan tersebut juga tersebar di bagian barat Pulau Flores, bagian utara, Flores bagian selatan, dan masuk di beberapa pulau.
Beberapa gunung yang ditemukan juga ujar dia dekat dengan permukaan laut sehingga perlu kehati-hatian ketika kapal berlayar.
Namun ujar dia masyarakat tidak perlu takut atau cemas dengan adanya penemuan gunung – gunung tersebut.
“Masyarakat tidak perlu takut dengan gunung – gunung yang ada ini, walaupun pernah terjadi di Jepang kapal pecah karena ada gunung meletus di bawah laut. Sehingga kapal – kapal tersebut langsung dimuseumkan,” kata Nurhidayat.
Lebih lanjut kata dia Ekspedisi Jala Citra-3 2023 Flores etape keempat akan kembali digelar dalam waktu dekat dan akan kembali melakukan penelitian di sejumlah lokasi yang sudah ditentukan.
Wakil Rektor Undana Kupang Jefri Bale mengapresiasi upaya dari TNI AL dalam membantu masyarakat NTT khususnya para nelayan dalam pemetaan dan penelitian di laut.
"Kegiatan penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan rujukan bagi pemerintah pusat dan provinsi sehingga ke depan bisa muncul kebijakan-kebijakan yang mendukung peningkatan kondisi di perairan, termasuk budaya dan perilaku masyarakat nelayan dan pesisir di Flores," tambah dia.
(mdk/ded)