Adik Wiji Thukul dan Keluarga Aktivis 1997-1998 Tagih Janji Jokowi Tuntaskan Kasus HAM
Adik Wiji Thukul mengaku kecewa dengan masa kepemimpinan Jokowi.
Adik Wiji Thukul dan Keluarga Aktivis 1997-1998 Tagih Janji Jokowi Tuntaskan Kasus HAM
Keluarga korban aktivis 1997-1998 yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI) menagih janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas pengusutan sejumlah orang yang hilang. Sebab menjelang akhir periode kepemimpinan Jokowi, dianggap tidak ada progres untuk pengusutan sejumlah korban yang hilang.
- Ahmad Luthfi: Pak Jokowi Sudah Purna Tugas, Jadi Masyarakat Biasa Tak Ada kaitan dengan Cawe-Cawe
- Jawaban Tegas Jokowi Dituding Jegal Anies Maju Pilkada Jabar: Apa Urusannya
- Sikap Politik Projo di Pilkada 2024: Ikut Komando Jokowi, Aktifkan 50 Ribu Posko Rakyat
- Jokowi: Saya Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal
Wahyu Susilo adik kandung dari korban peristiwa '97 Wiji Thukul mengaku kecewa dengan masa kepemimpinan Jokowi. Sebab pada saat periode pertamanya, Jokowi sempat berjanji akan menuntaskan pelanggaran HAM Wiji Thukul bersama 22 korban lainnya.
Namun sudah berjalan dua periode pemerintahan Jokowi, keadilan 25 tahun yang dicari-cari oleh Wahyu bersama keluarga korban yang lain tidak kunjung diteken.
"Dalam perjalanannya ternyata kekuasaan yang diperoleh bisa mengubah janji itu dengan deal-deal dengan kontrak-kontrak politik yang ternyata hanya melanggengkan kekuasaannya," kata Wahyu saat konferensi pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (21/12).
Upaya untuk mendapatkan keadilan bagi Wiji Thukul bersama korban HAM lain, sebetulnya sudah sangat rutin digelar setiap hari Kamis, atau yang biasa disebut 'aksi Kamisan'. Hanya saja Jokowi lebih memilih memalingkan pandangannya.
Terlebih pada saat debat perdana Capres yang membahas isu HAM, terdapat salah satu Capres yang beranggapan Isu HAM adalah isu musiman. Hal ini justru semakin membuat Wahyu bersama keluarga korban lain tersakiti.
"Pernyataan dari kubu (salah satu capres) yang menyatakan bahwa isu penculikan, isu pelanggaran HAM masa lalu adalah isu musiman itu tentu sangat melecehkan, sangat menyakiti keluarga korban dan itu menunjukan kebengisan yang mereka pelihara," pungkas dia.
"Mereka tentu sangat terganggu dengan isu penghilangan paksa karena itu utang mereka. Korban akan terus menerus mengejar, akan terus menagih utang tersebut," sambung Wahyu dengan tegas.
Wahyu bersama dengan keluarga korban aktivis lain ingin mencoba memastikan terhadap ketiga Capres Cawapres Pilpres 2024 ini, yang di mana visi misinya adalah penuntasan pelanggaran HAM agar betul-betul ditunaikan. Lalu mampu menyeret pelaku pelanggaran HAM ke meja hijau.
"Ini pelajaran yang kami petik dari prank yang dilakukan jokowi di masa lalu dan kita akan terus tuntut itu," tutupnya.