Adu kuat Amerika dan Rusia cari AirAsia QZ8501
Amerika dan Rusia adalah musuh bebuyutan dan negara digdaya dunia.
Satu pekan sudah pesawat AirAsia QZ8501 menghilang, sejak Minggu (28/12) lalu. Setelah dilakukan pencarian oleh Basarnas dan TNI, alhasil di hari ketiga, Rabu (31/12), ditemukan sejumlah kepingan pesawat dan mayat penumpang pesawat nahas itu di perairan Pangkalanbun.
Pencarian pun terus mengalami kemajuan. Hingga kemarin, total jenazah korban yang telah ditemukan berjumlah 30 jenazah.
Meski Basarnas dan TNI adalah ujung tombak utama dalam pencarian pesawat nahas itu, peran serta bantuan dari negara sahabat dalam proses pencarian tak bisa dikesampingkan. Sejak QZ8501 hilang kontak, sejumlah negara sahabat langsung menawarkan dan menerjunkan armada yang dimiliki untuk membantu pencarian.
Salah satu negara yang ikut membantu adalah Amerika Serikat (AS). Negeri Paman Sam itu mengirimkan kapal perang USS Sampson dan Helikopter Seahawk.
Seakan tak mau kalah, Rusia yang tak lain adalah negara seteru AS, juga mengirimkan sejumlah armada dan personel militernya untuk membantu Indonesia melakukan pencarian. Negeri Stalin itu mengirimkan 40 penyelam, dua pesawat amfibi (BE200) dan IL-76.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Kenapa Bule Rusia tersebut diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
AS terjunkan kapal perang USS Sampson
USS Sampson adalah salah satu jenis kapal perang penghancur yang dimiliki Angkatan Laut Amerika Serikat (AS). Kapal ini memiliki panjang hampir 200 meter dan berat 1.000 ton.
Kapal ini tergolong tangguh karena bisa tahan ombak 3-4 meter di lokasi pencarian AirAsia QZ8501 di perairan Pangkalanbun.
USS Sampson juga dilengkapi sistem radar dan sonar canggih yang sangat dibutuhkan untuk pencarian AirAsia QZ8501. Sistem radar USS Sampsons bahkan berteknologi 3D.
Sonar yang memperkuat kapal ini sangat beragam. Mulai dari sonar aktif, hingga sinar sonar yang ditarik di belakang kapal. Kapal jenis ini juga dilengkapi dengan pendeteksi ranjau anti-kapal.
Jarak deteksi ranjau pun bisa mencapai 1.400 yard. Sejauh ini, USS Sampson telah berhasil mengevakuasi 12 jenazah korban AirAsia. Hal ini sempat membuat kaget Basarnas.
AS terjunkan helikopter Seahawk
Selain USS Sampson, negeri Paman Sam juga mengirimkan Helikopter Seahawk untuk membantu pencarian AirAsia QZ8501. Seahawk bukanlah sembarang helikopter.
Seahawk dibuat khusus untuk mendukung operasi laut yang dilakukan Angkatan Laut AS. Seahawk dilengkapi dengan Sonobuoy, sebuah alat pencari benda di dalam laut. Alat itu biasanya digunakan untuk mencari kapal selam musuh.
Seahawk memiliki beberapa kemampuan, ASW Anti Submarine Warfare, Search and Rescue, Pengintaian, Communication Relay, Naval Gunfire Support. Seahawk selalu menemani armada kapal perang AS dalam setiap misinya.
Dalam misi pencarian AirAsia QZ8501, Seahawk berulang kali mengangkut jenazah korban dari USS Sampson ke Lanud Iskandar, Pangkalanbun.
Rusia kirim 2 pesawat Beriev Be-200
Rusia tak mau ketinggalan membantu Indonesia mencari korban dan pesawat AirAsia QZ8501. Negeri komunis itu mengirimkan 2 pesawat Beriev Be-200.
Kementerian Situasi Darurat sekaligus Ketua SAR Rusia, Eduard N Chizhov mengatakan pesawat amfibi itu juga dilengkapi sebuah alat bernama Falcon yang dapat mencari dan mengangkut semua bagian pesawat AirAsia QZ8501.
"Pada pesawat tersebut, kami memiliki peralatan khusus yang bernama Falcon. Peralatan kami memiliki kapasitas untuk melakukan operasi pencarian dan mengangkut semua bagian dari pesawat. Dan juga sensor infrared untuk menemukan semua alat yang diperlukan," katanya di kantor Basarnas, Jakarta, Sabtu (3/1).
Pesawat ini disebut-sebut sebagai pesawat amfibi yang sesungguhnya. Sebab, dapat dengan mudah melakukan lepas landas dari atas permukaan air, seperti halnya di lapangan udara dengan jalur beraspal.
Bagian bawah badan pesawat dibuat seperti lambung kapal laut, sementara mesin penggeraknya diletakkan di bagian atas sayap pesawat agar tidak tersentuh oleh air.
Be-200 juga kerap digunakan untuk memadamkan kebakaran. Be-200 dapat terbang rendah sambil setengah menenggelamkan diri di air untuk menampung 12 ton air dalam waktu beberapa menit. Dia kemudian bisa kembali terbang ke udara menuju titik kebakaran dan menumpahkan seluruh tampungan air tersebut untuk memadamkan api.
Rusia terjunkan Ilyushin IL-76
Ilyushin IL-76 adalah pesawat pengangkut strategis serbaguna bermesin empat yang dirancang oleh Biro Desain Ilyushin. Pesawat ini pertama kali direncanakan sebagai pesawat kargo komersial pada tahun 1967.
Saat itu, pesawat ini ditujukan sebagai pengganti Antonov An-12. IL-76 dirancang untuk mengirimkan alat-alat berat, terutama untuk kepentingan militer, ke daerah-daerah terpencil di Uni Soviet, dan untuk pengangkut strategis militer. Versi militer Il-76 telah digunakan secara luas di Eropa, Asia dan Afrika, termasuk digunakan sebagai pesawat tanker udara atau sebagai pusat komando.
Il-76 banyak berdinas di perusahaan penerbangan kargo komersial untuk pengiriman kargo, terutama untuk barang-barang berukuran besar (seperti alat berat dan kendaraan), atau barang-barang berat yang sulit dikirim dengan moda transportasi lainnya.
Ilyushin Il-76 juga kerap digunakan sebagai transportasi darurat untuk evakuasi sipil dan untuk memberikan bantuan bencana dan kemanusiaan di seluruh dunia, terutama ke daerah-daerah terpencil karena kemampuannya untuk beroperasi dari landasan pacu yang tak beraspal. Model spesialis juga telah diproduksi untuk pemadam kebakaran udara dan pelatihan zero-G untuk kosmonot Rusia.
Rusia terjunkan penyelam
Selain mengirimkan Beriev Be-200 dan IL-76, Rusia juga mengirimkan 40 penyelam untuk membantu mencari korban dan AirAsia QZ8501. Kementerian Situasi Darurat sekaligus Ketua SAR Rusia, Eduard N Chizhov mengatakan keterlibatan pihaknya dalam operasi itu selain fokus pada pencarian dan evakuasi korban serta badan pesawat juga bertujuan mencari black box atau kotak hitam milik AirAsia QZ8501.
Menurutnya, pihak Rusia akan berada di Indonesia sesuai kebutuhan Indonesia.
"Tujuan utama kami adalah untuk menemukan black box, kemudian untuk mengeluarkan itu dari laut, mengangkut semua penumpang dan bagian pesawat dan juga untuk mengirimkan ke semuanya itu. Mengenai waktu, bisa dibilang kami akan berada di sini sampai kapanpun Indonesia membutuhkan kami, dan sampai kami menyelesaikan tugas kami," katanya di kantor Basarnas, Jakarta, Sabtu (3/1).