Adu Solusi 3 Capres: Agar Jakarta Tak Lagi Polusi
Kondisi udara di Ibu Kota Jakarta beberapa waktu ini buruk
Kondisi udara di Jakarta beberapa waktu ini buruk
Adu Solusi 3 Capres: Agar Jakarta Tak Lagi Polusi
Sebuah video merekam penampakan langit Jakarta yang gelap. Video tersebut diambil dari wilayah Cileungsi, Bogor pada 15 Agustus 2023. Drone yang diterbangkan memperlihatkan warna abu-abu pekat menyelimuti wilayah Jakarta. Kontras dengan langit Bogor. Asap abu-abu di atas langit kota Jakarta itu bukan lah awan, melainkan partikel-partikel polusi yang menumpuk di udara.
- Tolak RUU DKJ, Politisi NasDem: Aneh Jika Ada Pihak Coba Kebiri Hak Warga Jakarta
- ASN WFH Bukan Solusi, Warga Tagih Kebijakan Jangka Panjang Pemerintah Atasi Polusi di Jakarta
- Hasil Riset: 136 Industri Ini Penyumbang Polusi Terbesar di Jakarta
- Polusi Udara Jakarta Ancam Kesehatan, Ini Penyakit yang Bisa Muncul dan Cara Mencegahnya
Asap abu-abu di atas langit kota Jakarta itu bukan lah awan, melainkan partikel-partikel polusi yang menumpuk di udara. Kualitas udara di Jakarta beberapa hari terakhir memang sangat memprihatinkan. Warga Ibu Kota pun dibuat was-was dengan ancaman penyakit saluran pernapasan. Banyak warga yang mulai mengeluh batuk-batuk, flu hingga sesak napas diduga imbas polusi udara. Isu mengenai udara buruk Jakarta menjadi perhatian para bakal Calon Presiden dan koalisinya. Koalisi Prabowo Subianto menilai polusi udara Jakarta turut disumbang dari pencemaran di sekitar Ibu Kota.
Ketua DPP PKB Daniel Johan mencontohkan, Kota Tangerang Selatan yang dilaporkan menjadi kota paling berpolusi di Indonesia. Hal ini diketahui berdasarkan catatan Nafas Indonesia, lembaga pemantau kualitas udara.
Catatan terbaru Nafas, rata-rata polutan udara PM 2.5 di Tangerang Selatan pada Juli berada di angka 60 µg/m³ (mikrogram per meter kubik), naik dari 56 µg/m³. Selain karena polutan, pembakaran sampah yang besar dan faktor banyaknya pabrik menyebabkan Tangsel memiliki kualitas udara lebih buruk dibandingkan Ibu kota. Daniel mengatakan, asap dari pabrik industri juga menjadi salah satu polusi yang sangat fatal dan berdampak pada kualitas udara. Dia menilai, seharusnya pemerintah daerah bisa melakukan evaluasi berkala terhadap pabrik untuk tetap mengacu pada Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang dimiliki.
"Industri sekitar Jabodetabek harus diperiksa benar, masalah Amdal dan penanganan polusinya agar sesuai aturan yang ada. Jika terbukti melanggar, Pemda harus berani ambil tindakan mencabut izin usahanya," kata Daniel dalam keterangannya kepada merdeka.com, Jumat (18/8).
Menurut Daniel, pengawasan terhadap pabrik-pabrik yang menggunakan bahan bakar batu bara dalam menjalankan operasionalnya harus diperketat. Sebab, batu bara melepaskan sulfur dalam bentuk gas belerang dioksidan (SO2) yang menghasilkan partikel karbon hitam dalam jumlah banyak. Masalah ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan. "Untuk pabrik-pabrik yang masih menggunakan bahan bakar dari batu bara harus diganti dengan gas," paparnya.
Daniel menyebut, industri peleburan baja menjadi salah satu penyumbang polusi udara. Dengan kondisi tersebut, pabrik-pabrik di wilayah penyangga ibu kota memungkinkan polusi yang dikeluarkan oleh cerobong asap terbawa hingga ke Jakarta.
"Saya akan mendalami masalah ini, saya rasa penyebab udara jelek utamanya karena industri yang limbah polusinya dikeluarkan melalui cerobong asap dan terbawa hingga Jakarta. Terlebih ditambah musim kemarau, yang membuat kualitas udara tidak tercuci," ungkap Daniel.
Koalisi Prabowo memandang, Kementerian Lingkungan Hidup memiliki peran penting. Harus ada bekerja sama dengan instansi maupun stakeholder terkait untuk membuat rekayasa cuaca demi mengurangi dampak polusi udara. Daniel mengatakan, kemarau panjang musti disiasati sehingga dampaknya tidak semakin lama dirasakan rakyat. "Bapak Presiden juga sudah memberi arahan agar segera dilakukan rekayasa cuaca. Kita tidak ingin kesehatan masyarakat terganggu yang akan berdampak terhadap produktivitas, termasuk di dunia kerja yang pada akhirnya berimbas ke perekonomian kita," ucapnya.
Solusi lainnya, transportasi massal harus diperbanyak dan bisa menjangkau ke seluruh wilayah. Sehingga, masyarakat akan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang berdampak langsung pada kemacetan dan polusi udara.
"Sekarang kan masalahnya, masih banyak transportasi massal yang tidak mendukung di berbagai daerah Jakarta. Ini juga menjadi kendala, bagaimana pemerintah menyiapkan transportasi yang terintegrasi sehingga menarik masyarakat untuk beralih ke transportasi umum," urai Daniel.
"Kuantitinya juga harus diperbanyak, untuk menunjang aktivitas warga Jakarta dan sekitarnya. Jadi tidak ada lagi penumpukan penumpang. Kualitas juga harus dijaga, agar penumpang aman, nyaman dan tenang dalam berpergian di Jakarta," sambung Daniel.
Selain itu, penerapan WFH ke instansi dan kantor-kantor juga bisa menjadi solusi. Menurutnya, WFH setidaknya mengurangi polusi udara dari kendaraan masyarakat yang digunakan untuk bekerja. "Toh saat pandemi WFH juga tidak terlalu berdampak pada perekonomian. Jadi perlu kita kaji dan pertimbangkan bersama," ucapnya.
Anggota Komisi IV DPR RI ini meminta masyarakat pro aktif melaporkan apabila mengetahui ada pabrik-pabrik yang melakukan pencemaran udara. Daniel juga meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Dinas Lingkungan Hidup Daerah responsif dengan kondisi ini. Saat dikonfirmasi, Ketua Harian DPP Partai Gerindra masih mendalami masalah polusi udara ini. Dia akan menyiapkan solusi dari Tim Pemenangan Prabowo yang mendalami bidang lingkungan.
"Saya enggak ada dalam kapasitas menjawab karena tiap tiap bidang ada juru bicara masing masing mungkin nanti akan saya lempar dulu ke jubirnya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak gampang ini," ujar Dasco. Bakal Calon Presiden Anies Baswedan punya pandangan sejalan dengan kubu Prabowo. Masalah polusi udara Jakarta utamanya bersumber dari luar ibu kota. Anies menilai pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara menjadi penyumbang terbesar polusi di Ibu Kota.
Polusi udara dari PLTU itu terbawa oleh angin sampai ke Jakarta. Sehingga tingkat polusi di ibu kota bisa sampai tingkat mengkhawatirkan. "Kok bisa situasi itu terjadi? Sesungguhnya yang terjadi selain polutan dari dalam aktivitas dalam kota juga polutan yang diakibatkan dari kegiatan di luar kota Jakarta. Apa itu? banyak pembangkit listrik tenaga uap yang kemudian cerobongnya menghasilkan polutan ketika arah anginnya bergerak ke arah Jakarta maka dia tertangkap oleh sensor," kata Anies di Jakarta, Selasa (15/8).
Anies menawarkan empat solusi untuk menangani polusi udara, tidak hanya di Jakarta tetapi di seluruh Indonesia. Pertama, di seluruh kota perlu dipasang alat ukur kualitas udara. Seperti halnya mendeteksi Covid-19 maka perlu diperbanyak alat ukur dan monitoring.
"Jadi menurut saya ke depan nomor satu semua kota harus memiliki alat ukur kualitas udara," katanya. Kedua, perlu serius melakukan transisi menuju energi bersih. Karena PLTU yang menggunakan batu bara menjadi sumber masalah asap buangannya yang menghasilkan polusi udara. "Kemudian yang kedua harus dimulai secara serius transisi dari pembangkit energi tak terbarukan menunju energi tergantikan tapi prosesnya panjang tidak bisa mendadak," jelas Anies.
Ketiga, Anies mendukung penurunan emisi karbon dari kendaraan bermotor. Dengan memperbanyak kendaraan listrik, tetapi yang diutamakan adalah kendaraan umum. "Penggunaan fasilitas kendaraan yang berbasis listrik khususnya kendaraan umum," ujarnya. Terakhir, memperbanyak taman dan wilayah hijau sebagai paru-paru di kota. "Keempat memperbanyak paru-paru kota di semua wilayah perkotaan. Itu contoh road map yang bisa kita kerjakan," ujar Anies.
Terkait gagasan dari Capres lainnya, merdeka.com telah berupaya menanyakan kepada Ganjar Pranowo dan koalisi PDIP. Namun, Ganjar dan koalisinya menolak menjawab isu menyangkut polusi udara Jakarta. Pesan singkat dan telepon kepada tim capres Ganjar tidak berbalas.
Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Ditjen PPKL KLHK Luckmi Purwandari mengatakan, transportasi menjadi sumber pencemar udara terbesar di Jakarta, khususnya sepeda motor. Luckmi menyampaikan, setidaknya 24.500.000.00 sepeda motor masuk Jakarta di 2022. Jutaan sepeda motor itu berbahan bakar fosil yang diketahui menghasilkan emisi. Menurut Luckmi, dilihat dari sumber pencemaran yang ada, fakta tersebut menempatkan sepeda motor sebagai kontributor pencemar udara di Jakarta. Selain sepeda motor, aktivitas industri juga menjadi penyumbang polusi di Ibu Kota.
"Terus kalau sumber pencemaran, tadi sebagai sumber-sumber yang bisa kita kendalikan disebutkan kendaraan bermotor, terus industri," kata Luckmi. Luckmi menjelaskan, buruknya kualitas udara disebabkan banyak faktor. Di antaranya transportasi, industri, kegiatan rumah tangga, serta pembakaran sampah. Masalah polusi udara sampai mendapatkan atensi dari Presiden Jokowi. Pemerintah mempersiapkan langkah antisipasi masalah kualitas udara di Jabodetabek yang sangat buruk. Salah satu caranya dengan menerapkan kebijakan hybrid.
"Jika diperlukan kita harus berani mendorong banyak kantor melaksanakan hybrid working. Work from office, work from home mungkin saya gak tau nanti dari kesepakatan di rapat terbatas ini apakah 7-5, 2-5 atau angka yang lain," ujar Jokowi.