Agar tak ganggu warga, MUI Lebak batasi mengaji pakai pengeras suara
Mereka hanya memberikan waktu menggunakan pengeras suara hingga pukul 23.00 WIB.
Beberapa waktu lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) melarang memutar kaset mengaji Alquran di masjid-masjid. Larangan itu pun menuai pro kontra dari berbagai pihak.
Kini hal yang hampir sama terjadi di Kabupaten Lebak. Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat membatasi tadarusan atau mengaji yang menggunakan pengeras suara.
Mereka hanya memberikan waktu menggunakan pengeras suara hingga pukul 23.00 WIB. Alasannya, untuk menghargai warga yang istirahat agar tidak terganggu setelah menjalani ibadah puasa seharian.
"Kita wajib memberikan ketenangan kepada warga lain, terlebih besok mereka bekerja. Karena itu, tadarus yang menggunakan pengeras suara dibatasi," kata Ketua Komisi Fatwa MUI Kabupaten Lebak KH Baijuri di Lebak, Kamis (18/6).
Peringatan imbauan ini agar masyarakat yang tadarusan dengan menggunakan pengeras suara di masjid maupun musala pada malam hari dibatasi. Selanjutnya, tadarusan diperbolehkan kembali menggunakan pengeras suara pada pukul 03.00 WIB, sekaligus untuk membangunkan waktu sahur.
"Saya kira imbauan itu tujuannya baik dan jangan sampai niatnya cari pahala malah tidak dapat, karena ada warga yang merasa terganggu itu," katanya, seperti dilansir Antara.
Dia mengajak umat muslim selama Ramadan dapat meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT dengan puasa, salat tarawih, tadarusan dan kebajikan.
Selain itu juga menghormati dan menghargai untuk menjaga kedamaian di lingkungan masyarakat. Begitu juga para pedagang warung nasi tidak berjualan pada siang hari serta pemilik hiburan malam menutup kegiatannya selama Ramadan.
Di samping itu juga menjauhi perbuatan yang bisa menimbulkan batalnya puasa. "Kami minta bulan suci ini dimanfaatkan umat muslim untuk memperbanyak amal ibadah kepada Allah SWT," katanya.
Dia mengatakan ajaran Islam sebagai agama 'Rahmatan Lil Alamin' atau untuk semesta alam, sehingga harus memberikan kebaikan dan kemaslahatan pada sesamanya.
"Kita jangan sampai merusak di muka bumi karena Islam sangat mencintai kedamaian," katanya.