Ahli Psikologi Forensik: Ferdy Sambo Cerdas Tapi Tak Percaya Diri & Emosional
Selain memiliki kecerdasan di atas rata, lanjut Reni, Ferdy Sambo juga memiliki pola pikir cenderung ke arah praktis daripada teoritis dalam menyelesaikan baik tugas maupun pekerjaan.
Ahli psikologi forensik sekaligus Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) Reni Kusumowardhani mengungkap kepribadian Ferdy Sambo yang ternyata memiliki kecerdasan di atas rata-rata namun punya sisi tidak percaya diri.
Keterangan soal kepribadian Ferdy Sambo itu diungkap Reni ketika dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) dalam perkara dugaan pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J untuk keseluruhan terdakwa.
-
Apa sanksi yang diterima Ferdy Sambo? Ferdy Sambo diganjar sanksi Pemecetan Tidak Dengan Hormat IPTDH).
-
Siapa Brigadir Jenderal Sahirdjan? Bapak Itu Brigadir Jenderal Sahirdjan, Guru Besar Akademi Militer!
-
Siapa yang memimpin Sidang Kode Etik Polri untuk Ferdy Sambo? Demikian hasil Sidang Kode Etik Polri yang dipimpin jenderal di bawah ini: As SDM Polri Irjen Wahyu Widada.
-
Siapa Fredy Pratama? "Enggak (Tidak pindah-pindah) saya yakinkan dia masih Thailand. Tapi di dalam hutan," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa, Rabu (13/3).
-
Bagaimana proses Sidang Kode Etik Polri untuk Ferdy Sambo? Demikian hasil Sidang Kode Etik Polri yang dipimpin jenderal di bawah ini: As SDM Polri Irjen Wahyu Widada.
-
Siapa yang berperan sebagai Fadil di sinetron Bidadari Surgamu? SCTV dikenal sebagai salah satu stasiun televisi swasta yang secara konsisten menyajikan tayangan hiburan berupa sinetron berkualitas. Salah satu sinetron andalan SCTV yang digandrungi penonton adalah Bidadari Surgamu. Cerita cinta yang diangkat dalam sinetron ini berhasil menarik perhatian penonton setia layar kaca. Kesuksesan sinetron Bidadari Surgamu ini juga tak lepas dari kehadiran aktor dan aktris muda ternama. Salah satunya adalah Yabes Yosia yang berperan sebagai Fadil.
"Pak Ferdy Sambo memiliki kecerdasan di atas rata rata. Kemampuan abstraksi imajinasi dan kreativitasnya sangat baik," beber Reni saat hadir di sidang PN Jakarta Selatan, Rabu (21/12).
Selain memiliki kecerdasan di atas rata, lanjut Reni, Ferdy Sambo juga memiliki pola pikir cenderung ke arah praktis daripada teoritis dalam menyelesaikan baik tugas maupun pekerjaan.
"Secara umum cara berpikirnya lebih ke arah praktis dibanding teoritis, pola kerja tekun motivasi berprestasinya tinggi untuk mencapai target yang melebihi dari target yang diberikan kepadanya," jelasnya.
Meski memiliki kecerdasan di atas rata-rata, namun Reni membeberkan kalau Sambo memiliki kepribadian yang kurang percaya diri dalam melakukan tindakan atau keputusan.
"Tipe kepribadiannya pada dasaran bapak Ferdy Sambo ini merupakan individu kurang percaya diri dan membutuhkan dukungan orang lain dalam bertindak dan mengambil keputusan terutama hal besar," kata dia.
Tidak percaya dirinya Sambo, kata Reni, disebabkan pengalaman masa kecil yang membuatnya tidak nyaman apabila melakukan sebuah tindakan atau mengambil keputusan tanpa ada orang sekitar yang melindunginya.
"Dan dalam situasi kondisi norma bapak Ferdy Sambo akan terlihat sebagai figur yang baik dalam kehidupan sosialnya dan patuh terhadap aturan norma dapat menutupi kekurangan kekurangannya dan masalah-masalahnya," jelasnya.
"Jadi bukan berarti yang bersangkutan tidak mampu melanggar norma dan menggunakan kecerdasannya untuk melindungi diri dalam situasi terdesak," tambah dia.
Di samping itu kepribadian Sambo yang telah terbangun hingga menduduki posisi Jenderal Bintang Dua juga turut dipengaruhi budaya Siri Na Pacce, selaku orang dari Suku Bugis, Sulawesi Selatan (Sulsel).
"Sebagai orang Sulawesi Selatan yang hidup dalam budaya yang teguh memegang budaya Siri Na Pacce ini memang memengaruhi bagaimana pertimbangan keputusan dan emosi serta kepribadian dari bapak Ferdy Sambo," ucapnya.
Diketahui jika Siri Na Pacce merupakan falsafah hidup yang dipegang oleh masyarakat suku Bugis-Makassar. Nilai-nilai dalam falsafah untuk mempertahankan nilai solidaritas kemanusiaan termasuk harga dirinya.
"Jadi ada mudah self esteemnya (harga dirinya diinja-injak) harga dirinya terganggu apabila kehormatannya terganggu. Dan kemudian dapat menjadi orang yang dikuasai emosi tidak terkontrol, tidak dapat berpikir panjang terhadap tindakan yang dilakukan," tambah dia.
Bahkan, Reni mengakui jika pengaruh budaya Siri Na Pacce terkait melindungi harga diri yang dapat berpengaruh dengan emosi, juga berlaku untuk orang yang telah memahami hukum termasuk Ferdy Sambo.
"Ya betul dalam keadaan normal itu ada upaya rasional untuk mengendalikan diri. Tapi dalam situasi ada hal hal yang memang mengganggu kondisi emosinya dan self esteemnya nah ini yang kemudian bisa menjadi orang yang sangat dikuasai emosi," tuturnya.
Sekedar informasi jika keterangan Reni sebagai saksi ahli untuk perkara ini bersama dua saksi lainnya, yakni ahli hukum pidana dari Universitas Trisakti Effendy Saragih dan Alpi Sahari dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU).
Mereka bertiga akan memberikan keterangan untuk kelima terdakwa yaitu, Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Richard Eliezer alias Bharada E, Ricky Rizal alias Bripka RR, dan Kuat Ma'ruf dalam perkara dugaan pembunuhan berencana Brigadir J.
Yang pada perkara tersebut, mereka didakwa melanggar Pasal 340 subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 KUHP dengan pidana paling berat sampai hukumam mati.
(mdk/rhm)