Aksi damai, mahasiswa di Bandung serukan tangkap Ahok
Aksi demonstrasi serukan tangkap Ahok lantaran kasus penistaan agama juga dilakukan di Bandung. Namun, aksi ini berlangsung damai. Massa berkumpul depan kampus ITB, dilanjutkan dengan berjalan hingga ke Gedung Sate. Aksi dilakukan mulai pukul 10.00 hingga 11.05 WIB.
Aksi demonstrasi menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terus berlanjut. Seruan agar pihak kepolisian menangkap Ahok, sapaan akrab Basuki, digelar di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (5/11) siang.
Mahasiswa mengatasnamakan Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan Jawa Barat menyerukan agar Ahok segera ditangkap. Namun, aksi mereka dilakukan secara damai.
-
Siapa yang kuliah di Bandung? Baik Kika maupun Jema tengah menjalani studi di Bandung, Jawa Barat.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Apa yang menjadi tuntutan utama mahasiswa dalam demonstrasi tersebut? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya2. Rombak Kabinet Dwikora3. Turunkan Harga-Harga
-
Kenapa siswa SDN Ambon belajar di lantai? Tidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran. Sebuah Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Serang, Banten, tampak memprihatinkan. Puluhan siswa di sana terpaksa melakukan kegiatan belajar mengajar di lantai karena tak ada meja dan kursi.
-
Siapa saja yang hadir di acara silaturahmi Forkopimda Banyuwangi dengan mahasiswa? Acara silaturahmi ini dihadiri oleh perwakilan organisasi mahasiswa PMII, HMI, GMNI, IMM, dan BEM dari berbagai perguruan tinggi di Banyuwangi. Hadir pula Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Deddy Millewa, Komandan Kodim (Dandim) 0825 Banyuwangi Letkol Inf Eko Julianto, serta perwakilan dari Forkopimda lainnya.
-
Kenapa dosen muda ini menyamar jadi mahasiswa? Ia sengaja menyuruh mahasiswanya keluar agar tidak ketahuan.
Sebelum tiba di depan Kantor Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, ratusan mahasiswa itu berkumpul di depan Kampus ITB Jalan Ganeca. Aksi mereka kemudian dilanjutkan dengan longmarch dari rute Monumen Perjuangan hingga ke Gedung Sate, Jalan Diponegoro.
"Ini aksi damai, di mana kita merespons penistaan agama yang dilakukan Gubernur Ahok. Kita menuntut penistaan ini diproses polisi," kata Firmansyah koordinator aksi saat ditemui di lokasi.
Ahok memang sudah meminta maaf secara terbuka atas pernyataannya tersebut. Namun, menurut mereka bukan berarti mantan Bupati Belitung itu bebas dari jeratan hukum.
Dia menilai, ucapan Ahok ihwal Surat Al-Maidah ayat 51 sudah cukup bukti untuk meningkatkan status Ahok dari saksi menjadi tersangka.
"Seharusnya polisi harus segera menetapkan Ahok ini sebagai tersangka," ujarnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla usai menerima massa di Istana Presiden kemarin, sudah menyampaikan bahwa proses hukum terhadap Ahok akan dilakukan tidak lebih dari dua pekan.
"Kita menganggap (pernyataan JK) belum menjawab kerisauan kami. Harusnya sudah jadi tersangka. Itu bahasa normatif saja. Nanti ada perubahan. Kalau bilang ini hanya diproses ini tidak memuaskan kami," lanjut Firmansyah.
Dia meminta, pemerintah dalam hal ini kepolisian tidak lambat mengusut pernyataan Ahok yang dinilai menyakiti umat muslim di Indonesia. Jangan sampai ada kesan publik bahwa rezim Jokowi melindungi Ahok yang seolah kebal hukum, tambahnya.
"Saya juga mahasiswa bahasa, saya paham betul, siapa objek yang dituju. Dari ucapan itu penistaan agama sangat terindikasi kuat," sambungnya.
Pantauan merdeka.com, ratusan massa membentangkan poster kecaman bertuliskan 'Jokowi perintahkan Polri tangkap Ahok Penista & Penghina Al-Quran'. Unjuk rasa dimulai pukul 10.00 WIB, dan berakhir dengan damai pada 11.05 WIB. Polisi turut mengawal aksi ini.
(mdk/che)