Aksi Vandalisme Diduga Ditujukan ke Wali Kota Malang Tersebar di Sejumlah Lokasi
Aksi corat-coret atau vandalisme meminta Wali Kota Sutiaji mundur mewarnai jalanan Kota Malang. Tulisan huruf cetak dengan cat semprot ditemukan di sejumlah titik.
Aksi corat-coret atau vandalisme meminta Wali Kota Sutiaji mundur mewarnai jalanan Kota Malang. Tulisan huruf cetak dengan cat semprot ditemukan di sejumlah titik.
Tulisan warna putih menempel di aspal salah satunya ditemukan di samping pos polisi perempatan Kayutangan. Tulisan berada di sekitar zebra cross atau pemberhentian lampu merah pertemuan Jalan Basuki Rahmad dan Jalan Semeru.
-
Apa yang terjadi dengan keluarga di Malang? Polisi menduga tiga orang dalam satu keluarga yang meninggal dunia di Kabupaten Malang bunuh diri bersama-sama.
-
Kapan Parade Vario 160 digelar di Malang? Kegiatan Parade Honda Vario 160 yang digelar di enam kota, yaitu Madiun (2 Juni), Pasuruan (9 Juni), Malang (30 Juni), Kediri (7 Juli), Mojokerto (14 Juli), dan Surabaya (21 Juli).
-
Di mana Arema Malang dibentuk? Tepatnya pada 11 Agustus 1987, Arema didirikan oleh beberapa orang yang memiliki tujuan sama, yaitu ingin mengembangkan persepakbolaan Kota Malang menjadi lebih maju dan berprestasi.
-
Apa yang ditemukan oleh pekerja bangunan di Malang? Kerangka mayat terbungkus karung goni ditemukan oleh para pekerja bangunan di Kawasan Jalan Simpang Galunggung Kota Malang.
-
Siapa yang membangun kandang kambing dan domba terluas di Malang? Pemiliknya tak berasal dari keluarga kaya. Alexander merambah dunia bisnis peternakan dari bawah. Ia dulunya seorang blantik kambing yang setiap hari harus pergi ke pasar.
-
Di mana perampokan rumah pegawai koperasi di Malang terjadi? Perampokan berlangsung, Jumat, 5 April 2024 sekitar pukul 08.00 WIB di Dusun Krajan, Desa Tumpakrejo, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang.
"Wali Kota Tewur, Mundur Ji!," demikian tulisan tersebut.
Tulisan serupa juga ditemukan tembok pagar Rumah Dinas Wali Kota Malang di Jalan Ijen, selain juga di persimpangan ITN dan sekitar patung Chairil Anwar Jalan Basuki Rahmat Kota Malang.
Ukurannya tidak begitu besar, tapi karena berada di tempat umum banyak pengguna jalan yang memperhatikan tulisan tersebut. Tulisan ditemukan pada Jumat (1/10),, dan diduga pelakunya beraksi malam atau dini hari.
Sutiaji mengatakan bahwa demokrasi membuat orang semakin bebas menyampaikan pendapat dan kritiknya. Tetapi aksi vandalisme tidak bisa dibenarkan. Kritik harus disampaikan sesuai salurannya secara baik dan benar.
"Demokrasi perlu dikuatkan, namun harus dengan cara yang baik," kata Sutiaji, Jumat (1/10).
Pesan tulisan vandalisme tersebut diduga sengaja ditujukan untuk Sutiaji dengan kata 'Mundur Ji'. Karena memang Ji kerap digunakan sebagai panggilan singkat untuk Sutiaji, Wali Kota Malang.
Sementara 'Tewur' merupakan bahasa walikan khas Malang berasal dari kata Ruwet yang berarti kacau atau kusut.
Sementara Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum Satpol PP Kota Malang, Rahmat Hidayat mengatakan, untuk menindak pelaku aksi vandalisme tersebut harus berkoordinasi dengan kepolisan. Sesuai ketentuan, jika terbukti pelakunya dapat diancam hukuman kurungan tiga bulan atau denda Rp 10 juta.
"Masuk pelanggaran Pasal 4 Huruf K Perda Kota Malang Nomor 2 Tahun 2021," tegasnya kepada wartawan.
Saat ini tulisan vandalisme tersebut telah dihapus Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang. Tulisan tersebut ditutup cat hitam hingga tidak terlihat.
Baca juga:
Urine Pembakar Mimbar Masjid Raya Makassar Positif Narkoba
VIDEO: Kronologi Pria Bakar Mimbar Masjid di Makassar, Polisi Ungkap Motif Pelaku
Pembakar Mimbar Masjid Raya Makassar Punya Riwayat Gangguan Jiwa
Mahfud Minta Masyarakat Tak Terprovokasi Kasus Ustaz Diserang & Mimbar Masjid Dibakar
Mimbar Masjid di Makassar Dibakar, JK Minta Pengurus Tingkatkan Kewaspadaan
Pos Pantau Dishub di Parungpanjang Jadi Sasaran Vandalisme, Diganti Pos Pungli