Alami lonjakan penumpang, KSOP Ambon tetap fokus keselamatan
Hal ini sesuai arah Menhub Ignasius Jonan, lebih baik tidak berangkat daripada tidak pernah sampai.
Pengguna transportasi laut pada mudik lebaran 2016 mulai terlihat meningkat. Salah satunya di Pelabuhan Slamet Riyadi, Ambon, di mana pada Sabtu 2 juli 2016 mengalami lonjakan penumpang yang cukup signifikan.
Diperkirakan 500 calon penumpang menyesaki dermaga pelabuhan Slamet Riyadi dan menuntut ketersediaan kapal yang akan mengangkut mereka ke Namrole dan Leksula pada musim mudik lebaran 2016.
Adapun ketersediaan kapal penumpang pada saat itu yang siap melayani angkutan laut lebaran di Pelabuhan Slamet Riyadi, Ambon sangat terbatas yakni hanya 1 unit kapal Ferry dengan kapasitas angkut 150 penumpang.
Melihat hal tersebut, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Ambon, Haekal Marassabessy langsung proaktif dan terjun ke lapangan menemui para Penumpang.
"Jumlah kapal tidak sebanding dengan jumlah penumpang yang membludak dan membutuhkan kepastian apakah mereka bisa berlebaran di kampung halaman," ujar Haekal di Pelabuhan Slamet Riyadi.
Saat itu juga KSOP Ambon berkoordinasi dengan posko angkutan laut lebaran tingkat pusat, PT Pelni Cabang Ambon, pemerintah daerah dan stakeholder setempat untuk mendapatkan tambahan armada kapal.
Menindaklanjuti hal tersebut, PT DHARMA INDAH mengerahkan KM Cantika Lestari 77 yang memiliki daya angkut 400 penumpang, sementara itu PT Pelni cabang Ambon tetap mensiapsiagakan KM Sanus 43 untuk mengantisipasi kembali terjadinya lonjakan penumpang.
"Saya meminta kepada seluruh penumpang untuk mentaati peraturan. Kapal tidak akan diberangkatkan bila telah melebihi dispensasi penumpang yang diizinkan. Namun saya katakan akan mencari jalan keluar agar penumpang dapat terangkut semua yaitu dengan meminta tambahan kapal," tegas Haekal.
Dan pada akhirnya, Konsentrasi calon penumpang dapat dipecahkan dengan melakukan debarkasi penumpang ke KMP Tanjung Kabat dengan kapasitas 150 penumpang dan KM Cantika Lestari 77 dengan kapasitas 400 penumpang. Proses pengalihan penumpukan penumpang telah dilakukan dengan lancar dan tertib sejak pukul 19.00 WIT.
Haekal juga menyempatkan diri untuk melepas keberangkatan kapal KM. Cantika Lestari 77 dan KMP Tanjung Kabat secara bersamaan untuk bertolak meninggalkan Pelabuhan Slamet Riyadi Ambon menuju Ambalau-Namrole-Leksula.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat pengguna jasa transportasi laut. Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Ir. A. Tonny Budiono, MM menegaskan bahwa pihaknya beserta jajarannya akan selalu menegakan aturan di bidang keselamatan pelayaran tanpa kompromi.
"Tidak ada toleransi dalam penegakan keselamatan pelayaran. Kapal dilarang berangkat kalo sudah over capacity," tegas Tonny Budiono. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan lebih baik tidak berangkat daripada tidak pernah sampai.