Alasan arca Dwarapala penjaga gerbang Singhasari salam dua jari
Patung ini merupakan peninggalan kerajaan Singhasari yang pernah ada dalam rentang tahun 1222 - 1293 Masehi.
Sisi barat dari Candi Singasari yang berjarak sekitar 400 meter, terdapat dua patung raksasa, Dwarapala. Patung dengan ukuran raksasa, bahkan menjadi patung Dwarapala terbesar di Indonesia, berada di sisi kanan dan kiri Jalan Kendedes Singasari, Kabupaten Malang.
Patung ini merupakan peninggalan kerajaan Singhasari yang pernah ada dalam rentang tahun 1222 - 1293 Masehi. Dwara berarti jalan dan Pala memiliki arti penjaga. Sesuai fungsinya, patung ini menjaga atau pintu gerbang masuk menuju keraton. Wujud patung ini berbentuk raksasa yang menyeramkan dengan mata yang melotot dan senjata gada (pentungan) di tangan.
Namun karena sentuhan tangan para seniman, patung Dwarapala di masing-masing daerah memiliki posisi yang berbeda. Sebagian besar posisi Dwarapala tegak menakutkan termasuk pada patung dan arca di Jawa Tengah. Namun di Jawa Timur bentuk Dwarapalanya agak berbeda.
"Ada yang terukir di pahatan menyerupai harimau dengan posisi gigi yang menyeramkan, dengan dua tangan yang mencengkeram seolah marah. Sementara ada pahatan dengan dua jari di sisi kanan dan kiri," kata Sukawati Susetyo, salah seorang peneliti sejarah dari Pusat Arkeologi Nasional di Malang, Jumat (15/5).?
Hal serupa juga disampaikan oleh Amelia Driwantoro yang juga peneliti sejarah dari Pusat Arkeologi Nasional. Tokoh Dwarapala, katanya, memang simbol penolak balak, sehingga selalu digambarkan dengan ukuran yang besar dan menyeramkan.
"Meski menyeramkan dengan matanya yang melotot, tetapi raut wajahnya seolah tersenyum. Kalau saya melihatnya ya terkesan lucu begitu," kata Amelia Driwantoro tentang Dwarapala di Singhasari.
Ada perbedaan sikap di dua patung raksasa tersebut. Pada patung sebelah selatan jalan yang menghadap ke utara memiliki sikap tangan memegang gada di tangan kanan, sementara tangan kiri diletakkan di lutut dengan posisi jongkok.
Berbeda halnya dengan patung sebelah utara jalan menghadap ke Timur. Tangan kanannya menunjukkan lambang salam dua jari sementara tangan kiri memegang memegang gada.
Posisi kedua patung sendiri seharusnya berhadapan, tetapi karena pernah digeser menjadi berpindah. Satu menghadap ke utara, sementara satu latu lagi ke tenggara. Konon saat upaya pemindahan gagal karena arca berbahan batu adhesit itu terlalu berat, sehingga tali cran terputus.
Amelia sendiri tidak bisa memastikan maksud salam dua jari yang diperlihatkan oleh patung Dwarapala tersebut. Namun kemungkinan besar karena itu sebagai salah satu sikap mudra saat bersemedi.
"Kemungkinan itu karena salah satu sikap mudra, saya ingin cek dulu. Saya bukan pakar Dwarapala sih," katanya.
Seperti diketahui ada sekian sikap tangan dalam bersemedi atau sering disebut mudra. Beberapa diantaranya dharmachakra (pemutar roda dharma), Bhumisparsa (memanggil bumi), Abhaya (Ketidakgentaran) dan lain-lain. Sikap salam dua jari atau pis juga termasuk satu dari sikap mudra yang berarti sikap kebahagiaan.