Alasan Tidak Mau Divaksinasi, 56,8 Persen Masyarakat Takut Efek Samping
Pengumpulan data survei ini dilakukan pada 21-30 April 2021, melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel 1.600 responden.
Pemerintah kembali melaporkan perkembangan data penerima vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Vaksinasi Covid-19 merupakan langkah pemerintah untuk membentuk herd immunity atau kekebalan komunitas di lingkungan masyarakat.
Tercatat, hingga Sabtu (8/5) sebanyak 13.284.422 orang telah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama, atau bertambah 147.736 dibanding satu hari sebelumnya. Sementara penerima vaksin Covid-19 dosis kedua bertambah 127.595 orang menjadi 8.583.854 orang. Pemerintah menargetkan 40.349.049 orang mendapat vaksinasi Covid-19.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
Namun tak sedikit masyarakat yang menolak atau takut disuntik vaksin covid-19. Lembaga survei Puspoll Indonesia merilis hasil survei mengenai alasan tidak bersedia disuntik vaksin meski diberikan secara gratis.
Hasilnya, sebanyak 56,8 persen responden mengaku takut terhadap efek samping vaksinasi dan 30,5 persen responden mengaku ragu terhadap tingkat efektivitas vaksinasi.
Sementara, sebanyak 8,8 persen responden mengaku takut vaksin tidak halal. Sebanyak 3,9 lainnya mengaku tidak tahu atau tidak menjawab.
"Sebanyak 56,8 persen responden mengatakan takut terhadap efek samping vaksinasi. Sementara itu, 30,5 persen responden mengatakan meragukan efektivitas vaksin," kata Direktur Eksekutif Puspoll Indonesia, Muslimin Tanja, Sabtu (8/5/2021).
Kesimpulannya, kata Tanja, mayoritas masyarakat percaya bahwa vaksin dapat mencegah manusia tertular dari virus corona. Namun masih ada masyarakat yang tidak bersedia untuk divaksinasi.
Pengumpulan data survei ini dilakukan pada 21-30 April 2021, melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel 1.600 responden.
Adapun sampel yang ditentukan dengan acak bertingkat (multistage random sampling). Dengan margin of error +/- 2,5% dan tingkat kepercayaan 95%.
Baca juga:
Jokowi: Rakyat Displin Prokes & Pemerintah Upayakan Vaksin, Kita Ikhtiar Akhiri Covid
Alasan Tidak Mau Divaksinasi, 56,8 Persen Masyarakat Takut Efek Samping
Vaksin Covid-19 Sinopharm Disetujui WHO
Update Penerima Vaksinasi Covid-19 Per 7 Mei 2021
Pemerintah Terus Matangkan Program Vaksinasi Gotong Royong