Amankan Perusuh, Polisi Sita Amplop Bertuliskan Nama Berisi Uang
Selain barang bukti untuk aksi, dia mengungkapkan, pihak kepolisian juga mendapati sejumlah amplop berisi uang. Dimana amplop tersebut telah disematkan nama dari pemilik amplop tersebut.
Polda Metro Jaya Berhasil mengamankan 257 tersangka yang diduga menjadi provokator massa aksi pada 21 hingga 22 Mei 2019. Penangkapan dilakukan di tiga lokasi, yaitu di depan Kantor Bawaslu, Petamburan dan Gambir.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, pihaknya berhasil mengamankan beberapa barang bukti dalam penampakan ini.
-
Apa itu People Power? People Power adalah gerakan rakyat menggulingkan kekuasaan otoriter.
-
Mengapa People Power penting dalam demokrasi? Dalam sebuah negara demokrasi, rakyat memiliki kedudukan yang sangat penting. Bahkan, rakyat disebut memiliki kedudukan tertinggi dalam negara demokrasi. Di mana rakyat menjadi pilar utama dalam membentuk dan mengarahkan arus kebijakan dan tindakan pemerintah.
-
Kapan People Power pertama kali terjadi? Sejarah adanya People Power, bermula di negara Filipina.
-
Bagaimana People Power digunakan untuk melawan pemerintahan yang buruk? Ketika pemerintah menerapkan kebijakan dan gaya pemerintahan buruk, maka rakyat bisa melakukan protes bahkan bisa menggulingkan kekuasaan pemerintah. Dalam politik, konsep ini disebut dengan People Power.
-
Siapa yang memimpin gerakan People Power di Filipina? Gerakan ini muncul sebagai bentuk demonstrasi anti kekerasan untuk menggulingkan kekuasaan Marcos. Puncak dari gerakan ini terjadi pada pemilihan presiden kilat pada tahun 1986, dimana Marcos secara kontroversial dinyatakan sebagai pemenang. Hal ini memicu protes massal di seluruh negeri yang dipimpin oleh istri dari Benigno 'Ninoy' Aquino, yaitu Corazon Aquino.
-
Kapan Front Penyelamat Demokrasi dan Reformasi dibentuk? Deklarasi dihadiri sejumlah tokoh antara lain Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, Marsekal TNI (Purn) Agus Supriatna, Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh, pengamat militer Connie Bakrie, budayawan M Sobary, Laksdya TNI (Purn) Agus Setiadji, serta tokoh muda seperti Seno Bagaskoro dan Anggi Pasaribu. F-PDR turut melibatkan elemen masyarakat dari berbagai latar belakang, seperti mahasiswa, buruh, petani, nelayan yang berjuang untuk menegakkan demokrasi dan konstitusi demi Indonesia yang lebih baik di tengah kondisi politik Indonesia makin jauh dari cita-cita reformasi.
"Dari Bawaslu ada barang bukti bendera hitam, mercon dan petasan, kemudian juga ada beberapa handphone dilakukan penyitaan. Di Petamburan yang kita amankan yang pertama, celurit kemudian ada busur panah dan bom molotov," katanya di Kantor Polda Metro Jaya, Rabu (22/5).
Selain barang bukti untuk aksi, dia mengungkapkan, pihak kepolisian juga mendapati sejumlah amplop berisi uang. Dimana amplop tersebut telah disematkan nama dari pemilik amplop tersebut.
"Di Petamburan ada uang di amplop ada namanya, dari isi Rp200 ribu sampai Rp500 ribu. Amplop ini ada uangnya semua. Ada juga uang Rp5 juta, itu untuk operasional," tutup Argo.
Argo menegaskan, 257 tersangka perusuh ini dijerat Pasal 170, 212, 214dan 218 KUHP. Namun untuk tersangka yang diamankan dari Petamburan mendapatkan tambahan Pasal 187 KUHP.
Baca juga:
Polda Kalbar Tangkap 38 Orang Perusuh Aksi 22 Mei di Pontianak
Polisi Pukul Mundur Perusuh di Jalan KS Tubun Sejauh 1 Kilometer
Di Tengah Suasana Aksi, Demonstran dan Polisi Sempat Buka Puasa Bersama
Polisi Tembakkan Gas Air Mata Pukul Mundur Massa di Slipi
Massa Aksi di Depan Gedung Bawaslu Mulai Ricuh
Polisi Salat Magrib Berjemaah di Tengah Tugas Pengamanan
4 Polisi Luka Lemparan Beling dan Batu saat Amankan Aksi 22 Mei di Slipi