Anak imam masjid di Makassar hilang bersama suami, anak dan pengasuh
Setelah ditelusuri, Abdul Hafid mendapat informasi jika menantunya, Abdul Kadri Nasir itu ketua Gafatar Jeneponto.
Hasrini Hafid (31) anak seorang imam masjid di Makassar dilaporkan oleh orangtuanya, ustaz Abdul Hafid ke Polda Sulsel sejak November 2015 lalu. PNS kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jeneponto, Sulsel ini dilaporkan hilang bersama suaminya, Abdul Kadri Nasir yang juga PNS di kantor yang sama membawa dua putra putrinya, Abiyan, (2) dan Berlian, (7 bulan) serta pengasuh anaknya bernama Ratih, (30).
Ustadz Abdul Hafid, (67), imam masjid Graha Janna yang ada di sekitar rumahnya juga imam rawatib masjid di mako Kodim 1408/ BS di Makassar ini menyebutkan putri keduanya sekeluarga itu hilang kontak sejak akhir Oktober 2015. Itu berarti sudah tiga bulan mengilang dan dilaporkan ke Polda Sulsel, seminggu setelah nomor-nomor kontak anak dan menantunya tidak bisa lagi dihubungi. Kuat dugaan putri keduanya dan menantunya itu ikut organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) kareba banyak bukti yang menunjukkan ke arah kecurigaan itu.
Ustaz Abdul Hafid, yang ditemui di rumahnya Rabu pagi tadi, (13/1) di Jalan Sultan Alaudinn, lorong 10, No 1 Makassar memberikan penjelasan sedetil mungkin dengan penuh rasa sesal anaknya telah ikut-ikutan organisasi yang menurutnya telah lari dari jalur agama Islam yang sesungguhnya. Sementara istrinya, Rohani, (62) sesekali saja menimpali dan lebih banyak merintih menyebut nama anak dan cucu-cucunya yang masih kecil-kecil.
Abdul Hafid, mantan Danramil Mariso dengan pangkat terakhir Pembantu Letnan Satu (Peltu) itu menceritakan, awalnya dia tidak tahu organisasi apa yang dimasuki anaknya. Hanya saja, setelah menikah dengan Abdul Kadri Nasir yang juga teman kuliahnya dulu di Universitas Hasanuddin (Unhas), perilaku anaknya banyak berubah. Lebih banyak tertutup dan lama kelamaan sudah tidak salat, tidak puasa dan menyebut nama Allah SWT itu dengan sebutan tuan. Bahkan pernah mengatakan kepada ibunya, buat apa ke Tanah Suci karena itu hanya habiskan uang.
"Bahkan kalau hari Jumat, saya perhatikan menantu saya ini tinggalkan rumah. Katanya mau salat di Al Markaz dengan rumah orang tuanya di Jalan Sunu. Dicek di rumah orang tuanya ternyata tidak salat, hanya tidur di sana," kata Abdul Hafid seraya mengatakan, dirinya penasaran dengan perubahan drastis di diri putrinya itu dan suaminya. Karena menurutnya, dasar-dasar agama Islam sudah diajarkan ke putrinya sejak kecil tetapi tiba-tiba berubah drastis.
Tetapi di sisi lain, anak menantunya itu aktif mengikuti kegiatan-kegiatan sosial di organisasinya seperti sunatan massal, donor darah, kerja bakti dll. Yang rupanya belakangan diketahui hanya kedok belaka.
"Akhir Oktober lalu, Hasrini nginap di rumah ini selama tiga hari. Saat ditanya sama ibunya, kenapa lama di sini tidak pulang ke Jeneponto padahal kamu kerja. Jawabannya saat itu, katanya masih rindu sama ibu. Setelah itu, Hasrini kemudian pulang ke Jeneponto. Dan tidak kembali lagi ke Makassar meski disampaikan ada saudara sakit di rumah sakit," kata Abdul Hafid seraya menambahkan di saat bersamaan mulai muncul pemberitaan tentang organisasi Gafatar yang dinyatakan sesat dan haram.
Ketika kecurigaannya kian menguat karena Rohani, istri Abdul Hafid mengaku pernah melihat jaket anaknya berwarna hijau dan orange yang ada tulisannya Gafatar. Tulisan itu dikiranya hanya merek jaket.
Karena nomor-nomor kontak sudah tidak aktif, Abdul Hafid kemudian berangkat ke Jeneponto untuk mencari anak dan menantunya itu. Jangan sampai masih ada di Jeneponto. Sekaligus bertemu pimpinan anaknya di kantor BPS yang pernah menanyakan alasan anak dan menantunya itu tidak masuk kerja.
"Saya juga ke Jeneponto karena Harlina kakaknya pernah ditelepon sama adiknya itu agar mengambil barang-barang di rumah kontrakannya. Setelah tiba di sana, saya mengambil barang anak-anak saya yang masih tersisa dan dari situ saya menemukan ratusan lembar formulir organisasi Gafatar. Maka yakinlah saya kalau benar-benar Hasrini dan suaminya bergabung dengan Gafatar," kata Abdul Hafid geram.
Setelah ditelusuri, Abdul Hafid mendapat informasi jika menantunya, Abdul Kadri Nasir itu ketua Gafatar Jeneponto sekaligus sekretaris Gafatar Sulsel.
"Ini sudah merupakan teroris aqidah. Tidak boleh didiamkan. Pemerintah harus menghancurkan organisasi ini. Dan kepada polisi, tolong serius mencari anak saya karena saya sudah laporkan ke polisi bahkan juga sudah kirimkan surat pribadi langsung ke Kapolda Sulsel," tandas Abdul Hafid.