Anak Krakatau Siaga, BMKG Minta Warga Waspada Potensi Tsunami di Selat Sunda
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan peringatan waspada tsunami di wilayah Pantai Selat Sunda dari radius 500 meter hingga 1 kilometer masih berlaku.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan peringatan waspada tsunami di wilayah Pantai Selat Sunda dari radius 500 meter hingga 1 kilometer masih berlaku. Hal ini menyusul adanya peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau dari level waspada ke siaga.
"Peringatan kewaspadaan potensi tsunami di wilayah Pantai Selat Sunda dalam radius 500 meter hingga 1 kilometer masih tetap berlaku," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono melalui siaran persnya, Kamis (27/12).
-
Kapan Gunung Krakatau meletus dan menyebabkan tsunami dahsyat? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Mengapa Indonesia sering mengalami bencana alam seperti tanah longsor, tsunami, gempa, dan gunung meletus? Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Hal itu mengakibatkan Indonesia kerap mengalami bencana alam seperti tanah longsor, tsunami, gempa, maupun gunung meletus.
-
Kapan tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Kapan sanggar batik Krakatoa didirikan? Gambarkan kondisi alam Cilegon dan Banten Keberadaan batik yang didirikan oleh pasangan suami istri Helldy Agustian dan Hany Seviatry pada 2014 ini tak terlepas dari dari minatnya akan batik dan sosial budaya di kotanya.
-
Kapan pulau itu dihantam oleh tsunami? Hanya beberapa hari sebelum kejadian, kapal pesiar sudah ada di sana dan berada di pantai.
Rahmat mengimbau masyarakat tenang namun tetap waspada terkait peningkatan aktivitas anak Gunung Krakatau.
"Mohon masyarakat tetap tenang dan waspada, serta terus memonitor perkembangan informasi kami melalui Aplikasi Mobile Phone Info BMKG serta Aplikasi Magma Indonesia," ujarnya.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM menyatakan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, naik level III atau berstatus siaga.
Terkait peningkatan status Gunung Anak Krakatau PVMBG Badan Gelologi Kementerian ESDM memperluas zona berbahaya dari dua kilometer menjadi lima kilometer. Masyarakat dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas di dalam radius lima kilometer dari puncak kawah Gunung Anak Krakatau. Naiknya status Siaga (Level III) ini berlaku terhitung mulai (27/12) pukul 06.00 WIB.
Laporan Staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, Windi Cahya Untung seperti dikutip dalam situs PVMBG, cuaca mendung dan hujan di Gunung Anak Krakatau.
Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara dan timur laut. Suhu udara 24-26 celsius dan kelembaban udara 91-96 persen. Volume curah hujan tidak tercatat.
Dari pengamatan visual gunung kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Terdengar suara dentuman di pos pengamatan Gunung Anak Krakatau.
Data yang diambil dari Stasiun Sertung, dekat kawasan Gunung Anak Krakatau menunjukkan aktivitas kegempaan tremor menerus amplitudo 8-32 mm (dominan 25 mm). Status siaga ini membuat masyarakat diminta tak mendekati kawah Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 kilometer.
Baca juga:
Gunung Anak Krakatau Berstatus Siaga Dampak Aktivitas Terus Meningkat
Pemerintah Pastikan Erupsi Gunung Anak Krakatau Belum Ganggu Lalu Lintas Penerbangan
Gunung Anak Krakatau Berubah Status Jadi Siaga
Status Gunung Anak Krakatau Naik Level Jadi Siaga
Gunung Anak Krakatau Terus Alami Kegempaan, Status Waspada