Anak Punk Nekat Ajak Istri Hamil Tua Mudik Modal Rp 7.000, Naik Motor Ekstrem Tanpa Helm
Pengamen Nekat Ajak Istri Hamil Tua Mudik Modal Rp 7.000, Naik Motor Ekstrem Tanpa Helm
Motor yang dikendarai terlihat tidak aman untuk dikendarai jarak jauh. Bahkan, keduanya tidak mengenakan helm.
- 10 Potret Cara Unik Siasati Helm Rusak, Ketika Ide Kreatif Tersalurkan dengan Nyeleneh
- 10 Potret Tulisan di Helm Ojol yang Panuh Makna Menohok, Penumpang Auto Tersindir
- Tingkah Lucu Pemudik Pakai Helm Saat Masuk Kereta hingga Ditegur Dirut KAI, Alasannya Tak Terduga
- Tingkah Lucu Pemudik Pakai Helm Saat Masuk Kereta hingga Ditegur Dirut KAI, Alasannya Tak Terduga
Anak Punk Nekat Ajak Istri Hamil Tua Mudik Modal Rp 7.000, Naik Motor Ekstrem Tanpa Helm
Berbagai cara dilakukan demi bisa berkumpul dengan keluarga tercinta di momen Idulfitri. Seperti dilakoni Riki, seorang anak punk yang sehari-hari mengamen di Purwakarta.
Riki nekat mudik ke kampung halaman istrinya di Semarang. Keduanya menggunakan motor ekstrem. Motor yang tidak layak pakai karena hanya bisa jalan tanpa dilengkapi lampu.
Riki nekat memboyong istrinya yang kini hamil 8 bulan. Keduanya hanya bekal uang tak lebih dari Rp 10 ribu untuk perjalanan. Mereka memperkirakan butuh waktu 3 hari 2 malam ke Semarang.
Riki dan istrinya itu tak sengaja bertemu Politikus Golkar Dedi Mulyadi saat melintas daerah Cipeundeuy, Kabupaten Subang.
“Modal nekat, Pak. Ini hanya bekal Rp 7 ribu. Nanti di perjalanan sambil ngamen,” ujar Riki yang ternyata tak membawa helm selama perjalanan.
Menurut Riki, istrinya ingin melahirkan di Semarang agar orang tuanya bisa menemani. Selama di sana, Riki rencananya akan bekerja sebagai tukang las di bengkel paman sang istri.
“Perjalanan kurang lebih 3 hari 2 malam, soalnya kalau siang istirahat sambil cari bekal, malam baru jalan. Nanti sampai sana rencananya saya mau kerja las di pamannya istri,” katanya.
Melihat kitu, Dedi Mulyadi sempat menegur keduanya yang sangat nekat menempuh perjalanan jauh, terlebih istrinya sedang hamil tua. Dia menyarankan untuk memakai kendaraan umum tapi ditolak oleh keduanya.
Akhirnya Dedi Mulyadi meminta agar Riki memperbaiki dulu motor dan melengkapinya dengan lampu. Keduanya juga diminta untuk membeli helm dan dipakai selama perjalanan.
“Bagaimana pun tujuan kita adalah ingin selamat sampai tujuan. Nanti di depan kamu cari bengkel perbaiki motornya, lengkapi lampunya dan beli helm,” ucap Dedi Mulyadi sambil memberikan sejumlah uang.
“Siap, Pak, terima kasih. Itu memang tujuan saya, ingin bekerja yang benar di Semarang supaya anak bisa lebih baik dari saya,” ucap Riki.