Anggota DPR Asal Papua Kritik Pemerintah, Banyak Rakyat Pegunungan Tidak Diperhatikan
Anggota DPR Fraksi Gerindra Yan Permenas Mandenas menilai, masih banyak pekerjaan rumah untuk menyelesaikan masalah di Papua. Menurutnya, cara pemerintah belum efektif untuk mengakhiri konflik di Papua.
Anggota DPR Fraksi Gerindra Yan Permenas Mandenas menilai, masih banyak pekerjaan rumah untuk menyelesaikan masalah di Papua. Menurutnya, cara pemerintah belum efektif untuk mengakhiri konflik di Papua.
"Saya pikir masalah Papua bukan sekadar kita berikan uang otsus yang banyak tetapi banyak kejanggalan. Ada kesalahan daerah, ada juga kesalahan pemerintah pusat yang ikut serta dalam situ, sistem ini tercipta karena pusat juga mendorong itu," katanya dalam diskusi 'Peran TNI Polri dalam Menumpas KKB Papua' di DPR Senayan, Jakarta, Selasa (27/4).
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Kenapa situasi baku tembak di Papua semakin memanas? Anggota Brimob dan TNI pun kerap terlibat baku tembak dengan para teroris di Papua yang semakin lama mulai berani menyerang TNI dan Polri yang berjaga di sana.
-
Di mana penganiayaan terhadap anggota KKB terjadi? Di Puncak Jaya, khususnya di daerah Ilaga, Gome, dimana TKP itu terjadi (penyiksaan). Kita akan usut tuntas masalah ini. Apapun yang terjadi disana akan menjadi bahan untuk proses hukum nanti,” kata Izak saat jumpa pers di Jakarta, Senin (25/4).
-
Bantuan apa yang disalurkan Kementan untuk masyarakat Papua? Kementan merespons cepat adanya cuaca ekstrem yang mengakibatkan 6 warga Puncak Papua meninggal dunia. "Kami sampaikan terimakasih karena kementan memberi bantuan terhadap masyarakat terdampak cuaca ektrem secara cepat. Saya kira ini sangat bermanfaat untuk masyarakat di tiga distrik yang terdampak yaitu Agandugume, Lambewi dan Oneri," ujar Darwin di Posko Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Puncak, Jalan Haetubun Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Senin (7/8).
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Apa yang ditemukan oleh KPK di kantor PT Hutama Karya? Penyidik, kata Ali, mendapatkan sejumlah dokumen terkait pengadaan yang diduga berhubungan dengan korupsi PT HK. "Temuan dokumen tersebut diantaranya berisi item-item pengadaan yang didug dilakukan secara melawan hukum," kata Ali.
"Kalau para pemimpin kita sadar untuk membangun Papua, sadar untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat di Papua, saya yakin orang di Papua akan berubah," sambungnya.
Dia mengungkapkan, banyak hal sangat menyimpang di Papua jika datang langsung ke bumi Cendrawasih itu. Yan mengaku sering turun langsung di balik gunung dan lembah di kepulauan Papua. Kata dia, banyak sekali daerah-daerah yang tidak tertangani dengan baik bahkan di luar dari pantauan pemerintah.
Bukan saja itu, kata dia, birokrasi pemerintah juga tak bisa terjangkau sampai pelosok-pelosok. Pelayanan pemerintahan yang tidak maksimal itu pun membuat masyarakat Papua tak mendapatkan pelayanan dengan baik.
"Jangankan kita bicara soal pelayanan pemerintahan, saya bolak-balik mengurusi masyarakat kita yang mengungsi di Banti, sekarang kembali lagi ke Banti yang hanya 3 kilometer dari areal PT Freeport, tambang Freeport Indonesia itu. Yang punya hak ulayat di wilayah PT Freeport sampai sekarang saja tidak ditangani, dibiarkan saja begitu," ungkapnya.
"Bayangkan masyarakat cek itu terakhir, kurang lebih sekitar 2.700 jiwa, yang ada penghuni wilayah sekitaran Freeport beroperasi, tambang besar di atas gunung kita itu dibawa habis, rakyat kita dibiarkan, jalan pun tidak dibikin, jangankan jalan, listrik rumah pun tidak dibikin," ujar dia.
Menurut anggota DPR Dapil Papua ini, pemerintah gagal melihat prospek masyarakat Papua untuk bisa memanfaatkan kekayaan sumber daya alamnya demi memakmurkan masyarakat Papua itu sendiri.
"Jadi ini sebenarnya sangat rancu sekali dan proses seperti ini dibiarkan saja oleh pemerintah. Pertanyaan saya di mana itu pikiran kita untuk bagaimana bisa memperbaiki supaya sumber daya alam di Papua itu sebesar-besarnya dimanfaatkan untuk masyarakat sekitar juga. Jadi saya pikir ini memang perlu penanganan secara total," tuturnya.
Lebih lanjut, Yan menilai aktor dari konflik di Papua juga merupakan campur tangan asing. Sehingga, pemerintah juga sulit mendeteksi otak gerombolan kriminal bersenjata di Papua.
"Sebagian pergerakan teman-teman, aktor-aktor intelektualnya ini kan tidak lagi di Papua soalnya, mereka sebenarnya dari luar negeri masuk ke Papua, itu persoalan utamanya. Jadi kita mau mendeteksi otak-otaknya susah, karena mereka berada di luar negeri semuanya," ucapnya.
"Sekarang bagaimana mereka yang ada di dalam negeri dan di luar negeri ini kita panggil, kita dudukkan bersama dan kita dialogkan dengan pemerintah pusat kita selesaikan masalah Papua," tandasnya.
Baca juga:
Pimpinan DPD: Menyelesaikan Masalah Papua Tidak Cukup dengan Hukum dan Senjata
Baku Tembak dengan Satgas Nemangkawi, 5 Anggota KKB Tewas Dekat Markas Lumawi
Anggota DPR Nilai Konflik Papua Karena Pemerintah Tak Buka Ruang Dialog
DPR Minta Pemerintah Putus Aliran Dana untuk KKB di Papua
Pemerintah Diminta Jiplak Pendekatan Terhadap GAM dalam Menangani Konflik di Papua
Luka di Perut dan Punggung, Begini Kondisi 2 Brimob Korban Penembakan KKB