Anggota MIT semakin galau usai Santoso tewas
Kini tersisa 16 anggota Santoso masuk dalam DPO. Dari jumlah itu, diketahui ada dua orang wanita.
Satu per satu anggota gerombolan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso menyerahkan diri. Kebanyakan alasan mereka rela turun gunung lantaran tidak lagi mempunyai sosok panutan, setelah Santoso tewas dalam baku tembak.
Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah, AKBP Hari Suprapto menuturkan, sosok Santoso diakui selama ini yang membuat mereka bertahan. Namun, kematian Santoso beberapa waktu lalu membuat anak buahnya gamang.
"Para anggota merasa tidak ada pegangan, tidak ada pemimpin. Akhirnya mereka turun," kata Hari kepada merdeka.com, Senin (8/8).
Usai tewasnya Santoso, polisi juga semakin gencar mengeluarkan imbauan kepada para anggota kelompok itu supaya segera turun gunung. Menurut Hari, Kepala Polda Sulawesi Tengah, Brigjen Pol. Rudy Sufahriadi, bahkan langsung mengeluarkan maklumat itu kepada keluarga kelompok Santoso hingga kepada kelompok pengajian.
Hari mengklaim cara ini cukup efektif menarik para anggota kelompok itu. Itu dibuktikan dengan menyerahnya beberapa orang mengaku gerombolan Mujahidin Indonesia Timur.
Terakhir menyerah adalah Salman alias Opick, anggota Mujahidin Indonesia Timur dari Kelompok Bima. "Imbauan (Kapolda) ini cukup efektif," tegasnya.
Kini tersisa 16 anggota Santoso masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Dari jumlah itu, diketahui terdapat dua orang merupakan perempuan. Keduanya masing-masing istri dari Ali Kalora dan Basri. Kedua nama itu juga masih masuk daftar buronan.