Angka PHK di Indonesia Meningkat, Wamenaker Ungkap Penyebabnya
Jumlah PHK di Jakarta pada Januari-Juni 2024 menembus 7.469 orang. Angka itu bertambah 6.786 orang atau 994% atau hampir 1.000% dibandingkan tahun lalu.
Angka pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia mengalami peningkatan. Wakil Menteri Tenaga Kerja Afriansyah Noor menyebut bidang padat karya menjadi penyumbang tertinggi angka PHK di Indonesia.
Afriansyah mengakui angka PHK hingga pertengahan tahun 2024 mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama. Dia menyebut Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) telah melakukan evaluasi terkait hal itu, khususnya di bidang padat karya.
"Jadi memang setelah kita evaluasi khususnya di bidang padat karya, dampak dari global. Perekonomian dunia memang (berdampak pada) jumlah permintaan kepada mereka itu memang berkurang," ujarnya kepada wartawan seusai pembukaan Pelatihan Kompetensi di Balai BPVP Makassar, Rabu (7/8).
Akibat permintaan berkurang, sejumlah pabrik yang sudah menyiapkan ekspor juga terdampak. Untuk itu, Kemenaker melakukan mapping masalah.
Meski banyak perusahaan yang tutup, Afriansyah menyebut saat ini investasi masuk dan siap membangun pabrik padat karya di Indonesia.
"Jadi kita masih mengevaluasi kenapa penyebabnya itu, apakah memang pangsa pasarnya yang berkurang. Tapi kita akan menekankan bagaimana membangun industri di Indonesia dan pangsa pasarnya juga di Indonesia," tegasnya.
Dia berharap mapping itu memberikan dampk positif bagi dunia kerja.
"Jadi ini yang kita harapkan bisa membangkitkan kembali dan menyerap tenaga kerja kembali. Makanya pemerintahan Pak Jokowi kemarin sudah meresmikan beberapa kawasan industri untuk kita ke depan," ucapnya.
Afriansyah menyebut sumber daya manusia (SDM) lokal akan diutamakan di kawasan industri. Meski demikian, Afriansyah mengakui skill SDM lokal masih terbatas.
"Kita mengutamakan serapan tenaga kerjanya itu pertama dalam membangun konstruksi tentunya mengambil anak-anak kita yang di wilayah Jeneponto. Kemudian kalau tidak mencukupi bisa mengambil wilayah sekitar. Kalau tidak mencukupi lagi baru bisa mengambil wilayah lainnya," bebernya.
"Tetapi rata-rata karena SDM kita terbatas, kadang di situ masyarakatnya memang tidak punya skill, sehingga diambilah dari wilayah lainnya," imbuhnya.
Sebelumnya, berdasarkan data Kemenaker, jumlah pekerja yang terkena PHK pada periode Januari-Juni 2024 mencapai 32.064 orang. Angka tersebut naik 21,4% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 26.400 orang.
Kondisi ini mengakibatkan berkurangnya lowongan pekerjaan sehingga gelombang PHK menjadi penyumbang angka pengangguran yang cukup tinggi di Indonesia. Beberapa provinsi menyumbang kasus PHK terbesar, di antaranya Jakarta dan Bangka Belitung.
Jumlah pekerja yang mengalami PHK di Jakarta pada Januari-Juni 2024 menembus 7.469 orang. Angka itu bertambah 6.786 orang atau 994% atau hampir 1.000% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Jumlah kasus PHK di Bangka Belitung melonjak 3.918% atau hampir 4.000% pada Januari-Juni 2024. Kasus PHK mencapai 1.527 orang per Juni 2024 padahal pada periode yang sama tahun lalu hanya 38 orang.