Anies Baswedan: Pandang Pendidikan Sebagai Investasi
"Untuk pendidikan itu jangan dipandang sebagai biaya, tapi dipandang sebagai investasi," kata Anies
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan berharap adanya perubahan paradigma anggaran untuk pendidikan. Dia ingin agar anggaran pendidikan itu tidak dipandang sebagai biaya.
"Pesan utama yang tadi saya sampaikan adalah kita harus merubah paradigma anggaran untuk pendidikan itu jangan dipandang sebagai biaya, tapi dipandang sebagai investasi," kata Anies di Akademi Bela Negara (ABN) NasDem, Jakarta, Kamis (8/8).
- Anies Baswedan Ungkap Alasannya Teguh Usung Perubahan
- Pesan Anies Baswedan buat Pendukung Perubahan: Kawal, Catat & Laporkan Kecurangan ke Timnas AMIN
- Masa Tenang Pemilu, Anies Baswedan Reuni Bareng Teman SMA di Kediamannnya
- Anies Soal Penerima Beasiswa yang Tak Kembali: Mereka Tetap Berkontribusi untuk Indonesia
Menurutnya, jika dipandang sebagai biaya pendidikan maka akan berorientasi untuk bagaimana menekan biayanya.
"Konsekuensinya apa? Alokasi yang untuk kebutuhan-kebutuhan pendidikan menjadi jumlahnya kecil, kalau ini dipandang sebagai investasi, maka kita tahu akan mendapatkan hasil dikemudian hari," ujarnya.
"Sehingga, mengeluarkan biaya yang atau mengeluarkan anggaran yang besar itu akan dapat hasil yang besar pula," tambahnya.
Pendidikan Tanggung Jawab Negara dan Orang Tua
Ia pun mengibaratkan, ketika pendidikan tinggi misalnya menjadi beban anggaran ditanggung minimal dua pihak. Satu ditanggung oleh negara, dan juga ditanggung oleh orang tua.
"Ketika ini dipandang sebagai biaya, maka besarannya dikurangi, akibatnya komponen orang tua menjadi lebih besar. Kalau komponen orang tua biayanya lebih besar, maka orang tua-orang tua yang mampu lah yang bisa mengirimkan anaknya kuliah," ucapnya.
"Tapi kalau dipandang sebagai investasi, setiap anak yang berhak, yang lulus seleksi lalu bisa kuliah dengan harga yang murah, karena negara mengeluarkan alokasi yang lebih besar, hasilnya akan dirasakan di kemudian hari," sambungnya.
Sehingga, nantinya lebih banyak lagi orang-orang Indonesia yang terdidik yang mempunyai kompetensi, keterampilan yang nantinya akan meningkatkan kesejahteraan.
"Jadi pesannya adalah pandang ini sebagai investasi, sehingga kita tidak berusaha untuk sekedar menekan pengeluaran sebagai lebih rendah, tapi kita berusaha untuk mendapatkan hasil yang lebih besar," pungkas Anies.