Apa itu gangguan bipolar yang bikin emosi orang tak terkendali?
Harus ekstra sabar menghadapi orang yang terkena bipolar.
Selasa (5/1) kemarin, sejumlah pemberitaan gempar mengenai adanya wartawan media online yang melakukan penganiayaan kepada seorang Anggota Patwal Ditlantas Polda Metro Jaya. Belakangan, pelaku diketahui mengalami bipolar.
Lalu seperti apa bipolar tersebut?
Psikolog Mira D Amir mengungkapkan, bipolar pada dasarnya merupakan gangguan kejiwaan yang terjadi pada pengantar sinyal otak seseorang. Bipolar bukan penyakit.
"Jadi seseorang yang terkena bipolar ini akan kesulitan untuk mengontrol diri. Bipolar ini merupakan gangguan psikologis, bukan penyakit. Kalau penyakit kan dikasih obat sembuh, seperti pusing. Kalau bipolar, meski ketergantungan obat, tak akan bisa sembuh," kata Mira saat dihubungi merdeka.com, Rabu (6/1).
Mira menjelaskan, sampai saat ini belum ada kepastian penyebab utama bipolar. Namun kemungkinan besar riwayat turunan terjadi. Bisa saja itu turunan dari sang orangtua atau keluarga dekat.
"Sebenarnya penyebab pastinya sampai saat ini belum jelas, jadi baru dugaan bisa dipicu beberapa faktor, salah satunya keturunan. Faktor lainnya bisa saja karena stres, sehingga mengakibatkan tak sempurnanya zat pengantar sinyal otak. Ini butuh terapi psikofarmakologi. Jadi dibantu terapi secara psikologi, tapi yang bersangkutan harus bawa obat dan bimbingan konsultasi," paparnya.
Kisaran usia yang paling banyak ditemui mengalami bipolar, lanjut Mira, yakni saat berusia 20 tahun hingga 30 tahun, dengan ciri-ciri bisa saat sedang merasakan riang, senang, antusias, semangat yang luar biasa, bisa dalam seketika merasakan kebalikannya seperti depresi hingga mengamuk bahkan bisa saja terjadi bunuh diri.
"Nah itu ciri-cirinya kurang lebih seperti itu. Sedangkan untuk kasat mata, pemilik bipolar sama sekali tak bisa ditemukan. Ini termasuk gangguan berat, kalau di Indonesia jarang penyakit bipolar, tak seperti di luar negeri apalagi di Amerika," ungkapnya.
Untuk itu, dalam menghadapi seseorang yang terkena bipolar,, Mira berharap adanya kesabaran ekstra. "Butuh kesabaran tingkat dewa, karena enggak cukup 'pakem' untuk bisa menebak kapan dia mulai kumat serta titik kesulitan. Dikatakan bahwa mereka (penyandang bipolar) ini kecenderungan jadi sulit untuk menuntaskan sekolahnya, bekerja dengan konsisten, jadi di pendidikan bisa gagal," kata dia.