Artidjo kenyang dengan ancaman pembunuhan hingga santet
Sepanjang karirnya di bidang hukum baik sebagai advokat maupun hakim agung, dia mengaku banyak menerima ancaman ketika menangani sejumlah kasus besar. Artidjo sama sekali tidak takut dengan ancaman.
Hakim agung Artidjo Alkostar memasuki masa pensiun karena telah berusia 70 tahun pada 22 Mei 2018. Per tanggal 1 Juni nanti, Artidjo sudah menanggalkan jubah hakimnya. Sepanjang karirnya di bidang hukum baik sebagai advokat maupun hakim agung, dia mengaku banyak menerima ancaman ketika menangani sejumlah kasus besar.
Artidjo sama sekali tidak takut dengan ancaman. Termasuk ancaman pembunuhan. Dia mengisahkan saat menangani kasus Santa Cruz di Dili, Timor Timur (saat ini Timor Leste). Dia hampir dibunuh orang berpakaian ninja. Namun ternyata yang dilukai adalah asistennya.
-
Kapan Lukman Hakim meninggal? Lukman Hakim meninggal di Bonn pada 20 Agustus 1966.
-
Siapa saja yang hadir di acara perayaan HUT ke-78 Mahkamah Agung? Acara yang berlangsung dalam rangka merayakan HUT Mahkamah Agung tersebut juga dihadiri Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Yudisial, para Pimpinan Mahkamah Agung, Hakim Agung, Hakim AdHoc, PLH Sekretaris Mahkamah Agung, pejabat eselon 1 dan 2 serta undangan lainnya.
-
Apa putusan yang diberikan majelis hakim dalam sidang praperadilan Pegi Setiawan? Mengadili, mengabulkan praperadilan atas pemohon atas nama Pegi Setiawan dan dinyatakan tidak sah dan dibatalkan demi hukum," kata Hakim tunggal Eman Sulaeman saat membacakan putusan di PN Bandung, Senin (8/07).
-
Bagaimana kakek Hamid bertahan hidup? Hidup sendiri, Hamid pun masih harus berjuang keras demi menyambung hidup. Dengan mengandalkan diri sendiri yang tak lagi prima, Hamid berjualan kerupuk. Dari usahanya tersebut, Hamid bahkan hanya bisa mendapatkan uang Rp5 ribu saja.
-
Siapa Halimah Agustina Kamil? Halimah Agustina Kamil, Sorot Elegan dalam Lingkaran Keluarga Cendana, Mantan Istri Putra Ketiga Soeharto, Bambang Trihatmodjo.
-
Kapan Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi meninggal? Makam Habib Muhammad meninggal di Kota Surabaya pada tahun 1917 Masehi.
"Pengalaman saya di Timtim. Pernah mau dibunuh saya jam 12 malam. Tapi, Allah melindungi saya yang didatangi oleh ninja itu, ninja tahu lah di Timtim itu siapa ninja. Itu asisten saya. Keliru. Bukan saya kebal bukan. Tapi, dia keliru. Allah melindungi saya," ujar Artidjo di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta Pusat, Jumat (25/5).
Dia melanjutkan ceritanya. Saat membela kasus penembakan misterius di Yogyakarta, ancaman pembunuhan juga menghampirinya. Namun, Artidjo tidak mempedulikannya.
"Saya pernah diancam, 'Artidjo kamu jangan sok pahlawan. Penembak misterius datang ke tempat tidur kamu'," kata Artidjo menirukan ancaman itu.
Mengapa Artidjo sama sekali tidak takut dengan berbagai ancaman? Alasannya, darah Madura yang mengalir dalam dirinya. Sejak kecil dia sudah kenyang dengan silat, berkelahi. Hakim yang dikenal ditakuti koruptor ini mengaku sering bertarung dengan celurit saat masih kecil.
"Sejak kecil saya sudah menjadi joki karapan sapi, berkelahi gulat, dan silat sudah ada di sini semuanya. Jadi, tidak memungkinkan. Darah Madura saya tidak memungkinkan untuk menjadi takut sama orang," ucapnya sambil terkekeh.
Darah Madura membuatnya tidak takut disantet. Artidjo menuturkan selama menjadi hakim agung, berbagai upaya santet ditujukan kepada dirinya.
"Kalau orang akan menyantet saya itu salah alamat juga. Katanya pernah mau disantet. Dipakai foto. Saya katakan 'wah ini mesti kelas TK ini'," kata dia.
Baca juga:
Kisah Artidjo di awal karir harus tangani kasus dugaan korupsi Soeharto
Pensiun hakim agung, Artidjo akan urus kambing, mengajar dan bisnis soto Madura
Artidjo tak boleh berkomentar soal PK korupsi Hambalang yang diajukan Anas
Anas Urbaningrum yakin Artidjo akan menyesal perberat hukumannya jadi 14 tahun
Tak ada yang spesial dalam perpisahan Artidjo Alkostar di MA
KPK soal sosok Artidjo Alkostar: Bagian penting dari kekuatan pemberantasan korupsi