Atap vila ambruk saat mahasiswa UNJ gelar seminar di Sukabumi diusut
Perangkat desa mengaku tidak diberitahu mahasiswa UNJ menggelar seminar.
Insiden ambruknya atap Villa Gant Hay di Kampung Gentong, Desa Sukasari, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Kamis (26/5) malam, masih diusut. Apalagi terdapat korban tewas, dan kabarnya perangkat desa setempat tidak diberi kabar soal kegiatan itu.
Kades Sukasari, Usman Rusman mengatakan, penginapan itu memang sering dijadikan tempat menggelar berbagai acara. Sebab pemiliknya orangnya cukup ramah, sehingga banyak pelanggan yang menyewa tempat itu.
Meski demikian, Usman menyatakan tidak mendapat laporan awal tentang kegiatan seminar itu. Dia juga menyayangkan kejadian nahas menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
"Informasinya seminar itu dilaksanakan oleh mahasiswa UNJ yang tengah melakukan kuliah kerja mahasiswa (KKM), tapi kedatangan mereka tidak ada laporan ke kami," kata Usman, seperti dilansir dari Antara, Jumat (27/5).
Polsek Cisaat hingga kini masih mengusut kejadian itu. "Kami masih memintai keterangan baik dari pemilik villa, maupun mahasiswa yang mengadakan seminar tata cara pengasuhan anak yang baik, di Kampung Gentong RT 23/08, Desa Sukasari, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi pada Kamis, (26/5) sore," kata Kapolsek Cisaat, Kompol Warsito.
Akibat ambruknya bangunan itu, seorang bocah bernama Noval (10) tewas, dan puluhan warga lainnya yang mayoritas ibu-ibu mengalami luka ringan, sedang, dan berat.
Belum diketahui penyebab ambruknya bangunan villa itu, karena saat kejadian kondisi cuaca cukup cerah. Ada dugaan bangunan yang dijadikan tempat seminar sudah keropos, sehingga tidak bisa menahan beban di atasnya. Seminar ini diselenggarakan oleh 31 orang mahasiswa UNJ tengah melakukan kuliah kerja mahasiswa (KKM) di Kecamatan Cisaat.
"Untuk jasad korban meninggal dunia dibawa ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi untuk dilakukan visum. Sementara puluhan korban luka lainnya dilarikan ke rumah sakit terdekat," kata Warsito.
Usman berharap, tamu atau mahasiswa ingin melakukan kegiatan, apalagi jumlahnya lebih dari satu orang, diminta melapor kepada pihak desa buat didata nama maupun alamatnya. Sehingga jika terjadi sesuatu terhadap mereka bisa dengan cepat ditanggulangi.
"Ke depannya setiap mahasiswa yang mempunyai acara di daerahnya, baik itu hanya sebatas kunjungan atau memberikan pendidikan agar melapor, jangan sampai seperti kasus ini," tutup Usman.