Awal Tahun, 76 Warga Purwakarta Suspect DBD
Saat ini, warga paling banyak dilaporkan mengalami DBD di Kecamatan Bungursari dan Pasawahan. Sedangkan pada 2018, wilayah paling banyak terdampak DBD di Kecamatan Munjul.
Sampai awal bulan ini tercatat 76 orang tersuspect DBD. "Masih diduga dan belum positif 76 orang ini apakah memang terkena DBD atau bukan, yang pasti pancaroba seperti ini ya harus mulai waspada juga," ujar Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Purwakarta Muh Zubaedi, Rabu (23/1)
Sepanjang 2018, sebanyak 263 orang di Purwakarta suspect demam berdarah. Khusus di bulan Januari, hanya 30 orang dilaporkan menderita DBD.
-
Apa yang dimaksud dengan DBD? Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang sering disalahpahami oleh masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa seseorang yang pernah terkena DBD tidak akan terinfeksi lagi karena sudah kebal terhadap virus dengue.
-
Kapan kasus DBD biasanya meningkat? Tren peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu terjadi di musim hujan, dan penyakit ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia.
-
Di mana DBD menjadi masalah utama? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
-
Bagaimana cara DBD ditularkan? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
-
Kapan gejala DBD muncul? Setelah terinfeksi, seseorang dapat mengalami gejala DBD dalam beberapa hari.
-
Apa saja gejala DBD pada anak? Gejala penyakit DBD atau demam berdarah dengue pada anak antara lain adalah sebagai berikut: Demam tinggi. Anak akan mengalami demam tinggi hingga mencapai 40°C selama 2-7 hari. Demam ini bisa memiliki pola pelana kuda, yaitu demam naik turun dengan fase kritis di saat suhu menurun.
"Mungkin karena cuaca saat ini lebih ekstrem dibandingkan tahun lalu. Tapi tidak ada laporan DBD yang mengakibatkan kematian," ucapnya.
Saat ini, warga paling banyak dilaporkan mengalami DBD di Kecamatan Bungursari dan Pasawahan. Sedangkan pada 2018, wilayah paling banyak terdampak DBD di Kecamatan Munjul.
"Adanya genangan air, jarang melakukan gerakan menutup, menguras, dan mengubur (3M) jadi salah satu sebab. Oleh karena itu masyarakat sendiri yang harus proaktif melakukan pencegahan. Karena perubahan cuaca saat ini yang kadang panas dalam waktu lama, terus hujan tiba-tiba. Keadaan itu bisa menjadi penyebab hidupnya jentik nyamuk," ujarnya.
Baca juga:
28 Pasien DBD dari Sejumlah Daerah di Jateng Dirawat RSUD Semarang
111 Warga Sragen Kena DBD, 2 Orang Meninggal dunia
Sembilan Orang Meninggal Akibat Demam Berdarah di Kediri
Gejala demam berdarah pada anak-anak, remaja, dewasa dan pertolongan pertamanya
Vaksin DBD bermasalah, Filipina denda perusahaan obat Prancis
Vaksin DBD bermasalah, Filipina minta ganti rugi Rp 1,1 Triliun
Filipina perintahkan penyelidikan vaksin DBD berbahaya