Ayah Tiri di Langkat Tega Menganiaya Hingga Tewas Karena Kesal Lihat Polah Anak
Ayah tirinya, Riki Ramadhan Sitepu, mengaku melakukan perbuatan itu hanya karena kesal.
Motif penganiayaan sadis yang menewaskan M Ibrahim Ramadhan alias Akil (2 tahun 3 bulan) di Langkat, Sumut, mulai terungkap. Ayah tirinya, Riki Ramadhan Sitepu, mengaku melakukan perbuatan itu hanya karena kesal.
Motif ini diungkap Kasatreskrim Polres Langkat AKP Teuku Fathir Mustafa, Jumat (6/9). Tersangka diduga kesal dengan tingkah laku anak tirinya, sehingga memukuli, menyundut dengan api rokok. Perbuatannya itu dilakukannya berulang dalam sepekan, sampai akhirnya Akil dimasukkannya ke dalam goni dan digantungnya di luar gubuk. Bocah itu pun meninggal di sana.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kenapa singkatan penting? Secara umum, telah disebutkan bahwa singkatan berguna untuk efisiensi, yaitu mempermudah dan mempercepat komunikasi tertulis maupun lisan.
-
Apa arti kata "Piliang" dalam bahasa Sanskerta? Jika digabungkan, Piliang berarti banyak dewa.
-
Mengapa Stupa Sumberawan penting? Stupa melambangkan nirbana (kebebasan) yang merupakan dasar utama dari seluruh rasa dharma yang diajarkan Guru Agung Buddha Gautama. Nirbana juga menjadi tujuan setiap umat Buddha.
-
Kenapa Petilasan Gilanglipuro penting? Petilasan ini merupakan tempat yang menjadi cikal bakal berdirinya Kerajaan Mataram Islam.
"Biasalah kenakalan anak-anak, kadang-kadang seperti naik ke tempat tidur, kesal (pelaku) dipukuli. Kemudian main di luar rumah, kesal dia dipukuli. Sering bikin berantakan, kesal dia dipukuli," ujar Fathir.
Penganiayaan yang dilakukan Riki terhadap balita itu tergolong sadis. "Memukulnya itu disundut rokok, dipukul pakai kayu, digantung (dengan goni) yang terakhir itulah. Kejadian ini pun sudah berulang-ulang," sambung dia.
Mengenai ibu kandung Akil, Sri Astuti (28), kata Fathir, perempuan itu mengaku tak bisa berbuat banyak saat putranya disiksa. "Si ibu mengaku tak bisa berbuat apa-apa. Kondisinya memang di tengah kebun karet. Jadi tak ada penghuni lain, mereka saja," tegas Fathir.
Begitupun, polisi tetap mendalami dugaan keterlibatan Sri Astuti dalam kasus ini. Terlebih perempuan itu ikut mengubur jenazah putranya di lereng bukit di Dusun I, Desa Ponco Warno, Salapian, Langkat.
Seperti diberitakan, kuburan Akil ditemukan warga yang mencium bau di sekitarnya. Kejadian itu dilaporkan ke polisi dan penganiayaan terhadap bocah yang tinggal di Dusun I Desa Panco Warno itu pun terbongkar.
Penganiayaan terhadap Akil terjadi sejak 19 hingga 25 Agustus 2019. Riki menganiaya Akil dengan cara memukul bagian bahu, kaki, tangan, dan bokong korban. Dia menyundut bagian tangan, kuping dan bahu korban dengan api rokok. Tidak hanya itu, pria ini juga memasukkan anak tirinya ke dalam goni lalu digantung di luar gubuk.
Selasa (27/9) sekitar pukul 17.00 Wib, Akil meninggal dunia. Sekitar 1 jam berselang, Riki bersama Sri Astuti menguburkan bocah itu di lereng bukit. Lebih dari sepekan berselang, Rabu (4/9), warga mencium bau di sekitar lokasi kuburan Akil. Mereka curiga lalu melapor ke polisi.
Petugas Satreskrim Polres Langkat pun menangkap Riki dan istrinya di Jalan Binjai-Bukit Lawang, Rabu (4/9) sekitar pukul 24.00 Wib. Riki dijerat dengan Pasal 340 jo Pasal 338 KUHPidana subs Pasal 80 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Baca juga:
Balita 2 Tahun Tewas Disiksa Ayah Tiri Selama Sepekan
Polisi Datangkan Ahli Kejiwaan untuk Periksa Psikologi Ibu Bunuh Anak di Bandung
Balita di Bekasi Tewas Dianiaya Ayah Tiri
ART Tega Aniaya Balita di Seluruh Tubuh
Kesal Rumah Berantakan, Irus Aniaya Balita Pakai Tongkat dan Hanger