Bahaya Gunung Sinabung masih mengancam, warga diminta waspada
Potensi bahaya Gunung Sinabung saat ini adalah awan panas, hujan abu lebat, material lontaran dan lahar longsor.
Potensi bahaya Gunung Sinabung Kabupaten Karo, Sumatera Utara saat ini adalah awan panas, hujan abu lebat, material lontaran atau jatuhan dan lahar longsor. Warga pun diminta untuk tetap waspada terkait bahaya Gunung Sinabung tersebut.
Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMGB), Badan Geologi Kementerian ESDM Hendrasto, kawasan yang berpotensi terlanda awan panas adalah lembah sungai di bagian selatan tenggara yakni Desa Gurukinayan-Sukameriah, Desa Bekerah-Simacem dan Dusun Sibintun-Dusun Berastepu-Dusun Gamber.
Hendrasto mengungkapkan erupsi abu disertai awan panas juga masih berpotensi terjadi. Material awan panas dan lontaran material pijar dapat membahayakan keselamatan manusia.
"Erupsi abu gunung api itu silika. Dia tajam dan sangat halus. Kalau diirup terlalu banyak bisa menyebabkan Ispa. Untuk itu warga diminta menggunakan masker. Tidak perlu masker yang standar, cukup kain saja, yang penting bisa menutup hidung, mulut. Kalau untuk sayur atau buah kena abu harus dibersihkan dulu dengan air," kata Hendrasto dalam jumpa pers di Kantor Sekretariat Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (3/12).
Sedangkan untuk awan panas, masyarakat diminta untuk menghindarinya. Namun masalahnya menurut Hendrasto, masyarakat belum terbiasa hidup dengan gunungnya jadi harus diajarkan membedakan mana jenis awan panas dan yang bukan.
"Kita bilang sih, awan panas, ya dihindari. Mulanya mereka tidak tahu awan panas. Jadi kita lihatkan videonya biar tahu dan waspada. Sosialisasi terus kita lakukan, agar masyarakat Karo terbiasa dan tahu akan gunung tempat mereka," papar Hendrasto.
Namun satu hal yang menyulitkan dengan kondisi Sinabung dalam kondisi awas saat ini. Hendrasto menuturkan, masih saja beredar rumor macam-macam dan membuat takut warga.
"Rumor di sana cepat sekali beredar dan membuat warga di pengungsian jadi takut. Jadi kita minta tidak percaya pada info yang tidak jelas sumbernya. Kita jelaskan semuanya sampai paham akan kondisi Sinabung sekarang. Setelah itu mereka baru paham dengan gunung api. Kami beritahukan ke mereka, beginilah hidup dengan gunung api," papar Hendrasto.
Lebih lanjut Hendrasto menjelaskan, potensi banjir di Kawasan Sinabung masih tinggi karena curah hujan yang juga tinggi. Menurutnya wilayah yang berpotensi banjir terutama Desa Sukameriah dan Guru Kinayan.
"Sejak 15 Oktober lalu sampai saat ini telah terjadi empat kali banjir lahir," terang Hendrasto.
Sedangkan untuk wilayah yang berpotensi longsor, menurut Hendrasto, adalah daerah Lau Kawar dan Sigarang-garang. Ini akibat adanya longsor di lereng sebelah utara Gunung Sinabung.
Dengan potensi bahaya itu, Hendrasto meminta agar warga tetap bersabar untuk bertahan di pengungsian. Namun menurutnya, masyarakat sering menanyakan kapan potensi bahaya selesai, pihaknya hanya bisa menjelaskan dari hasil pengawasan dan pantauan saja.
"Karena itu kepada masyarakat Karo di Sinabung, mohon bersabar dulu di tempat pengungsian. Kalau ditanya kapan selesainya, kita juga belum tahu persisnya, itu susah jawabnya. Tapi kalau dari data yang terekam letusan Gunung Sinabung ini masih ada. Jadi ancaman sampai lima kilometer itu masih ada. Kemudian dua hari ini meningkat juga gempa yang juga harus diperhatikan," paparnya.