Bangku sekolah terbatas siswa SMP di Mamuju belajar dilantai
Perhatian pemerintah daerah khususnya Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Mamuju Utara patut dipertanyakan.
Puluhan pelajar SMP Negeri I Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat, kondisinya masih memprihatinkan lantaran mereka harus belajar di lantai lantaran bangku yang ada di sekolah tersebut minim. Kini para pelajar pun sudah mulai terbiasa dengan kondisi yang sudah berlangsung selama satu tahun ini.
"Potret pendidikan di Mamuju Utara kembali ternoda lantaran sekolah yang berdiri megah di jantung kota Pasangkayu masih kekurangan bangku sehingga siswa dipaksa belajar melantai," kata orang tua siswa Mirnawati di Pasangkayu, Selasa (18/11), seperti dikutip dari Antara.
Menurutnya, perhatian pemerintah daerah khususnya Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Mamuju Utara patut dipertanyakan komitmennya dalam mengawal peningkatan kualitas pendidikan di daerah ini.
Karena itu, kata dia, Diknas Matra tidak bisa tutup mata dengan kondisi yang dialami para siswa yang sampai saat ini merasakan beban berat karena mereka harus belajar di lantai.
"Kondisi ini telah berlangsung lama tanpa ada perhatian dari pemerintah tanpa ada solusi yang bijak. Mestinya, persoalan ini ditangani secepatnya karena ikut mengganggu pola belajar mengajar," ungkapnya.
Saat media massa meliput kondisi sekolah ini, malah salah seorang oknum guru mengusir wartawan yang mengabadikan potret proses belajar mengajar di sekolah ini.
"Oknum guru kembali berulah dengan mengusir teman-teman media massa yang mengabadikan gambar. Perilaku oknum guru itu jelas ikut menghambat tugas-tugas jurnalis," kata Jhoni salah seorang kontributor TVRI di daerah itu.
Ia menyesalkan, sikap para guru yang arogan terhadap wartawan ini jelas merupakan pelanggaran terhadap kode etik pers karena sengaja menghalang-halangi untuk mendapatkan informasi.
Kepala SMP Negeri I Pasangkayu, Atika yang dikonfirmasi juga mengaku prihatin atas kondisi yang dialami siswanya lantaran sudah setahun harus belajar melantai.
"Saat ini kami hanya menyiasati dengan berinisiatif membuat meja mini agar siswa kami bisa belajar walaupun harus duduk di lantai. Kondisi ini sudah kami sampaikan ke pihak Diknas Matra, namun sampai saat ini masih sebatas janji," katanya.
Atika berharap agar usulan pengadaan meja dan kursi bisa dipenuhi sehingga 35 siswa yang masih belajar di lantai juga bisa menikmati pendidikan seperti siswa lainnya.
Baca juga:
Kursi dan meja rusak, siswa SMP di Samarinda belajar lesehan
Dipanggil wapres, Anies Baswedan batal hadiri Kongres Pelajar
Siswa SD di Sleman tulis surat kartu pos untuk Jokowi
Antusiasme anak ikuti lomba robot di BPPT
Kepsek keluarkan siswa SMA karena status Facebook dipindahkan
Disebut guru BK tak perawan, siswi SMA lapor ke DPRD Surabaya
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Bagaimana anak-anak dari sekolah pencuri menjalankan aksinya? Setelah satu tahun bersekolah, para remaja itu bisa 'lulus', mencuri perhiasan di pesta pernikahan orang kaya.
-
Dimana anak kembar Komeng bersekolah? Keduanya lulus dari International Islamic School (IISS).
-
Siapa yang mengantar anak-anaknya ke sekolah? Baru-baru ini, Celine Evangelista berbagi tentang rutinitas paginya saat ia menyiapkan anaknya untuk pergi ke sekolah.
-
Kenapa kekerasan anak di satuan pendidikan meningkat? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif.
-
Siapa yang pindah sekolah? Melansir dari akun fristymayangdewi, seorang siswa bernama Ucok terpaksa pindah sekolah ke Jakarta setelah ayahnya meninggal dunia.