Bangun Pasar Rejosari, Solo minta dana Pemprov Jateng Rp 19,5 miliar
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo gencar melakukan revitalisasi pasar tradisional. Itu diharapkan pasar tradisional tak kalah bersaing dengan pasar modern. Sehingga warga tak lagi enggan berbelanja di pasar tradisional.
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo gencar melakukan revitalisasi pasar tradisional. Itu diharapkan pasar tradisional tak kalah bersaing dengan pasar modern. Sehingga warga tak lagi enggan berbelanja di pasar tradisional.
Tahun ini Pemkot Solo merevitalisasi Pasar Rejosari di Kecamatan Jebres. Pasar yang semula hanya satu lantai akan disulap menjadi dua lantai. Namun, dana APBD Kota Solo senilai Rp 4,7 miliar tak cukup untuk membangun pasar di lahan PT KAI tersebut.
Kekurangan dana nantinya akan dibiayai APBD Provinsi Jawa Tengah. "Kami akan mengajukan permohonan bantuan anggaran ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah sebesar Rp19,5 miliar untuk merampungkan proyek Pasar Rejosari," ujar Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo, Subagiyo, disela peninjauan pembangunan Pasar Rejosari, Jumat (7/10).
Subagiyo mengatakan, proyek revitalisasi Pasar Rejosari dikerjakan secara bertahap mulai tahun ini. Saat ini, tahapan pembangunan pasar baru mencapai struktur bangunan. Berdasarkan data, Pasar Rejosari menampung 418 pedagang. Mereka terbagi menjadi 42 pedagang kios dan 376 pedagang menempati los pasar.
Subagiyo menambahkan, selain anggaran pelaksanaan pembangunan pasar juga terkendala struktur tanah yang mengandung lumpur. Kondisi ini menyulitkan revitalisasi, sehingga pelaksanaan proyek masih berkutat di pemasangan tiang pancang.