Banjir rendam 4 dusun di Kutai Kartanegara, banyak buaya berkeliaran
Banjir menerjang sudah dua hari ini. Air bercampur lumpur tersebut diduga juga disebabkan maraknya pertambangan di sana. Sekolah diliburkan untuk mencegah adanya korban serangan buaya.
Banjir merendam empat dusun di Desa Santan Tengah, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur dalam dua hari terakhir ini. Akibatnya petani gagal panen. Selain itu, yang mengkhawatirkan buaya sering terlihat berkeliaran di tengah genangan banjir.
Keterangan diperoleh, banjir dengan ketinggian air hingga satu meter itu, disebabkan guyuran hujan deras sejak Sabtu (1/4) lalu. Empat dusun di Desa Santan Tengah yang terendam banjir itu adalah Dusun Handil II, Dusun Handil III, Kampung Mesjid dan Dusun Nico.
"Sudah sering banjir, tapi ini paling besar. Warga teriak semua ini. Banjir lebih dari satu meter," kata Kepala Desa Santan Tengah Nasrullah kepada wartawan, Minggu (2/4) malam.
Selain itu, menurut Nasrullah, kondisi air banjir tidak seperti banjir sebelumnya. Disinyalir, air banjir bercampur lumpur diduga kuat juga disebabkan kegiatan pertambangan di sekitar Desa Santan Tengah.
"Air banjir ini tidak seperti dulu. Sekarang besar sekali naiknya," ujar dia.
Akibat banjir petani di keempat dusun itu pun terpaksa gagal panen. Selain itu, akses jalan juga tidak bisa dilalui, lantaran juga terendam banjir.
"Jelas gagal panen. Tanaman jangka pendek, seperti lombok, jagung, gagal panen. Susah juga diangkut karena jalan terendam," terang Nasrullah.
"Sekolah SDN 015 juga diliburkan. Yang dikhawatirkan juga adalah buaya, sudah sering terlihat di permukiman. Khawatir dan patut diwaspadai juga," ungkapnya.
"Ada ribuan hektare sawah dan tanaman petani terendam banjir. Belum ada tinjauan dari pemerintah kabupaten. Tapi saya sudah hubungi Camat (Camat Marangkayu), buat laporan resmi untuk diteruskan ke pemerintah kabupaten," demikian Nasrullah.
Sementara salah seorang warga desa, Mansur menerangkan, banjir kali ini memang lebih parah dari sebelumnya. "Ada daerah yang tidak tenggelam, sekarang tenggelam. Ya, tingginya air sampai lebih satu meter, setinggi pusar orang dewasa," katanya.
"Daerah agak tinggi juga sudah terendam, air semakin naik dan malam ini, naik lagi. Kita khawatirkan buaya. Semua rumah di kampung Masjid dan dusun Handil III terendam, dusun lainnya juga," sebutnya.
"Biasanya tidak separah ini. Banjir campur lumpur, ada kemugkinan karena sungai dangkal karena eksploitasi di hulu sungai dan semakin dangkal. Jadi, tidak bisa lagi menyerap air hujan," tutur Mansur.