Banyak PHK Massal, Buruh Tangerang Bakal Tetap Gelar Aksi May Day
Buruh di Kota Tangerang akan tetap menggelar aksi memperingati hari buruh atau May Day, Jumat (1/5). Koordinator Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Maman Nuriman mengaku aksi yang akan tetap digelar di saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ini, untuk menyikapi banyaknya kasus PHK.
Buruh di Kota Tangerang akan tetap menggelar aksi memperingati hari buruh atau May Day, Jumat (1/5). Koordinator Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Maman Nuriman mengaku aksi yang akan tetap digelar di saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ini, untuk menyikapi banyaknya kasus pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Aksi tetap berjalan untuk peringatan Mei Day besok," ungkap Maman dikonfirmasi, Kamis (30/4).
-
Apa makna di balik perayaan Hari Buruh atau May Day? Hari Buruh atau May Day diperingati setiap tanggal 1 Mei di seluruh dunia. Momen tersebut dapat menjadi wujud apresiasi untuk perjuangan kaum buruh di berbagai negara. Hari Buruh atau May Day juga menjadi simbol perjuangan untuk demokrasi, kemerdekaan dan persamaan di seluruh dunia.
-
Dimana peringatan May Day pertama di Indonesia dan Asia diadakan? Peringatan May Day pertama di Indonesia dan Asia dimulai dari Surabaya lewat Serikat Buruh Kung Tang Hwe Koan.
-
Siapa pelopor aksi May Day pertama di Indonesia dan Asia? Mengenal Serikat Buruh Kung Tang Hwe Koan, Pelopor Aksi May Day Pertama di Indonesia dan Asia Pada 1884 sekelompok buruh di Amerika serikat merasakan kondisi kerja yang tak menguntungkan.
-
Kapan peringatan May Day pertama di Indonesia dan Asia dimulai? Peringatan May Day pertama di Indonesia dan Asia dimulai dari Surabaya lewat Serikat Buruh Kung Tang Hwe Koan.
-
Dimana demo buruh terjadi? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Kapan Hari Jamu Nasional diperingati? Hari Jamu Nasional, yang diperingati setiap tanggal 27 Mei, merupakan momen penting untuk merayakan dan mengapresiasi kekayaan warisan budaya Indonesia dalam bentuk jamu.
Aksi buruh akan difokuskan di depan pabrik dengan mempertimbangkan masa PSBB yang diterapkan. "Hanya massa di pabrik-pabrik yang ada dan akan membuat barisan, dengan tetap menjaga jarak semeter sampai dua meter. Tetap kita lakukan sesuai protokol kesehatan WHO," ujarnya.
Selain itu, peserta aksi juga diwajibkan menggunakan masker dan jas hujan sebagai bentuk perlindungan diri dan hanya dilangsungkan secara singkat.
"Tidak lama, hanya 10 sampai 20 menit saja. Puasa juga," jelas dia.
KASBI menyoroti sejumlah hal mulai dari tingginya angka PHK yang tidak diimbangi dengan kewajiban perusahaan menunaikan hak-hak buruh.
"Kita menyoroti pengusaha dan dampak Covid-19. Ini bertentangan dengan aturan dan imbauan pemerintah. Karena seharusnya, pengusaha menjamin kelangsungan hidup buruh, tapi buruh diliburkan dan tidak dibayar," katanya.
Menurut dia, lepasnya tanggung jawab perusahaan terhadap hak-hak buruh juga karena minimnya pengawasan pemerintah terhadap gejolak yang terjadi pada dunia industri.
Akibat longgarnya pengawasan tersebut, akhirnya dimanfaatkan untuk pengusaha melakukan PHK sebanyak-banyaknya tanpa memenuhi hak-hak pekerja dan melupakan aturan dan ketentuan di dalam undang-undang.
"Tidak ada pengawas, sehingga kita melaporkan tidak ada tindakan konkret. ini jadi persoalan," jelas dia.
Maman mengatakan, tuntutan berikutnya terkait dengan pembatalan omnibus law dan beberapa persoalan tenaga kerja lainnya. "Kemudian tentang sistem kerja kontrak dan outsourcing, upah murah dan lainnya," tegas Maman.
Baca juga:
Kapolda Jateng Tegaskan Tak Ada Aksi Buruh, Diganti Bakti Sosial
Jokowi Tunda Pembahasan RUU Cipta Kerja, Buruh Batal Gelar Demo Jelang May Day
Kelompok Buruh Janji Tak Demo pada May Day di Sumut
Aksi May Day, Serikat Buruh Tunggu Sikap Jokowi Soal Omnibus Law
Ngotot Demo May Day Saat Pandemi Corona, Organisasi Buruh Diminta Bersikap Arif
Mayday di Tengah Corona, Buruh Akan Tetap Demo Bawa Isu Omnibus Law Hingga PHK