Batu akik kerap dipakai buat jimat di kalangan santri
Memakai cincin berhiaskan batu akik diyakini mengikuti sunnah Rasulullah.
Bagi orang Indonesia, cincin batu akik memang bukan hal baru. Tidak jelas sejak kapan budaya memakai akik ini ada. Tapi banyak kalangan kerap memakainya, mulai dari penggede hingga orang biasa, bahkan kalangan santri di pondok pesantren.
Tujuan menggunakan akik pun berbeda-beda, ada yang sekadar untuk hiasan tangan, ada yang menganggap sunnah sebab rasulullah Muhammad SAW dalam literatur hadis juga disebut-sebut sering menggunakan. Bahkan ada juga yang memakai akik diklaim sebagai jimat.
Bagi santri, seperti diceritakan Muhammad Robbah, alumnus sebuah pondok pesantren di Gresik, Jawa Timur, memakai akik memang bukan hal baru. Menurut dia, rata-rata santri memakai cincin memang ingin meniru kebiasaan nabi.
Dia pun mengutip sebuah hadis sahih. "Cincin Nabi Muhammad SAW terbuat dari perak dan mata cincinnya berasal dari Habasyah (ethiopia). (HR. Muslim 2094, Turmudzi 1739)."
Ada juga hadis lain. "Cincin Nabi Muhammad SAW dari perak dan mata cincin juga dari bahan perak. (HR. Bukhari 5870, Nasai 5198)."
Dengan demikian, dia menegaskan, wajar saja santri sebagai pengikut ahlussunnah waljamaah memakainya sehari-hari. Sebab memang rasulullah juga sering memakainya. Adapun soal tujuan sebagai hiasan atau jimat, dia memandangnya sebagai khazanah dalam konteks budaya.
"Bagi saya itu sunnah. Memang cincin penggunaannya berbeda beberapa kalangan. Perbedaan itu dipandang sebagai khazanah kebudayaan Indonesia. Soal beberapa kawan mengatakan itu syirik itu tak apalah," ujarnya.
Kendati demikian, dia membenarkan memang ada sebagian kecil santri yang memakai akik untuk jimat keberkahan. Tapi jimat itu semata-mata bukan di cincinnya, tapi barokah doa.
"Cincin hanya sebagai media. Misalnya, ada akik yang sudah didoakan kiai atau orang yang dianggap ahli. Bukan berarti cincinya yang dianggap bertuah, tapi doanya itu. Cincin cuma sebagai media," ujar santri yang gemar memakai akik ini.
Jadi menurut dia, memakai akik itu tergantung niatnya saja. Selama niatnya baik, dia menegaskan, memakai akik tidak berdosa. Dia pun senang dengan fenomena akik sekarang ini. Artinya, semakin banyak orang yang meniru kebiasaan Rasulullah.
Lain ceritanya dengan Ahmad Zakki, seorang santri di Jombang, Jawa Timur, mengaku tidak pernah memakai akik. Namun demikian bukan berarti dia membenci, tapi lebih karena kurang sreg saja. "Ada yang memakai, tapi ada juga yang tidak. Kalau saya sih tidak pernah memakai."
Baca juga:
Mistis di balik batu akik
Anak muda tak lagi malu memakai cincin berhiaskan batu akik
Gandrung batu akik, antara mode dan gaib
Asal muasal penemuan batu akik di Cilandak
Heboh batu akik di Jalan Bango, Cilandak
-
Apa arti dari nama Batu Batikam? Melansir dari beberapa sumber, Batu Batikam jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia artinya batu yang tertusuk.
-
Siapa yang dikaitkan dengan keberadaan Batu Batikam? Situs ini menjadi bukti mengenai kehadiran tokoh Datuk Perpatih Nan Sabatang dan Datuk Ketumanggungan dalam sejarah Minangkabau sebagai pendiri dari dua keselarasan yaitu Bodi Caniago dan Koto Piliang.
-
Apa yang ditemukan di Pasar Batu Akik Tepecik? Pasar Batu Akik Tepecik ini merupakan pusat perdagangan obsidian, sejenis batu akik, dan produk pertanian. Obsidian digunakan dalam pembuatan perkakas dan senjata.
-
Kapan Pasar Batu Akik Tepecik aktif? Pasar Batu Akik Tepecik ini merupakan pusat perdagangan obsidian, sejenis batu akik, dan produk pertanian. Obsidian digunakan dalam pembuatan perkakas dan senjata.
-
Apa itu Surat Batak? Aksara Batak ini biasa disebut dengan Surat Batak atau Surat na Sampulu Sia yang artinya kesembilan belas huruf atau bisa juga disebut Si Sia-sia.
-
Dimana lokasi Batu Batikam berada? Apabila penasaran dengan batu ini, anda bisa datang ke tempat ini yang letaknya berada di Jorong Dusun Tuo, Nagari Limo Kaum, Kecamatan Lima Kaum, Tanah Datar, Sumatra Barat.