Bayi Alif penderita tumor di wajah terus berharap pertolongan
Kedua orangtua sudah coba membawa ke RS Hasan Sadikin tapi tak ada tindakan berarti untuk kesembuhan Alif.
Malang benar nasib bayi Muhammad Alif (4 bulan). Dia menderita tumor yang menutupi separuh mukanya sejak lahir.
Kedua orangtuanya, Wanah (28) dan Iwan (22) sudah ke sana ke mari mencari pertolongan sang buah hati. Mereka berharap ada uluran tangan orang baik agar bayi Alif bisa mendapatkan pengobatan.
"Kami berharap adanya bantuan dan uluran tangan khususnya pemerintah daerah Kabupaten Bekasi," kata pasangan yang tinggal di Kampung Kaliulu, Rt 14/03, Desa Tanjung Sari, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.
Lewat surat elektronik yang kedua orangtuanya kirimkan, diceritakan Alif sudah beberapa bulan terakhir dibawa ke mana saja untuk mendapatkan pengobatan.
"Hampir 2 bulan terakhir ini orangtua Alif berusaha mengobati Alif dengan membawanya ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung berbekal surat jaminan dari Pemda Bekasi namun tidak adanya tindakan sama sekali dari pihak RS Hasan Sadikin," tambahnya.
Padahal, mereka sudah membawa Alif sampai lima kali berobat ke sana. Sebelumnya, kedua orangtua Alif sudah meminta bantuan lewat pemberitaan di media dan terkumpul 13 juta, tapi uang itu telah habis dipakai mulai dari untuk biaya pengobatan, ongkos pulang pergi.
"Dapat dari para pembaca sebesar 13 juta rupiah telah habis untuk biaya pulang pergi ke RS Hasan Sadikin Bandung namun tidak ada hasil apa-apa," tambahnya.
Dua bulan berlalu sejak Agustus lalu, bayi Alif belum lagi mendapatkan perawatan karena habis biaya. Itu sebabnya keluarga memohon ada tangan-tangan ringan memberikan bantuan untuk kesembuhan Alif yang kondisinya makin memprihatinkan.
"Besar harapan kami agar Alif bisa terobati di rumah sakit manapun agar alif anak kami tercinta bisa segera sembuh dari tumor yang di deritanya. Alif pernah dibawa ke RSUD Kabupaten Bekasi namun hanya mendapat penanganan seadanya dengan menggunakan BPJS lalu Alif dirujuk ke RS Persahabatan. Namun sesampainya di RS Persahabatan Jakarta, Alif langsung dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo Jakarta. Sambil menunggu panggilan dari Cipto yang tak tahu kapan, Alif kini hanya tergolek tak berdaya menahan sakit," keluh sang ibunda.
"Kiranya bapak/ibu yang budiman berkenan menyisihkan sebagian rizkinya untuk membantu Alif bisa langsung di salurkan melalui rekening BNI : 0354690976 a/n Rini Marlina (kakak dari ibu wanah). Atau bisa menghubungi 081218508538."
Baca juga:
Cerita sedih bayi 18 bulan, mata buta kena baling-baling drone
Derita Gina, bocah menderita Hydrocephalus membutuhkan bantuan
Derita Dartam keluar pasungan, tak bisa jalan & ditolak rumah sakit
RSUD Banyumas tolak pasien gangguan jiwa lantaran tak punya BPJS
Sebelum jadi tunarungu, gadis ini wujudkan mimpi ketemu Taylor Swift
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Siapa yang mengunjungi Indah Permatasari di Jakarta? Mertua Indah Permatasari beberapa waktu lalu datang ke Jakarta mengunjungi anak, menantu dan cucu mereka.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas