Gejala TBC pada Anak yang Harus Diwaspadai, Ketahui sebelum Terlambat
Jika Anda mencurigai anak Anda menderita TBC, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Anak-anak lebih rentan terhadap TBC karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang.
Gejala TBC pada Anak yang Harus Diwaspadai, Ketahui sebelum Terlambat
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit serius yang biasa menyerang paru-paru.Penyebab tuberkulosis adalah sejenis bakteri, dan dapat menyebar ketika penderitanya batuk, bersin, atau bahkan berbicara melalui tetesan air liur yang tersebar ke udara.
Orang lain kemudian dapat menghirup tetesan tersebut, dan bakteri tersebut masuk ke paru-paru.
Tuberkulosis menyebar dengan mudah di tempat orang berkumpul dalam kerumunan atau tempat orang tinggal dalam kondisi ramai.
Orang yang mengidap HIV/AIDS dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah memiliki risiko lebih tinggi tertular tuberkulosis dibandingkan orang dengan sistem kekebalan tubuh normal.
-
Kenapa TBC perlu diwaspadai pada anak? Penularan tuberkulosis (TBC) pada anak merupakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian serius, terutama dari orang tua dan anggota keluarga lainnya.
-
Apa penyebab penyakit TBC pada anak? TBC adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis, yang umumnya menular melalui droplet atau percikan saat penderita TBC aktif batuk, bersin, atau berbicara.
-
Bagaimana cara mengetahui TBC pada anak? Untuk mengetahui TBC pada anak, ada beberapa pemeriksaan seperti dahak karena 90 persen kuman masuk melalui saluran nafas. Selain itu ada pemeriksaan tes cepat molekuler yang bisa mengidentifikasi kuman kecil sehingga bisa melihat bakteri pada anak yang sulit mengeluarkan dahak. Pada pemeriksaan penunjang lainnya bisa dilakukan imunopatologi untuk memeriksa respon tubuh terhadap kuman dan tes mantoux.
-
Apa penyebab utama TBC pada anak? Penyebab TBC pada anak biasanya terjadi ketika orang dewasa yang terinfeksi batuk bakteri ke udara. Kuman ini terhirup oleh anak atau remaja, yang kemudian terinfeksi.
-
Bagaimana cara mendiagnosis TBC pada anak? Tes Mantoux Prosedur ini melibatkan penyuntikan cairan tertentu di bawah kulit anak, dan hasilnya akan dievaluasi setelah 48 hingga 72 jam. Untuk biaya, tes ini biasanya berkisar antara Rp200.000 hingga Rp1.000.000, tergantung pada lokasi dan fasilitas kesehatan yang tersedia.Tes Darah Biaya tes darah bervariasi, mulai dari beberapa ratus ribu hingga jutaan rupiah, tergantung pada jenis tes yang dilakukan dan laboratorium yang digunakan untuk analisis.Pemeriksaan Dahak Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi keberadaan bakteri Mycobacterium tuberculosis dalam lendir yang dikeluarkan. Pemeriksaan ini sangat penting bagi anak-anak yang telah menunjukkan gejala khas TBC. Umumnya, biaya untuk tes dahak berkisar antara Rp300.000 hingga Rp2.000.000, tergantung pada tempat pelaksanaan pemeriksaan.
-
Apa penyebab utama anak tertular TBC? Anak-anak dapat terinfeksi TBC melalui udara yang mengandung bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dilepaskan saat seseorang yang terinfeksi batuk. Proses penularan ini sangat berisiko, terutama di lingkungan yang padat atau kurang ventilasi, di mana bakteri dapat menyebar dengan mudah. Selain itu, anak-anak yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap infeksi ini. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar anak agar risiko penularan TBC dapat diminimalkan.
Selain itu, Anda juga harus memperhatikan anak-anak Anda. Pasalnya, anak-anak juga memiliki risiko tinggi terkena TBC, bahkan cenderung lebih serius terjadi pada mereka.
Artikel ini akan menjelaskan apa saja gejala-gejala yang mungkin akan muncul ketika anak mengalami TBC.
Gejala TBC pada anak ini penting untuk diwaspadai oleh orang tua agar tidak semakin parah.
Gejala TBC pada Anak
Anak Anda mungkin mengalami TBC jika memiliki gejala-gejala antara lain sebagai berikut:
- Batuk yang berkepanjangan: Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu dapat menjadi gejala awal TBC.
- Demam: Demam yang berlangsung lebih dari 2 minggu dapat menjadi gejala TBC.
- Berat Badan Turun Drastis: Kehilangan berat badan drastis dapat menjadi tanda adanya infeksi TBC.
- Badan Menggigil: Badan menggigil dapat menjadi gejala TBC.
- Badan Berkeringat Malam Hari: Berkeringat di malam hari dapat menjadi gejala TBC.
- Kehilangan Nafsu Makan: Kehilangan nafsu makan dapat menjadi gejala TBC.
- Nyeri Dada: Nyeri dada dapat menjadi gejala TBC.
- Sulit Bernapas: Sulit bernapas dapat menjadi gejala TBC.
Dalam beberapa kasus, TBC pada anak tidak menunjukkan gejala apa pun, sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan rutin dan tes untuk mendeteksi infeksi awal. Orang tua harus waspada terhadap gejala-gejala ini dan segera menghubungi dokter jika anak mengalami beberapa dari gejala di atas.
Penyebab TBC pada Anak
Penyebab utama TBC pada anak adalah infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri ini dapat menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Anak-anak memiliki sistem kekebalan yang masih berkembang, membuatnya lebih rentan terhadap infeksi ini.
Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko adalah:
- Usia: Anak balita dan remaja berisiko tinggi terkena TBC.
- Kekebalan tubuh: Kekebalan tubuh yang menurun, seperti gizi buruk, penyakit keganasan, dan HIV, dapat meningkatkan risiko TBC.
- Kontak erat: Kontak erat dengan pasien TBC paru yang infeksius dapat meningkatkan risiko TBC.
- Lingkungan yang tidak higienis: Lingkungan yang tidak higienis dapat meningkatkan risiko penularan TBC.
- Kurangnya akses terhadap perawatan medis: Kurangnya akses terhadap perawatan medis dapat meningkatkan risiko TBC pada anak.
Penyebab lain yang dapat meningkatkan risiko TBC pada anak adalah anak yang sering digendong dan berdiri berulang kali, serta paparan kepada seseorang yang sudah terinfeksi TBC.
merdeka.com
Bahaya TBC pada Anak
Jika TBC pada anak tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat menyebabkan berbagai dampak serius yang dapat memengaruhi kesehatan dan kualitas hidup anak.
Berikut adalah beberapa dampak utama TBC pada anak jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat:
1. Kerusakan Paru-paru
TBC yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan permanen pada paru-paru anak.
Bakteri TBC bisa menghancurkan jaringan paru-paru, menyebabkan pembentukan kavitas (lubang) dan jaringan parut. Kerusakan ini dapat mengakibatkan gangguan fungsi pernapasan jangka panjang, termasuk sesak napas dan penurunan kapasitas paru-paru.
2. Penyebaran ke Organ Lain (TBC Ekstrapulmoner)
Jika tidak diobati, TBC dapat menyebar dari paru-paru ke organ lain dalam tubuh. Ini dikenal sebagai TBC ekstrapulmoner. Organ yang bisa terpengaruh termasuk:
- Tulang dan Sendi: Menyebabkan TBC tulang (osteomielitis) atau TBC sendi (artritis tuberkulosis), yang bisa mengakibatkan kerusakan dan deformitas tulang.
- Kelenjar Getah Bening: TBC kelenjar getah bening (limfadenitis) dapat menyebabkan pembengkakan dan nyeri pada kelenjar getah bening.
- Sistem Saraf Pusat: TBC meningitis, yang menyerang otak dan selaput otak, dapat mengakibatkan komplikasi serius seperti kejang, kerusakan saraf, atau bahkan kematian jika tidak segera ditangani.
- Ginjal dan Saluran Kemih: TBC pada ginjal dan saluran kemih dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan masalah dalam sistem saluran kemih.
3. Malnutrisi dan Gangguan Pertumbuhan
Anak-anak dengan TBC yang tidak diobati sering mengalami penurunan nafsu makan, yang dapat menyebabkan malnutrisi dan gangguan pertumbuhan.
Malnutrisi juga memperburuk kondisi kesehatan umum anak dan melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi lain.
4. Resistensi Obat
Jika pengobatan TBC tidak dilakukan dengan benar atau tidak selesai, bakteri TBC dapat menjadi resisten terhadap obat. TBC resisten obat (MDR-TB) dan TBC yang sangat resisten obat (XDR-TB) lebih sulit diobati dan memerlukan pengobatan yang lebih lama dan lebih mahal dengan obat yang memiliki efek samping lebih banyak.
5. Penularan ke Orang Lain
Anak-anak dengan TBC yang tidak diobati dapat menjadi sumber penularan infeksi bagi orang lain, termasuk anggota keluarga dan teman sebaya.
Ini dapat menyebabkan wabah TBC di komunitas dan menempatkan orang lain pada risiko tinggi terkena penyakit tersebut.
6. Kematian
Dalam kasus yang paling parah, terutama jika infeksi TBC menyebar ke otak (TBC meningitis) atau paru-paru mengalami kerusakan parah, TBC yang tidak diobati dapat berakibat fatal.
Anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti yang memiliki HIV/AIDS, lebih berisiko tinggi terhadap kematian akibat TBC yang tidak diobati.
Cara Mencegah TBC pada Anak
Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang dapat menyebar melalui percikan air liur saat berbicara, batuk, atau bersin. Berikut adalah beberapa cara mencegah penularan TBC pada anak:
- Vaksinasi BCG: Anak perlu mendapatkan vaksin Bacille Calmette-Guérin (BCG) sejak usia 2 bulan. Vaksin ini membantu melindungi dari infeksi TBC.
- Hindari kontak dengan penderita TBC: Jauhi kontak dengan orang yang menderita TBC, terutama jika mereka batuk, bersin, atau bicara. Risiko penularan lebih tinggi dalam ruangan tertutup tanpa ventilasi bersama penderita TBC.
- Gunakan masker: Saat berada di tempat umum, gunakan masker untuk menghindari penularan dari orang yang tanpa sengaja batuk atau bersin di dekat Anda.
- Cuci tangan: Cuci tangan dengan sabun selama minimal 40 detik untuk menghilangkan bakteri TBC yang mungkin ada di tangan.
- Jaga daya tahan tubuh: Makan gizi seimbang, berolahraga, tidur cukup, dan hindari merokok untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.