Waspadai Penularan TBC pada Anak dari Kontak Erat di Lingkungan Rumah
Penularan tuberkulosis (TBC) pada anak bisa dicegah dan diwaspadai oleh orangtua dengan memerhatikan kontak erat yang terjadi di lingkungan rumah.
Penularan tuberkulosis (TBC) pada anak bisa dicegah dan diwaspadai oleh orangtua dengan memerhatikan kontak erat yang terjadi di lingkungan rumah.
-
Bagaimana cara penularan TBC pada anak? Penyebab TBC pada anak biasanya terjadi ketika orang dewasa yang terinfeksi batuk bakteri ke udara. Kuman ini terhirup oleh anak atau remaja, yang kemudian terinfeksi.
-
Bagaimana TBC menular ke anak? Pada penderita TBC aktif dapat menularkan ke lingkungannya melalui batuk, bersin, dan berbicara dan terhirup oleh orang di sekelilingnya termasuk anak-anak.
-
Apa penyebab utama anak tertular TBC? Anak-anak dapat terinfeksi TBC melalui udara yang mengandung bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dilepaskan saat seseorang yang terinfeksi batuk. Proses penularan ini sangat berisiko, terutama di lingkungan yang padat atau kurang ventilasi, di mana bakteri dapat menyebar dengan mudah. Selain itu, anak-anak yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap infeksi ini. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar anak agar risiko penularan TBC dapat diminimalkan.
-
Kenapa anak rentan terkena TBC? Anak-anak lebih rentan terhadap TBC karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang.
-
Bagaimana mencegah TBC pada anak? Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang dapat menyebar melalui percikan air liur saat berbicara, batuk, atau bersin. Berikut adalah beberapa cara mencegah penularan TBC pada anak: Vaksinasi BCG: Anak perlu mendapatkan vaksin Bacille Calmette-Guérin (BCG) sejak usia 2 bulan. Vaksin ini membantu melindungi dari infeksi TBC.Hindari kontak dengan penderita TBC: Jauhi kontak dengan orang yang menderita TBC, terutama jika mereka batuk, bersin, atau bicara. Risiko penularan lebih tinggi dalam ruangan tertutup tanpa ventilasi bersama penderita TBC. Gunakan masker: Saat berada di tempat umum, gunakan masker untuk menghindari penularan dari orang yang tanpa sengaja batuk atau bersin di dekat Anda.Cuci tangan: Cuci tangan dengan sabun selama minimal 40 detik untuk menghilangkan bakteri TBC yang mungkin ada di tangan.Jaga daya tahan tubuh: Makan gizi seimbang, berolahraga, tidur cukup, dan hindari merokok untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
-
Kenapa anak-anak rentan terhadap TBC? Anak-anak: Sistem imun anak-anak, terutama yang berusia di bawah 5 tahun, belum sepenuhnya berkembang. Ini membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi TBC.
Waspadai Penularan TBC pada Anak dari Kontak Erat di Lingkungan Rumah
Penularan tuberkulosis (TBC) pada anak merupakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian serius, terutama dari orang tua dan anggota keluarga lainnya. Dokter spesialis respirologi anak konsultan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr. Wahyuni Indawati, Sp.A(K), mengungkapkan bahwa kontak erat di lingkungan rumah adalah faktor risiko paling kuat dalam penularan TBC pada anak.
"Yang paling kuat hubungannya adalah house of contact atau kontak di rumah, ada juga kontak erat meski nggak tinggal serumah tapi sering ke rumah itu juga perlu ditanyakan jika melakukan investigasi terkait siapa yang jadi sumber penularan anak," ujar Wahyuni beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
TBC adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis, yang umumnya menular melalui droplet atau percikan saat penderita TBC aktif batuk, bersin, atau berbicara. Droplet ini dapat terhirup oleh orang di sekitarnya, termasuk anak-anak, yang memiliki daya tahan tubuh yang belum optimal.
Sebanyak 90 persen kuman TBC akan masuk ke saluran napas dan akhirnya ke paru, sehingga tidak menutup kemungkinan pada anak yang sangat muda dengan daya tahan tubuh yang belum optimal, kuman tuberkolosis akan menyebar ke seluruh tubuh.
“Kuman akan menyebar ke seluruh tubuh dan organ lain misalnya ke otak, ginjal, mata, tulang yang menimbulkan penyakit yang seringkali menimbulkan kecacatan atau bahkan kematian,” kata Wahyuni.
Pada anak-anak, TBC dapat menyebar dari paru-paru ke organ lain seperti otak, ginjal, mata, dan tulang, yang dapat menimbulkan penyakit serius, kecacatan, atau bahkan kematian. Oleh karena itu, sangat penting untuk mendeteksi dan menangani kasus TBC sejak dini.
Seseorang yang berisiko menularkan TBC di lingkungan rumah adalah mereka yang masih menjalani pengobatan intensif dalam kurun waktu dua bulan atau telah melakukan pemeriksaan dahak yang mengonfirmasi adanya TBC. Selain itu, orang tanpa gejala batuk tetapi memiliki bercak di paru-paru saat rontgen juga perlu dicurigai sebagai pembawa kuman tuberkulosis.
Untuk mencegah penularan TBC, dr. Wahyuni menyarankan agar segera melakukan skrining kepada seluruh anggota keluarga jika ada satu anggota yang terdiagnosis menderita TBC aktif.
"Kalau ada yang TBC aktif maka harus skrining seluruh anggota keluarga, siapa yang terkena TBC, dalam hal ini bisa saja tertular TBC aktif bisa juga terpapar tapi nggak sakit atau TBC laten, itu ditentukan apakah harus segera tindak lanjut apakah diobati, atau diberikan terapi pencegahan TBC supaya nggak jadi aktif," tambahnya.
Gejala TBC pada anak yang patut dicurigai setelah kontak dengan orang yang terdiagnosis TBC aktif antara lain adalah batuk yang tidak sembuh lebih dari dua pekan, demam ringan yang berlangsung selama dua minggu, serta penurunan berat badan atau kesulitan menaikkan berat badan.
Orang tua perlu memperhatikan gejala-gejala ini dan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut jika gejala tersebut muncul. Waspada terhadap penularan TBC di lingkungan rumah juga sangat penting untuk melindungi anak-anak dari penyakit ini.
Orang tua perlu memastikan bahwa lingkungan rumah aman dan bebas dari kuman tuberkulosis. Upaya ini termasuk memastikan bahwa anggota keluarga yang terinfeksi TBC menjalani pengobatan secara teratur dan tepat, serta melakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk mendeteksi tanda-tanda TBC sedini mungkin.
Selain itu, edukasi mengenai cara penularan dan pencegahan TBC harus terus ditingkatkan di kalangan masyarakat. Informasi tentang pentingnya menjaga kebersihan, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, serta memastikan ventilasi udara yang baik di rumah dapat membantu mengurangi risiko penularan TBC.
Orang tua juga perlu mengajarkan anak-anak mereka mengenai pentingnya menjaga kesehatan diri dan mengenali gejala-gejala TBC agar dapat segera mencari bantuan medis jika diperlukan.