Bayi Kembar Siam Asal Buleleng Bali Tak Bisa Dioperasi Pemisahan, Ini Penjelasannya
Sudartana juga menjelaskan, pihaknya juga sudah melakukan pendekatan kepada orang tua korban Kadek Redita (24) dan Putu Ayu Sumadi (18) serta juga memberikan penjelasan terkait kondisinya kedua anaknya.
Bayi kembar Siam asal Kabupaten Buleleng, Bali, diberikan izin untuk pulang atau dirawat jalan setelah dirawat selama tiga bulan. Tim dokter RSUP Sanglah menyatakan bayi kembar Siam itu ternyata tidak bisa dilakukan pemisahan.
Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah Dr. dr. I Ketut Sudartana mengatakan telah melakukan diskusi pada Rabu (9/10) lalu dengan tim Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soetomo Surabaya, Jawa Timur. Hasilnya, bayi kembar siam itu tidak bisa dipisahkan.
-
Tarian apa saja yang ditampilkan oleh Kota Denpasar? Duta kesenian dan kebudayaan Kota Denpasar menyuguhkan tiga pementasan, yakni Tari Legong Tri Sakti, Tari Baris, dan Tari Barong Ket Prabhawaning Bharuang pada malam pementasan budaya serangkaian Rakernas Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Kamis (24/8).
-
Siapa Kadek Devi? Kadek Devi menunjukkan pesona yang memikat saat mendampingi Dewa Yoga yang baru saja menyelesaikan Sespimmen 63 Polri di Lembang, Bandung.
-
Di mana Desa Kesimpar berada? Desa di tengah Hutan Petungkriyono itu bernama Kesimpar.
-
Di mana Desa Sinar Bandung berada? Desa yang berlokasi di Kecamatan Negeri Katon ini jadi salah satu desa yang unik di Pulau Sumatra.
-
Siapa Delsy Syamsumar? Delsy Syamsumar, Pelukis Neoklasik Asal Sumbar yang Karyanya Sudah Diakui Dunia Salah satu pelukis terkemuka di Indonesia ini telah melahirkan karya-karya hebat yang sudah diakui oleh Lembaga Seni dan Sejarah Perancis melalui literatur.
-
Mengapa Denpasar menampilkan tarian di Semarang? Ini tentu menjadi kesempatan kami untuk bisa mempromosikan budaya Bali agar bisa lebih dikenal oleh masyarakat secara luas," ungkap Jaya Negara.
"Kemarin kita melakukan diskusi dengan mendatangkan tim bayi kembar Siam dari Soetomo Surabaya. Kemudian, langsung melakukan pemeriksaan pada pasien," kata Sudartana saat ditemui di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali, Rabu (23/10).
"Dari hasil pemeriksaan tersebut, ternyata jantung kedua bayi itu, baik bayi satu maupun dua itu saling berhubungan. Jadi, ada lobang yang menghubungkan bayi satu dan bayi dua. Sehingga, disimpulkan bahwa itu tidak mungkin bisa dipisahkan lagi. Itu permanen, karena lubangnya cukup besar," sambung Sudartana.
Kemudian, dari saran tim dokter RSUD Soetomo bayi kembar siam agar dirawat dan tidak dilakukan operasi pemisahan karena jantungnya saling berhubungan. Selanjutnya, bayi kembar itu disarankan untuk dirawat jalan.
"Jika kondisinya bagus dan optimal, minum bisa dan makan bisa dan kesehatannya mencukupi diizinkan untuk pulang dengan pertimbangan kalau terlalu lama dirawat rumah sakit kemungkinan akan terinfeksi oleh bayi-bayi lainnya," ujarnya.
"Kemudian juga Bapak-Ibunya sudah tiga bulan meninggalkan tempat tinggalnya dan tentunya akan mengganggu aktivitas mereka atau kerjanya mereka," imbuh Sudartana.
Sudartana juga menjelaskan, pihaknya juga sudah melakukan pendekatan kepada orang tua korban Kadek Redita (24) dan Putu Ayu Sumadi (18) serta juga memberikan penjelasan terkait kondisinya kedua anaknya.
Kini bayi kembar siam itu, ada di wilayah Denpasar di rumah keluarga orang tuanya karena dengan pertimbangan jika ada hal yang penting bisa cepat dibawa ke RSUP Sanglah, Denpasar.
"Keluarga telah setuju untuk dilakukan rawat jalan atau dipulangkan dan pasien masih ada di Denpasar dengan pertimbangan kalau ada apa-apa lebih cepat bisa ke rumah sakit atau tim kami yang datang ke rumahnya bayi di mana bayi tersebut diinapkan. Itu yang sudah kami lakukan," jelasnya.
Kemudian untuk saat ini, pihaknya belum mendapatkan laporan tentang bayi kembar siam itu. Namun, akan terus dikontrol kondisi bayi itu. "Sampai sekarang belum ada laporan kondisinya tapi mudah-mudahan tetap baik kondisinya," ungkapnya.
Sudartana juga menjelaskan, sebelum dipulangkan kondisi jantung bayi siam itu masih baik dan memang selama dirawat sudah tidak perlu bantuan oksigen dan lainnya. Kemudian, untuk berat badan bayi kembar siam yang diberi nama Komang Dita Ariyani dan Kadek Lianasari terus bertambah.
"Kondisi berat badannya bertambah, pada saat datang 33 (kilo gram) dan sekarang 62 (kilo gram). Selama kita rawat memang semakin membaik kondisinya sudah bisa minum susu dan lainnya. Tentu kita melakukan pemeriksaan rutin dan pasti kita kontrol," ujar Sudartana.
Seperti yang diberitakan, bayi kembar dempet tersebut merupakan anak pertama dari Kadek Redita dan Putu Ayu Sumadi. Bayi tersebut lahir melalui operasi cesar di RS Santi Graha, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali, dengan kondisi sehat. Bayi lahir dengan berat 4,2 kg dan panjangnya 49 cm, Rabu (3/7) lalu, sekitar pukul 16.00 WITA.
Kemudian dirujuk ke RSUP Sanglah pada Kamis (4/7) sekitar pukul 17.00 WITA, untuk mendapatkan penanganan lebih intensif dan selama perawatan ditempatkan di ICU ruang Cempaka, RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.
Baca juga:
Pemisahan Bayi Kembar Siam di Bali Tunggu Tim RSUD Soetomo Surabaya
Ayah Bayi Kembar Siam di Bali Berjualan Canang Sari untuk Penuhi Kebutuhan Hidup
Bayi Kembar Siam di Buleleng Lahir dengan Tangan dan Kaki 4
Sempat Stabil Usai Operasi Kembar Siam, Bayi Aysha Embus Napas Terakhir di RSMH
Jalani Operasi 7 Jam, 1 Bayi Kembar Siam Asal Palembang Meninggal Dunia
Bayi Kembar Adam dan Malik Pulang Kampung Setelah Dipisahkan