Delsy Syamsumar, Pelukis Neoklasik Asal Sumbar yang Karyanya Sudah Diakui Dunia
Salah satu pelukis terkemuka di Indonesia ini telah melahirkan karya-karya hebat yang sudah diakui oleh Lembaga Seni dan Sejarah Perancis melalui literatur.
Salah satu pelukis terkemuka di Indonesia ini telah melahirkan karya-karya hebat yang sudah diakui oleh Lembaga Seni dan Sejarah Perancis melalui literatur.
Delsy Syamsumar, Pelukis Neoklasik Asal Sumbar yang Karyanya Sudah Diakui Dunia
Indonesia memiliki pelukis-pelukis handal dengan karya-karya yang begitu indah, bahkan mereka berhasil menjadi panutan dan contoh bagi generasi penerusnya. Lebih dari itu, karya mereka pun sudah diakui dunia dan bahkan sudah dilelang dengan harga tinggi.
Salah satu pelukis handal pada masanya bernama Delsy Syamsumar. Mendengar namanya saja mungkin sudah asing, tapi tidak bagi para pencinta dan pegiat seni terutama seni lukis. Beliau merupakan pelukis "Neoklasik" yang sudah memulai menggambar di kanvas sejak kecil. (Foto: Wikipedia)
-
Apa yang membuat Dewi Perssik terkenal? Debut album Dewi Perssik yang diluncurkan pada tahun 2003 sukses menarik perhatian masyarakat, terutama berkat gerakan tariannya yang unik dan penuh energi.
-
Siapa yang memuji penampilan Ussy Sulistiawaty? Foto-foto Ussy kali ini kembali mendapat pujian dari netizen serta rekan artis seperti Ririn Ekawati dan lainnya.
-
Apa gelar yang Desy Ratnasari dapatkan? Alya sangat bangga dengan pencapaian Desy yang kini sudah lulus S-3. Desy sekarang resmi menyandang gelar doktor di depan namanya.
-
Siapa yang kagum dengan kesuksesan Dewi Perssik? Netizen berdecak kagum melihat kesuksesan Dewi Perssik memiliki rumah mewah tersebut.
-
Siapa yang terkenal dengan susuk? Susuk kecantikan pertama kali dikenal luas berkat seorang ahli susuk dan pakar energi aura, Ibu Aura, yang memperkenalkan praktik ini di masyarakat.
-
Siapa yang memuji penampilan Dewi Perssik? Netizen memuji Dewi Perssik di kolom komentar, menyebut penampilannya bikin pangling, gong banget, dan mirip artis telenovela.
Dengan bakat dan keahlian yang dimilikinya, karya-karya Delsy sudah diakui oleh Lembaga Seni dan Sejarah Perancis melalui sebuah buku literatur seni dunia "France Art Journal 1974". Ia mendapatkan predikat " II'exellent dessinateur" dan "Litteratures Contemporaines L' Azie du Sud Est" hingga diakui sebagai seniman dari Asia Tenggara terbaik.
Selain melukis, Delsy juga cukup piawai dan berbakat di bidang lainnya, seperti designer, ilustrator, dan juga komikus.
Profil Singkat
Delsy Syamsumar lahir di Sungai Puar, Sumatera Barat pada 7 Mei 1935. Ia sudah pandai melukis sejak usia 5 tahun. Ketika perang berkecamuk, keluarganya memutuskan untuk pindah tempat tinggal di Bukittinggi.
Delsy dalam setiap jenjang pendidikan selalu menonjol di bidang seni lukis. Meski dia menempuh pendidikan menengah umum dan pendidikan agama Islam, ia selalu langganan juara di setiap sayembara lukisan di sekolah-sekolah Sumatera Barat.
Ketika dirinya menginjak usia 17 tahun, Delsy sudah mampu melukis sebuah komik sejarah yang ia karang sendiri lalu dikirim secara independen ke pos majalah ibukota. Kumpulan karya-karyanya itu terdiri dari Komik “Mawar Putih” tentang “Bajak Laut Aceh” dimuat di majalah “Aneka".
Dipanggil ke Jakarta
Kehidupan orang Minang kebanyakan berprofesi sebagai pedagang, namun nasib berbeda justru dialami oleh Delsy. Ia malah dipanggil ke Jakarta oleh sebuah penerbit dengan fasilitas yang lengkap dan memadai.
Awalnya Delsy tidak begitu direstui orang tuanya jika ia pergi merantau sebagai seorang pelukis. Namun, karena mendapat undangan dari penerbit, akhirnya kedua orang tua Delsy rela melepas anaknya ke Jakarta.
Bakat melukis Delsy memang mendapat dukungan penuh dari orang tuanya. Sejak kecil ia sudah dibelikan cat minyak oleh sang ayah yang berprofesi sebagai pengukir Rumah Gadang. Delsy bahkan telah memiliki cita-cita ingin menjadi pelukis kondang seperti Basuki Abdullah dan Raden Saleh.
Memiliki Ciri Khas
Dikutip dari berbagai sumber, Delsy Syamsumar memiliki karakter dan ciri khas dari setiap goresannya. Ia mahis melukis se-sosok wanita. Ia juga mampu menggambarkan ekspresi dan gerak tokoh-tokohnya yang komunikatif.
Sudut pandang lukisan Delsy terkadang cenderung filmis. Hal ini karena pengaruh yang diterimanya ketika terjun di dunia film.
Lukisan maupun ilustrasi miliknya banyak mendapat pujian dari literatur seni di Australia hingga Perancis. Ketika dirinya terjun di dunia film, Delsy berperan sebagai Art Director senior. Ia juga membuka sanggar untuk mendidik pelukis muda berbakat sekaligus menjadi tenaga perfilman.
Raih Penghargaan
Pada saat diselenggarakan Festival Film Asia di Tokyo tahun 1962, Delsy Syamsumar berhasil menyabet penghargaan sebagai Art Director terbaik di Asia atas film yang berjudul "Holiday in Bali" yang disutradarai oleh H. Usmar Ismail.
Lebih dari itu, Delsy juga pernah menyabet beberapa penghargaan lainnya terutama di bidang seni lukis. Pada pameran tunggalnya di Gedung Kesenian Jakarta, salah satu karyanya berhasil mencatatkan rekor nilai lelang termahal.
Delsy Syamsumar menghembuskan napas terakhir di pangkuan istri pertamanya, Adila, di Jakarta pada tanggal 21 Juni 2001. Ia meninggalkan 9 orang anak dari 5 wanita yang dinikahinya.